Sejak kapan dan bagaimana manusia pertama kali menetap di benua Amerika telah menjadi salah satu misteri sejarah yang memicu perdebatan selama berabad-abad.
Pada abad ke-20, para ahli arkeologi meyakini bahwa manusia mencapai pedalaman Amerika Utara sekitar 14.000 tahun yang lalu. Namun, pandangan akhirnya ini mengalami perubahan signifikan berkat penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah "Science" pada bulan September 2021 yang mendukung teori bahwa manusia sudah ada di Amerika sekitar 23.000 tahun yang lalu.
Manusia Berada di Amerika sejak Akhir Zaman Es
Pada awalnya, pandangan bahwa manusia pertama kali mencapai benua Amerika adalah melalui jalan bebas es yang terbentuk antara dua lapisan es besar di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kanada dan Amerika Serikat bagian utara. Hal ini dijelaskan oleh dua penelitinya, Matthew Robert Bennett dan Sally Christine Reynolds melalui The Conversation.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalan ini terbentuk akibat pencairan akhir Zaman Es terakhir dan diyakini telah memungkinkan manusia untuk melakukan perjalanan dari Alaska ke wilayah pedalaman Amerika Utara. Ini menjadi penjelasan yang logis mengenai bagaimana manusia pertama kali tiba di Amerika.
Namun, seiring berjalannya waktu, teori ini mulai diperdebatkan dan kemunduran tanggal awal dimulai. Dalam beberapa dekade terakhir, tanggal awal keberadaan manusia di Amerika telah mundur dari 14.000 tahun yang lalu menjadi 16.000 tahun yang lalu.
Walaupun tanggal ini masih konsisten dengan gagasan bahwa manusia tiba di Amerika saat Zaman Es terakhir berakhir, keraguan tentang kronologi tersebut semakin berkembang.
Manusia Sudah Ada di Amerika Sejak 23.000 Tahun Lalu
Pada tahun 2021, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal "Science" menggemparkan komunitas ilmiah. Penelitian ini menyajikan bukti yang mengonfirmasi bahwa manusia sudah berada di Amerika sekitar 23.000 tahun yang lalu, yang merupakan puncak dari Zaman Es terakhir.
Temuan ini berasal dari jejak kaki fosil yang ditemukan di New Mexico, tepatnya di daerah White Sands. Jejak kaki tersebut diperkirakan berasal dari sekelompok manusia yang melewati danau kuno dekat White Sands.
Temuan ini tidak hanya menambahkan 7.000 tahun sejarah manusia di Amerika, tetapi juga mengubah paradigma dalam sejarah prasejarah Amerika. Sehingga, ini membuka kemungkinan bahwa manusia telah mencapai Amerika bahkan sebelum Zaman Es terakhir berakhir, atau mungkin mereka tiba di sana pada tahap pencairan yang lebih awal.
Perdebatan terhadap Hasil
Hasil dari penelitian ini tentu saja mendapat banyak kritik. Namun, tim peneliti telah menjalankan serangkaian uji untuk memastikannya. Salah satu teknik yang digunakan adalah penanggalan radiokarbon, yang didasarkan pada peluruhan radioaktif isotop karbon-14 dalam bahan organik.
Meskipun beberapa kritikus mengklaim bahwa penanggalan radiokarbon tersebut bisa terpengaruh oleh efek "air sadah (air kapur)," tim peneliti memeriksa hal ini dengan cermat.
Mereka melakukan penanggalan radiokarbon pada benih rumput parit yang ditemukan di lapisan sedimen di atas dan di bawah jejak kaki fosil. Rumput parit merupakan tanaman air, dan ada kemungkinan benih dari tanaman ini telah menghabiskan air dalam waktu yang lama, membuatnya tampak lebih tua dari usianya sebenarnya.
Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada efek air lama yang memengaruhi hasil penanggalan radiokarbon.
Selain penanggalan radiokarbon, tim peneliti menggunakan metode penanggalan lain yang disebut pendaran terstimulasi optik (OSL). Metode OSL mengandalkan akumulasi energi dalam butiran kuarsa yang terkubur seiring waktu. Dengan mengukur energi ini, mereka dapat menentukan usia butiran kuarsa dan membandingkannya dengan hasil penanggalan radiokarbon untuk memvalidasi tanggal yang ditemukan.
(nah/nah)