Ada Waduk Air Bawah Laut di Selandia Baru, Ilmuwan Ungkap sebagai Titik Gempa

ADVERTISEMENT

Ada Waduk Air Bawah Laut di Selandia Baru, Ilmuwan Ungkap sebagai Titik Gempa

Fahri Zulfikar - detikEdu
Minggu, 08 Okt 2023 16:00 WIB
Reservoir air bawah laut ditemukan ilmuwan di Selandia Baru
Foto: Doc. Gase, dkk via SciNews
Jakarta -

Ahli geosains berhasil menemukan reservoir air yang terletak 3,2 km di bawah dasar laut di lepas pantai Selandia Baru. Peneliti mengungkapkan, tempat air tersebut merupakan tempat terjadinya gempa besar yang melanda Pulau Utara Selandia Baru.

Temuan ini berawal dari pencitraan seismik 3D, yang memperlihatkan adanya reservoir air di bawah laut. Pendapat peneliti tentang titik gempa diketahui karena adanya patahan yang menghasilkan gempa bumi gerak lambat, yang disebut peristiwa slip lambat (slow slip events).

Hal ini dapat melepaskan tekanan tektonik yang terpendam tanpa membahayakan selama berhari-hari dan berminggu-minggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak gempa bumi slow slip diperkirakan terkait dengan air yang terkubur. Namun, hingga saat ini tidak ada bukti geologis langsung yang menunjukkan adanya reservoir air sebesar itu di patahan Selandia Baru ini," kata Dr Andrew Gase, peneliti pascadoktoral di University of Texas, dikutip dari SciNews.


Situs yang Terbentuk 125 Juta Tahun Lalu

Peneliti mengatakan, sejauh ini belum bisa melihat cukup dalam untuk mengetahui secara pasti dampak patahan tersebut. Namun, mereka dapat melihat bahwa jumlah air yang turun di patahan tersebut sebenarnya jauh lebih tinggi dari biasanya.

ADVERTISEMENT

Adapun situs tempat Dr Gase dan rekannya menemukan air tersebut adalah bagian dari provinsi vulkanik luas yang terbentuk ketika gumpalan lava seukuran Amerika Serikat menembus permukaan Bumi di Samudra Pasifik 125 juta tahun yang lalu.

Peristiwa ini merupakan salah satu letusan gunung berapi terbesar yang diketahui dan berlangsung selama beberapa juta tahun.

Lalu dengan pemindaian seismik, peneliti membuat gambar 3D dataran tinggi vulkanik kuno di mana mereka bisa melihat sedimen tebal dan berlapis di sekitar gunung berapi yang terkubur.

Peneliti juga melakukan percobaan laboratorium pada sampel inti batuan vulkanik dan menemukan bahwa air membentuk hampir setengah volumenya.

"Kerak samudera yang normal, setelah berumur sekitar 7 atau 10 juta tahun, seharusnya mengandung lebih sedikit air," ungkap Dr Gase.

"Kerak samudera berdasarkan pemindaian seismik berusia sepuluh kali lebih tua, namun tetap jauh lebih basah. Laut dangkal tempat letusan terjadi mengikis beberapa gunung berapi menjadi batuan berpori dan pecah yang menyimpan air seperti akuifer saat terkubur. Seiring waktu, bebatuan dan pecahan batu berubah menjadi tanah liat, sehingga mengunci lebih banyak air," imbuhnya.

Temuan Terkait Dampak Patahan Gempa

Temuan yang terbit di jurnal Science Advances dinilai penting oleh para ilmuwan. Sebab, para ilmuwan berpendapat bahwa tekanan air bawah tanah mungkin merupakan unsur utama dalam menciptakan kondisi yang melepaskan tekanan tektonik melalui gempa bumi lambat.

Hal ini biasanya terjadi ketika sedimen kaya air terkubur bersama patahan tersebut, sehingga memerangkap air di bawah tanah. Namun, patahan Selandia Baru hanya mengandung sedikit sedimen laut khas ini.

Sebaliknya, para peneliti berpendapat bahwa gunung berapi purba dan batuan yang berubah dan sekarang berupa tanah liat yang bisa membawa sejumlah besar air ke bawah saat tertelan oleh patahan tersebut.

Peneliti di Universitas Texas, Profesor Demian Saffer, berpendapat bahwa patahan gempa lain di seluruh dunia mungkin berada dalam situasi serupa

Menurutnya, ini adalah ilustrasi yang sangat jelas tentang korelasi antara cairan dan gaya pergerakan patahan tektonik, termasuk perilaku gempa

"Ini adalah sesuatu yang kami hipotesiskan dari eksperimen laboratorium, dan diprediksi oleh beberapa simulasi komputer, namun hanya ada sedikit eksperimen lapangan yang jelas untuk mengujinya pada skala lempeng tektonik," pungkasnya.




(faz/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads