Jangan Menyerah! Peraih Nobel 2023 Ini Dulu Gagal di Ujian Kimia Pertama

ADVERTISEMENT

Jangan Menyerah! Peraih Nobel 2023 Ini Dulu Gagal di Ujian Kimia Pertama

Nikita Rosa - detikEdu
Sabtu, 07 Okt 2023 11:00 WIB
Moungi Bawendi, Profesor Kimia MIT dan Peraih Nobel 2023
Moungi Bawendi peraih Nobel Kimia 2023 Foto: MIT
Jakarta -

Profesor Massachussetts Institute of Technology (MIT) Moungi Bawendi adalah salah satu pemenang hadiah Nobel Kimia 2023 karena membantu mengembangkan titik kuantum. Tidak banyak yang tahu jika profesor satu ini pernah gagal dalam ujian kimia pertamanya.

Penghargaan Nobel merupakan penghargaan yang diberikan kepada individu atau organisasi yang berjasa di bidang fisika, kimia, medis, sastra, ekonomi, dan perdamaian. Moungi Bawendi mendapatkan Nobel Kimia atas penelitian titik kuantum bersama Louis E Brus dan Alexe I Ekimov.

Sebelum menyandang gelar peraih Nobel Kimia maupun profesor, Bawendi sempat meragukan kemampuannya dalam kimia. Saat menduduki bangku sarjana, ia sempat gagal dalam ujian kimia pertamanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gagal di Ujian Kimia Pertama

Bawendi merupakan mahasiswa sarjana di Harvard University saat menghadapi momen, yang menurutnya, hampir 'menghancurkan' dirinya. Ilmuwan itu gagal dalam ujian kimia pertamanya.

Pria berusia 62 tahun itu diketahui unggul dalam bidang sains selama masa sekolah menengah atas. Namun semua itu berubah ketika dia menjajaki jenjang sarjana pada akhir tahun 1970-an.

ADVERTISEMENT

"Saya terbiasa tidak harus belajar untuk ujian," katanya dalam Science Alert dikutip Jumat (6/10/2023).

Saat itu, ia juga merasa terintimidasi dengan ukuran aula yang sangat besar dan pengawas yang tegas. "Saya melihat pertanyaan pertama dan saya tidak dapat memahaminya, dan pertanyaan kedua saya tidak dapat memahaminya," kenangnya.

Pada akhirnya, Bawendi mendapat nilai 20 dari 100. Nilai terendah di seluruh kelas. "Dan saya berpikir, 'Ya Tuhan, inilah akhir dari diri saya, apa yang saya lakukan di sini?'" ujarnya.

Meskipun Bawendi menyukai kimia, dia menyadari bahwa dia belum mempelajari seni mempersiapkan ujian. Sesuatu yang segera ia perbaiki.

"Saya menemukan cara untuk belajar, yang sebelumnya saya tidak tahu bagaimana cara melakukannya," katanya. "Dan setelah itu hampir mencapai nilai 100 pada setiap ujian," sambungnya.

Ingatkan Generasi Muda Untuk Tidak Menyerah

Kegagalan Bawendi mendorongnya untuk bangkit kembali dan belajar lebih giat. Lewat pengalamannya itu, ia berpesan kepada generasi muda untuk tekun belajar dan jangan pantang menyerah.

"Itu bisa dengan mudah menghancurkan saya, pengalaman pertama saya mendapat nilai F, nilai terendah di kelas saya sejauh ini," ujarnya.

Tentang Titik Kuantum

Bersama Louis E Brus dan Alexe l Ekomov, Bawendi meneliti titik kuantum yang kini ditemukan di layar TV generasi berikutnya dan membantu menerangi tumor di dalam tubuh.

Titik kuantum adalah partikel nano yang sifatnya sangat kecil, termasuk warna, dan diatur oleh mekanika kuantum. Meskipun Bawendi tidak menemukannya, Bawendi merevolusi teknik pembuatannya dengan presisi dan dalam skala besar, sehingga membuka jalan bagi penerapannya hingga saat ini.

Di MIT, Moungi Bawendi memiliki laboratorium riset nanokristal, termasuk titik kuantum. Ia juga merupakan pembimbing dalam Studi Energi Minrot yang mempelajari cara memproduksi energi sambil menyingkirkan emisi karbon.




(nir/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads