Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di alam dapat memberi dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental, seperti stres, kecemasan, serta depresi. Hal ini membuktikan bahwa kondisi alam dan manusia saling berkaitan dalam kehidupan.
Konsep pemikiran tentang kaitan alam dan manusia pernah dirumuskan oleh Theodore Roszak dari Universitas California pada tahun 1990-an. Konsep tersebut dinamakan ekopsikologi.
Konsep ekopsikologi memiliki aspek penting bahwa struktur pikiran manusia didasari oleh produk alam, meski dunia semakin modern dan berteknologi, sebagaimana dilansir dari Psychology Today.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyisihkan Waktu 2 Jam dalam Seminggu
Psikolog dan Penulis asal Hawaii, Rosemary K.M. Sword dan Philip Zimbardo, menjelaskan, apabila ingin mendapatkan dampak positif tersebut, manusia hanya perlu waktu dua jam dalam seminggu untuk berada di alam, tidak lebih dan tidak kurang.
Hal ini berdasarkan sebuah penelitian berjudul "Spending at least 120 minutes a week in nature is associated with good health and wellbeing" dari ResearchGate tahun 2019 oleh Matthew White.
Penelitian tersebut dilakukan terhadap 20.000 orang yang menghabiskan waktu dua jam seminggu di lingkungan alam.
Hasilnya menunjukkan bahwa mereka merasa kesehatannya lebih baik. Waktu dua jam tersebut dapat dibagi dalam seminggu dan tidak harus dilakukan sekaligus.
Pentingnya untuk Semakin Dekat dengan Alam
Banyak peneliti, pakar kesehatan, atau pemerintah seluruh dunia yang kini berusaha menghadirkan alam di aspek kehidupan sehari-hari. Beberapa hal yang sudah dilakukan adalah seperti pembuatan taman di beberapa tempat dan pembuatan akses ruang hijau.
Amerika Serikat misalnya, saat ini sedang mengembangkan konsep sekolah hutan dari tradisi Skandinavia, yang pembelajarannya dilakukan di ruang alam. Kemudian terdapat juga proyek pemetaan taman selama 7 tahun oleh The Trust for Public Lands.
Proyek tersebut berguna untuk menyediakan taman dalam jarak 10 menit dengan berjalan kaki untuk 14.000 komunitas dari 86 persen wilayah negara AS.
Beberapa program tersebut juga mendorong para kelompok pelayanan kesehatan untuk memanfaatkan alam dalam meningkatkan kesehatan, kebahagiaan, sekaligus peduli terhadap lingkungan.
Selain Amerika, Jepang juga memiliki cara mendekatkan diri dengan alam. Para peneliti menggunakan cara 'mandi di hutan' sebagai istilah aktivitas berjalan-jalan di hutan.
Peneliti menyatakan bahwa kegiatan tersebut bermanfaat untuk melawan tumor dan infeksi dikarenakan aerosol hutan yang terhirup dapat meningkatkan sel pembunuh alami dalam tubuh.
Aktivitas "Forest Bathing" atau mandi hutan di Jepang ini disebut sebagai Shinrinyoku dan telah ada sejak tahun 1982. Aktivitas ini juga diperkenalkan secara global oleh Association of Nature and Forest Therapy Guides yang memiliki slogan 'Hutan adalah terapis'.
Cara Bercengkerama dengan Alam
Terdapat cara-cara lain yang bisa dilakukan untuk mendekatkan diri dan memanfaatkan alam. Penelitian dari PubMed Central tahun 2018 menyatakan bahwa berkebun bermanfaat bagi kesehatan mental dan fisik.
Hal tersebut terjadi ketika proses menggali tanah maka akan meningkatkan mikroba dalam tanah yang menghasilkan aerosol seperti mandi di hutan. Aerosol yang terhirup akan menstimulasi produksi serotonin dan membuat tubuh rileks.
Berkebun dengan menanam tanaman, bunga, atau merawat taman herba dalam pot adalah cara yang bisa dilakukan untuk menghadirkan alam di rumah. Bahkan hewan peliharaan juga bisa membantu terhubung dengan alam yang membuat diri lebih sehat dan bahagia.
Berbagai cara sebenarnya dapat dilakukan dengan sederhana, seperti meluangkan waktu untuk menikmati pepohonan, bunga, dan tanaman hijau. Bahkan hal tersebut bisa berkaitan pula dengan aspek spiritual.
Bahkan tak jarang pula yang lebih memilih untuk menikmati alam untuk mengekspresikan kegembiraan dan rasa syukur. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa manusia lahir dari alam, hidup di Bumi, dan ketika mati akan kembali ke Bumi tanpa peduli keyakinan yang dianut.
Aktivitas tersebut sebetulnya telah lama dilakukan oleh orang-orang zaman dulu yang memiliki kebiasaan menjelajah hutan untuk mencari bimbingan dan berkomunikasi dengan Tuhan. Hal ini menandakan bahwa alam benar-benar berpengaruh, baik untuk kesehatan hingga spiritual.
(faz/faz)