Bakteri Ini Bikin Kentut Bau, tapi Lindungi Manusia dari Pembawa Penyakit

ADVERTISEMENT

Bakteri Ini Bikin Kentut Bau, tapi Lindungi Manusia dari Pembawa Penyakit

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 02 Okt 2023 18:30 WIB
7 Etika Makan Teraneh di Dunia dari Kentut hingga Sendawa
Bakteri usus ini bikin kentut bau, tetapi melindungi manusia dari penyakit. Begini kehidupannya. Foto: iStock
Jakarta -

Kentut terdiri dari gas tidak berbau dan gas bau. Yang tidak berbau terdiri dari nitrogen, oksigen, hidrogen, dan karbon dioksida. Sementara itu, gas kentut yang bau telur busuk salah satunya berasal dari hidrogen sulfida dalam porsi kecil.

Gas kentut bau tersebut diproduksi oleh mikroba usus pemakan taurin. Kendati menghasilkan gas hidrogen sulfida yang busuk, bakteri ini melindungi manusia dari organisme penyebab penyakit alias patogen seperti Klebsiella dan Salmonella. Temuan ini dipublikasikan Huimin Ye dan rekan-rekan dalam jurnal Nature Communications.

Mikroba Kentut Bau Halau Pembawa Penyakit

Mikroba penghasil gas kentut bau rupanya dapat bantu 'mencekik' patogen yang bertahan hidup dengan oksigen, seperti Klebsiella. Caranya adalah menghasilkan gas kentut hidrogen sulfida yang berbau busuk dengan kadar yang cukup. Sulitnya oksigen di sekitar membuat Klebsiella susah berkoloni.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hidrogen sulfida dapat menekan metabolisme beberapa patogen yang bergantung pada oksigen," kata Ye, dikutip dari laman resmi Universitas Wina.

Namun, peneliti menggarisbawahi bahwa kadar hidrogen sulfida yang berlebihan juga berisiko negatif, seperti peradangan usus dan kerusakan di lapisan usus. Untuk itu, temuan mikroba penghasil gas bau kentut ini dinilai dapat menjadi dasar pengembangan intervensi terapeutik, misalnya untuk penyakit radang usus.

ADVERTISEMENT

Makan Taurin

Peneliti menamai mikroba baru penghasil H2S tersebut Taurinivorans muris. Sebab, uniknya, bakteri ini hanya makan taurin.

"Bakteri yang kami gambarkan memiliki pola makan yang tidak seimbang. Bakteri ini berspesialisasi dalam mengonsumsi taurin (di tubuh manusia)," kata Alexander Loy, pemimpin studi tersebut dari Pusat Ilmu Mikrobiologi dan Sistem Lingkungan (CeMESS), Universitas Wina.

Taurin adalah asam amino esensia yang disintesis di hati manusia dala jumlah kecil. Sebagian besar taurin didapatkan manusia dari bahan makanan seperti daging, susu, dan hasil laut. Taurin bermanfaat bagi manusia untuk penuaan yang sehat, mencegah penyakit terkait usia.

Loy menjelaskan, untuk mendapatkan cukup taurin di usus, Taurinivorans muris butuh bantuan mikroba usus lain agar taurin lepas dari asam empedu. Asam empedu yang mengandung taurin diproduksi di hati.

Makin banyak lemak yang manusia makan, makin banyak asam empedu yang dilepaskan ke usus agar bisa mencerna lemak. Karena itu, aktivitas bakteri di usus rupanya turut memengaruhi metabolisme asam empedu di hati.




(twu/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads