Sebuah studi mengungkap sebuah penemuan bukti alas kaki tertua di zaman paleolitikum tengah. Penelitian ini dilakukan oleh Charles Helm dan rekan-rekannya, dari Universitas Nelson Mandela.
Dalam studi tersebut dinyatakan bahwa penemuan alas kaki ini berasal dari kajian dalam ilmu Ichnology, yaitu studi tentang jejak fosil, liang, atau penggalian oleh hewan. Penemuan ini menjadi jawaban atas pertanyaan selama ini tentang informasi kapan dan di mana manusia pertama kali membuat alas kaki.
Penelusuran Jejak Alas Kaki Tertua di Afrika & Eropa Barat
Dilansir dari laman The Conversation, diketahui selama ini para ilmuwan telah meneliti tentang jejak para hewan vertebrata dan kali ini peneliti yakin bahwa jejak baru yang ditemukan adalah jejak manusia meski tidak ada bukti jari kaki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penemuan ini diklaim sebagai penemuan jejak alas kaki manusia tertua. Para peneliti mempertimbangan area jejak hominin kuno ini dan melaporkan bahwa ada dua tempat utama yang tepat untuk mencari jejak hominin beralas kaki, yaitu di Eropa Barat dan Afrika Selatan.
Dalam studi tersebut, tim Dr Helm melakukan analisis mengenai jejak hominin bersepatu di Pantai Cape Afrika Selatan dengan membandingkannya dengan studi lainnya tentang jejak bersepatu dari Eropa Barat.
"Catatan dari situs global menganggap bahwa jejak bersepatu oleh hominin tersebut jarang ada," jelas peneliti dalam studi jurnal Ichnos, dikutip dari Sci News.
Penemuan Jejak Kaki Manusia Bersepatu
Saat ini permukaan bukit pasir kuno yang dilalui nenek moyang telah disemen dan diawetkan sebagai aeolianites, yaitu seperti bebatuan.
Penemuan ini setidaknya mengungkap tiga situs jejak di Pantai Cape Selatan yang mungkin adalah jejak manusia bersepatu.
"Kami sebelumnya telah melaporkan jejak nenek moyang Homo sapiens kami yang bertelanjang kaki di sepanjang garis pantai ini dan sekarang fokus pada tiga situs yang tampaknya berasal dari hominin, tetapi tidak mengandung bukti jejak kaki," ungkap para peneliti.
Selanjutnya, peneliti akan memanfaatkan pengetahuan yang telah mereka miliki tentang sandal yang digunakan oleh penduduk asli San di pasir Gurun Kalahari untuk memberi kami gagasan tentang seperti apa alas kaki kuno itu.
Adapun penggambaran contoh alas kaki tertua juga ada pada catatan seni penduduk San yang diteliti dalam artikel penemuan alas kaki berusia 7.500 tahun di Missouri oleh Jenna dan rekannya.
Kini, para peneliti telah membuat berbagai jenis temuan alas kaki dan menggunakannya untuk membuat jalur di pantai dan bukit pasir di Pantai Cape lalu dianalisis.
Dari analisis tersebut ditemukan bahwa desain sol alas kakinya terbuka dan keras serta jejaknya di atas pasir yang lembap. Hal tersebut sesuai dengan temuan di tiga lokasi jejak fosil.
Perlu Adanya Analisa Lebih Lanjut
Peneliti mengatakan, untuk mengidentifikasi jejak hominin perlu adanya jejak jari juga yang menjadi faktor penting. Namun pada jejak tersebut tidak ditemukan jejak jari, karena jejak kali ini adalah jejak manusia yang menggunakan alas kaki.
Perlu adanya pemastian lebih lanjut bahwa jejak ini asli dari alas kaki hominin. Oleh karena itu perlu adanya trek yang tajam untuk memperkirakan garis jejak hominin di tiga lokasi penemuan.
Dari ketiga situs jejak yang ditemukan, tidak ada satupun situs yang diberi tanggal. Namun, peneliti memperkirakan bahwa situs tersebut memiliki usia terdekat berkisar pada 70.000 tahun hingga lebih dari 130.000 tahun, sehingga para peneliti fokus pada periode tersebut.
"Meski buktinya tidak konklusif, tetapi kami sangat senang dengan penemuan kami," tutur para peneliti.
Saat ini, penemuan bukti alas kaki telah mendukung gagasan Afrika Selatan menjadi suatu wilayah di mana kemampuan kognitif dan praktis manusia telah berkembang sejak lama.
Para peneliti juga mencari situs lebih lanjut yang lebih ideal keadaannya untuk mendapatkan analisis yang lebih terperinci.
(faz/faz)