Sebentar lagi, Indonesia akan kembali mengadakan pemilihan umum (pemilu) untuk memilih presiden 2024-2029. Mendekati masa pemilu, mulai banyak ajakan adu gagasan atau debat yang dilontarkan pada bakal calon presiden (bacapres).
Salah satunya, Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi panggung para bacapres untuk berbicara pada publik tentang gagasan mereka.
Menanggapi hal ini, Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair, Dr Suko Widodo Drs MSi, mengatakan kampus merupakan salah satu lingkungan yang ideal untuk mengadakan adu gagasan dan debat bagi bacapres.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kampus sebagai Ruang Strategis
Menurut Suko, lingkungan perguruan tinggi dapat lebih rinci dalam mengadakan kajian strategis. Karena kampus memiliki metodologi yang rinci dalam menakar setiap gagasan, kampus juga mengevaluasi gagasan-gagasan tersebut.
Selain itu, Suko menganggap kampus efektif dalam mengarahkan kampanye politik kepada pemilih pemula, terutama mahasiswa.
"Bacapres dituntut untuk lebih kritis dan strategis dalam menyampaikan gagasan. Eksistensi bacapres dalam menyampaikan gagasan lebih teridentifikasi dengan kritis dan mendalam," ujar Suko dalam laman Unair Senin (25/9/2023).
Kampanye di Kampus Sudah Ada di Amerika
Suko menjelaskan jika sistem dialog antar bacapres di kampus adakan bukan merupakan gagasan baru. Sistem tersebut sudah lama terlaksana di Amerika.
Selain itu, menurutnya, agenda kampanye politik di dalam kampus bukan merupakan hal yang berlawanan dengan hukum.
"Mulai adanya kampanye politik yang masuk kampus tentunya perlu bekal informasi yang cukup untuk mengkaji dinamika politik menuju 2024," ujar Suko.
Tidak Semua Kampus Memadai untuk Mengadakan Adu Gagasan
Kendati demikian, Dosen Komunikasi Politik Unair itu beranggapan jika tidak semua kampus memiliki kualifikasi untuk mengadakan kegiatan tersebut. Perlu kampus dengan nilai integritas dan memiliki kajian yang relevan.
Suko juga menekankan jika kampus yang mengadakan adu gagasan maupun bacapres itu tidak berafiliasi dengan partai politik manapun.
"Kesempatan para bacapres berdialog tentunya menjadi pertemuan strategis untuk bisa menilai visi dan misi yang dibawakan. Hal ini menjadi informasi penting bagi pemilih untuk menentukan pilihan saat pemilu," pungkasnya.
(nir/faz)