Duka mendalam menyelimuti keluarga dan warga Desa Buntet, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, setelah seorang bocah laki-laki berusia 7 tahun ditemukan meninggal dunia usai dilaporkan hanyut di Sungai Kedungsubur.
Korban bernama Achmad Shemy Asyauqi bin Suhaimi, warga Dusun 2 RT 002 RW 005 Desa Buntet, sempat dilaporkan hilang pada Senin (26/5/2025) sore, sekitar pukul 15.30 WIB. Diduga, bocah malang tersebut tenggelam saat sedang bermain air bersama teman-temannya di sungai yang memang kerap menjadi lokasi bermain anak-anak setempat.
Pencarian dilakukan intensif oleh tim gabungan yang terdiri dari Polsek Astanajapura, Koramil, BPBD, Basarnas, serta pemerintah desa dan masyarakat. Setelah upaya pencarian selama hampir dua hari, akhirnya jasad korban ditemukan pada Selasa (27/5/2025) pukul 10.45 WIB, dalam kondisi tidak bernyawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tubuh korban ditemukan tersangkut di dasar sungai, tepat di bawah rerimbunan pohon bambu, sekitar satu kilometer dari titik awal ia dinyatakan hanyut," ungkap Kapolsek Astanajapura, AKP Suwito, saat diwawancarai di lokasi kejadian.
Menurutnya, kondisi medan cukup menyulitkan karena banyak pohon bambu yang tumbuh rapat di sekitar aliran sungai. "Alhamdulillah, berkat kerja sama semua pihak, termasuk masyarakat, korban berhasil ditemukan meski dalam keadaan meninggal," tambahnya.
Kepala Desa Buntet, Edi Suhaedi mengungkapkan, bahwa korban memang sering bermain di sungai tersebut. "Namanya juga anak-anak, kalau tidak hujan biasanya mereka memancing atau mandi di sungai. Tapi kami tidak menyangka tragedi seperti ini akan terjadi," tuturnya pilu.
Jenazah korban langsung dievakuasi menggunakan kantong jenazah dan dibawa ke rumah duka yang tak jauh dari lokasi penemuan. Suasana haru menyelimuti prosesi tersebut. Warga terlihat memadati pinggir jalan, sebagian menundukkan kepala sebagai bentuk duka dan simpati.
Setibanya di rumah duka, tangis histeris pecah dari kedua orang tua korban. Mereka tak kuasa menahan kesedihan saat jenazah putra tercinta tiba. Beberapa warga ikut larut dalam suasana duka, memberikan pelukan dan doa untuk menguatkan keluarga yang ditinggalkan.
Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih waspada terhadap aktivitas anak-anak di sekitar lokasi berisiko seperti sungai. "Apalagi kawasan Sungai Kedungsubur selama ini memang kerap dijadikan tempat bermain anak-anak tanpa pengawasan ketat," pungkasnya.
(mso/mso)