Wuih! Ada Planet Besi Solid Seukuran Bumi, Diduga 'Telanjang' Tersisa Intinya

ADVERTISEMENT

Wuih! Ada Planet Besi Solid Seukuran Bumi, Diduga 'Telanjang' Tersisa Intinya

Nimas Ayu Rosari - detikEdu
Minggu, 24 Sep 2023 09:00 WIB
Planet dari besi solid seukuran Bumi, diduga telanjang tersisa intinya
Foto: (Tangkapan layar Science Alert)
Jakarta -

Para astronom menemukan planet besi solid, dua kali lebih padat dari Bumi. Ukurannya nyaris seukuran Bumi. Planet ini diduga 'telanjang' tersisa intinya saja.

Planet ini merupakan planet Periode Ultra Pendek (Ultra Short Period/USP) yang mengorbit pada bintangnya hanya dalam waktu 7,7 jam. Planet yang termasuk exoplanet alias di luar Tata Surya ini diberi nama Gliese (GJ) 367 b alias Tahay, demikian dilansir dari Science Alert, Kamis (22/9/2023).

Planet Tahay Ditemukan Tahun 2021

Ada sekitar 5.000-an katalog exoplanet, dan 200 di antaranya termasuk USP. Tahay ini sebenarnya ditemukan para astronom dari data satelit TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite) tahun 2021 lalu. Saat itu para astronom mendeteksi sinyal transit sangat lemah dari bintang katai merah Gliese 367. Sinyal itu sangat lemah di batas kemampuan deteksi satelit TESS. Dari lemahnya sinyal itu, para astronom mengetahui bahwa planet ini kecil, yang ukurannya menyerupai Bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para astronom melanjutkan penemuan tahun 2021 ini, memeriksa Tahay, menggunakan spektograf High-Accuracy Radial Velocity Planet Searcher (HARPS) di European Southern Observatory untuk menentukan massa dan kepadatannya.

Hasilnya, para astronomi menemukan radius planet Tahay 72% dari Bumi, dan massanya 55% dari massa Bumi. Ini berarti, kemungkinan besar planet Tahay ini adalah planet besi, hanya menyisakan inti planetnya yang dulunya jauh lebih besar.

ADVERTISEMENT

Namun temuan terbaru para astronom terhadap planet ini adalah hasil pengukuran massa dan radius planet Tahay. Para astronom juga menemukan dua 'saudara kandung' planet Tahay ini.

Hasil Pengukuran Tahay Terbaru

Terbaru, para astronom, Elissa Goffo, PhD dan rekan-rekannya di Departemen Fisika Universitas Turin Italia, menggunakan HARPS untuk mengukur seberapa kecil Tahay ini. Goffo memakai 371 hasil observasi HARPS. Hasilnya, ternyata, dibanding temuan tahun 2021 lalu, massa Tahay membesar dari 55% jadi 63% dari massa Bumi. Sedangkan radius planetnya mengecil, dari 72% menjadi 70% dari radius Bumi.

Intinya, dari hasil pengukuran terbaru ini, planet Tahay dua kali lebih padat dari Bumi. Goffo menyimpulkan kemungkinan Tahay kehilangan lapisan batuannya alias lapisan mantel batunya mengelupas, dan menyisakan inti planetnya.

"Anda bisa membandingkan GJ 367 b dengan planet mirip Bumi yang lapisan batuannya terkelupas," kata penulis utama Goffo.

"Hal ini dapat mempunyai implikasi penting terhadap pembentukan GJ 367 b. Kami percaya bahwa planet ini mungkin terbentuk seperti Bumi, dengan inti padat yang sebagian besar terbuat dari besi, dikelilingi oleh mantel yang kaya akan silikat," lanjut Goffo.

Alasan Planet Tahay Tersisa Intinya

Apa yang membuat sebuah planet kehilangan lapisan batuan dan tersisa intinya saja?

Kemungkinan pertama, Goffo memperkirakan bahwa sesuatu yang besar terjadi pada planet ini. Seperti bencana yang sangat dahsyat yang membuat lapisan batuannya terkelupas.

"Mungkin terjadi tabrakan antarplanet atau dengan protoplanet (planet tua) yang terjadi saat awal pembentukan planet ini," tulis Goho.

Kemungkinan kedua, planet ini terbentuk di wilayah cakram protoplanet yang kaya akan besi. Namun kemungkinan kedua ini sangat kecil hingga tidak mungkin terjadi.

Kemungkinan ketiga, planet ini merupakan sisa-sisa planet raksasa gas seperti Neptunus. Jika kemungkinan ketiga ini yang terjadi, maka planet ini akan terbentuk lebih jauh dari bintangnya dan kemudian bermigrasi ke dalam area bintangnya. Tahay saat ini diketahui sangat dekat dengan bintangnya sehingga radiasi intens dari bintang katai merah akan membuat atmosfernya mendidih.

"Berkat perkiraan massa dan radius kami yang tepat, kami mengeksplorasi potensi komposisi dan struktur internal GJ 367 b dan menemukan bahwa ia diperkirakan memiliki inti besi dengan fraksi massa 0,91," demikian Gofo menuliskan dalam laporannya.

Ditemukan 2 'Saudara Kandung' Tahay

Para peneliti juga menemukan dua planet lagi di sistem ini: G 367 c dan d. Planet pendamping ini juga mengorbit dekat bintang tetapi memiliki massa lebih rendah. Hal ini memberikan tekanan pada gagasan bahwa salah satu dari mereka terbentuk di lingkungan yang kaya zat besi tetapi tidak menghilangkannya.

"Berkat pengamatan intensif kami dengan spektograf HARPS, kami menemukan keberadaan dua planet bermassa rendah tambahan dengan periode orbit 11,5 dan 34 hari, yang mengurangi jumlah kemungkinan skenario yang mungkin mengarah pada pembentukan planet padat tersebut,"kata astronom rekan Gofo, Prof Davide Gandolfi.

"Meskipun GJ 367 b mungkin terbentuk di lingkungan yang kaya zat besi, kami tidak mengecualikan skenario pembentukan yang melibatkan peristiwa kekerasan seperti tabrakan planet raksasa," kata Gandolfi.

Riset Gofo dan Gandolfi dkk soal planet Tahay berjudul "Company for the Ultra-high Density, Ultra-short Period Sub-Earth GJ 367 b: Discovery of Two Additional Low-mass Planets at 11.5 and 34 Days" ini sudah tayang di The Astrophysical Journal Letters Volume 955 Nomor 1 pada 20 September 2023.




(nwk/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads