Tenis Meja: Dari Sejarah, Peraturan, hingga Teknik Dasarnya

ADVERTISEMENT

Tenis Meja: Dari Sejarah, Peraturan, hingga Teknik Dasarnya

Noor Faaizah - detikEdu
Selasa, 19 Sep 2023 06:00 WIB
Pasar menjadi tempat bagi warga untuk melakukan transaksi jual beli. Namun di Pasar Grogol warga tak hanya berbelanja tapi juga bisa berolahraga tenis meja.
Permainan tenis meja Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Detikers, pernahkah kamu mengisi waktu luang dengan bermain tenis meja? Atau melakukannya saat pelajaran olahraga di sekolah?

Tenis meja adalah olahraga permainan yang secara taktik termasuk kelompok permainan net. Permainan ini dapat dianggap sebagai acara rekreasi, dapat juga dianggap sebagai olahraga atletik.

Menurut Sunardianta (2018) tenis meja merupakan olahraga yang tidak mengenal usia. Anak-anak, dewasa, hingga orang tua dapat memainkan tenis meja. Permainan ini bergantung pada kecepatan dan kelihaian dalam memukul bola dengan bet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Permainan tenis meja dapat dilakukan oleh dua orang (permainan tunggal) atau berpasangan (permainan ganda). Alat pemukul yang digunakan bernama bet dan bola kecil yang dikenal dengan bola pingpong.

Bola tenis meja harus berbentuk bulat memiliki ukuran diameter sekitar 40 mm dan berat 2,7 gram. Adapun bet biasanya terbuat dari kombinasi kayu dan juga serat karbon. Bagian sisi bet berfungsi untuk menerima bola dan dilapisi oleh lapisan karet licin dengan ketebalan sekitar 2 mm tanpa spons dan 4 mm dengan spons.

ADVERTISEMENT

Seperti namanya, permainan ini dilakukan di atas meja. Umumnya lapangan tenis meja memiliki bentuk persegi panjang dengan permukaan datar dan rata. Ukuran lebar dari lapangan tenis meja dalam standar internasional adalah 152,5 cm. Sedangkan, untuk ukuran panjang meja adalah 274 cm dengan tinggi 76 cm.

Sementara panjang net tenis meja adalah sekitar 183 cm dengan lebar atau tinggi net adalah 15,25 cm.

Namun, tahukah kamu asal-usul dari sebutan pingpong itu? Yuk simak penjelasannya.

Sejarah Tenis Meja

Mengutip dari Buku Ajar Teori dan Praktik Permainan Tenis Meja karya Andi Kasanrawali, dikatakan bahwa permainan tenis meja berasal dari Inggris pada abad ke-19. Permainan yang diadopsi dari permainan tenis lapangan ini memiliki beberapa sebutan seperti gossima, pingpong, dan whiff-whaff.

Pada 1901, sebutan pingpong menjadi merek dagang bagi peralatan dari perusahaan J. Jaques & Son Ltd. Lalu pada 1920, J. Jaques & Son Ltd. menjual hak nama "ping-pong" kepada Parker Brother yang berasal dari Amerika.

Pada awalnya, permainan tenis meja tidak dianggap sebagai bilang olahraga. Permainan ini sering dimainkan oleh para bangsawan setelah selesai makan malam. Kemudian, seiring perkembangannya, tenis meja mulai populer di wilayah Eropa dan Indonesia pada 1918, yaitu ketika berakhirnya Perang Dunia I.

Kemudian, pada 15 Januari 1926 di Berlin, dibentuk sebuah organisasi level internasional untuk menaungi permainan tenis meja. Organisasi tersebut adalah International Table Tennis Federation (ITTF) dan memiliki 8 anggota pertama yaitu Inggris, Polandia, Jerman, Swedia, perancis, Cekoslovakia, India, dan Jepang.

Di sisi lain, para tokoh dan pecinta tenis meja Indonesia mendirikan Persatuan Pingpong Seluruh Indonesia (PPSI) pada 1939. Kemudian di tahun 1958 dalam kongres yang dilaksanakan di Surakarta, PPSI berubah nama. Kemudian saat ini dikenal induk organisasi tenis meja di Indonesia itu adalah Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI).

Kembali pada ITTF, organisasi ini diprakarsai oleh Dr. George Lehmen asal Jerman dengan presiden pertama yang menjabat yaitu Hon Ivor Montagu dari Inggris. Dengan didirikannya ITTF, maka lahirlah peraturan resmi kompetisi tenis meja.

Pertandingan pertama tenis meja yang diadakan ITTF dilaksanakan pada Desember 1926 dengan nama Kejuaraan Eropa. Permainan tenis meja akhirnya secara resmi diakui sebagai cabang olahraga oleh International Olympic Committee (IOC) pada November 1977.

Peraturan Tenis Meja

Dikutip dari laman Pongfit terdapat beberapa peraturan resmi yang biasanya diterapkan pada kompetisi-kompetisi tenis meja di Amerika Serikat. Beberapa aturan tenis meja:

  • Permainan dimainkan dalam 11 poin. Satu kali bermain, seorang pemain mendapatkan dua poin, dan dalam satu kali putaran/ set maksimal yang dikumpulkan adalah 11 poin.
  • Jika poin seri atau deuce dengan nilai poin 10-10, maka pemain diharuskan untuk melakukan servis secara bergantian
  • Pemain tenis meja dinyatakan menang jika mendapat 11 poin sebanyak 2 set, atau 3 set jika pada set sebelumnya seri
  • Jika bola yang dipukul ke arah lawan meleset, maka poin akan menjadi milik lawan
  • Jika bola memantul 2 kali atau lebih di area lawan dan memantul di garis tepi maka poin akan menjadi milik pemain
  • Ketika service yang dilakukan oleh pemain menyentuh net dan bola jatuh ke lapangan lawan maka si pemukul atau server mendapatkan poin
  • Untuk pertandingan kategori ganda, bola harus memantul di bagian kanan lawan dan tim servis harus bertukar tempat sebanyak 2 kali
  • Jika terjadi rally point, atau kondisi permainan berlangsung lama, lalu bola terkena jaring maka lemparan tersebut dianggap sah
  • Ketika bola memantul di meja, maka bola harus dipukul. Akan tetapi, jika pemain memukul bola sebelum memantul maka poin akan menjadi pihak lawan
  • Saat rally point atau saat melakukan service, bola memantul ke atas jaring dan mengenai area lawan dan lawan tidak memberikan serangan balik, maka itu akan menjadi poin tambahan untuk pemain
  • Bagian tubuh yang boleh terkena bola dan meja papan dalam permainan tenis meja adalah area di bawah pergelangan tangan dan jari
  • Meskipun bola memantul ke samping dan mengenai bagian tepi atas permukaan meja, poin akan tetap dianggap sah.
  • Honor system diberlakukan ketika wasit tidak hadir selama pertandingan dan pemain merasa kurang setuju dengan hasil permainan. Sistem ini dilakukan hingga semua pemain setuju dengan hasil pertandingan.

Teknik-Teknik Dasar Tenis Meja

Menurut David Apriyanto dalam buku Mengenal Tenis Meja terdapat beberapa teknik dasar dalam bermain tenis meja.

  • Teknik Memegang Bet

- Shakehand grip

Shakehand grip adalah teknik memegang bet seperti melakukan jabat tangan. Shakehand grip menjadi salah satu teknik paling efektif digunakan untuk bertahan dan menyerang. Cara melakukan teknik ini adalah meletakkan ibu jari pada pangkal bet dengan meluruskan jari telunjuk.

- Penhold grip

Penhold grip adalah teknik memegang bet seperti orang yang memegang pena. Teknik ini dilakukan dengan memegang pada satu permukaan bet saja. Cara ini digunakan untuk melakukan pukulan forehand tetapi kurang efektif untuk pukulan backhand.

- Seemiller grip

Teknik seemiller grip disebut juga teknik american grip. Caranya memegang hampir sama dengan shakehand grip, bedanya bet bagian atas diputar dari 20 hingga 90 derajat ke arah tubuh. Kemudian, jari telunjuk menempel di sepanjang sisi bet. Teknik ini bagus untuk melakukan blok tetapi sulit untuk melakukan pukulan sudut

  • Teknik Memukul Bola

- Forehand topspin

Pemain berdiri dengan sikap persiapan di meja bagian kanan dan menghadap sektor kiri. Tangan kanan memegang bet di sebelah kanan badan sedangkan tangan kiri memegang bola. Posisi bola dilambungkan setinggi 16 cm lalu dipukul dengan bet, dan usahakan bola tidak setinggi dari net.

- Backhand topspin

Pemain berdiri di tengah meja dengan tangan kanan memegang bet dan mendekatkannya ke pinggang kiri. Telapak tangan kiri memegang bola dan melambungkan setinggi 16 cm atau tidak setinggi net.

- Backhand backspin

Pemain tenis meja berdiri di tengah meja dengan tangan kanan memegang bet dan mendekatkannya ke pinggang sebelah kiri. Adapun tangan kiri memegang bola setinggi 16 cm dan melambungkan tidak setinggi dengan net.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads