Mikroplastik, Seberapa Bahaya bagi Lingkungan dan Kesehatan Manusia?

ADVERTISEMENT

Mikroplastik, Seberapa Bahaya bagi Lingkungan dan Kesehatan Manusia?

Nimas Ayu Rosari - detikEdu
Minggu, 17 Sep 2023 15:00 WIB
mikroplastik
Foto: IFL Science
Jakarta -

Seringkali limbah plastik dijumpai di lingkungan sekitar, tidak hanya di darat tapi juga perairan. Mikroplastik adalah salah satu limbah plastik yang mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kehidupan.

Sesuai dengan namanya mikro yang berarti kecil, mikroplastik ini merupakan wujud limbah plastik terkecil yang bisa ditemukan di berbagai tempat atau terkandung pada benda tertentu. Meski kecil dan hampir tak kasat mata, mikroplastik ini tetaplah limbah yang berbahaya.

Mikroplastik, Apakah Itu?

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mikroplastik adalah potongan plastik dengan ukuran kecil dan dapat mencemari lingkungan. Tidak diketahui pasti berapa ukurannya, tetapi didefinisikan memiliki ukuran diameter kurang dari 5 mm. Tentu ukuran tersebut sangat kecil dan bahkan bisa sampai tidak kasat mata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bersumber pula dari laman Citarum Harum Provinsi Jabar, mikroplastik berasal dari penguraian sampah plastik yang ukurannya lebih besar, di mana sampah plastik tersebut tidak akan pernah terurai dengan sempurna sehingga menghasilkan sampah mikroplastik ini. Sampah atau limbah mikroplastik kerap dijumpai di perairan, seperti sungai.

Mikroplastik memiliki dua macam jenis, yaitu mikroplastik primer dan sekunder sebagai berikut.

ADVERTISEMENT

1. Mikroplastik primer

Mikroplastik ini berukuran sangat kecil berasal dari kandungan pada produk tertentu yang dipakai manusia, seperti polyethylene microbeads pada kosmetik, sabun, deterjen, dan pakaian.

2. Mikroplastik sekunder

Mikroplastik jenis ini berasal dari penguraian atau degradasi sampah plastik di lautan yang berukuran lebih besar dari jenis primer. Penggunaan plastik sekali pakai merupakan sumber utama terbentuknya mikroplastik.

Mikroplastik yang berukuran kecil tersebut tersebar di seluruh lingkungan sekitar, terutama pada perairan. Ketika mikroplastik tidak dapat terurai, maka timbul berbagai dampak di beberapa aspek kehidupan, seperti lingkungan dan kesehatan manusia.

Dampak Mikroplastik bagi Lingkungan

Kedua jenis mikroplastik di atas diketahui dapat bertahan di lingkungan dalam waktu yang lama. Dilansir dari laman ITB tahun 2021, mikroplastik di Indonesia dapat banyak ditemukan di perairan laut, sedimen sungai, estuari, sedimen lingkungan terumbu karang, bahkan dalam perut ikan. Fiber dan fragmen adalah jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan. Keduanya berasal dari pakaian serat sintetis, alat pancing, dan jaring ikan.

Dari laman Kemenkes, dituliskan bahwa mikroplastik dapat ditelan oleh makhluk hidup yang sangat kecil seperti bakteri, amoeba, dan plankton yang hidup perairan. Hingga akhirnya akan dimakan oleh pemangsa ikan atau hewan air lebih besar dan mikroplastik menimbun di dalam tubuh.

Bersumber dari UNAIR News dilansir 2022, bahaya mikroplastik dapat merusak tatanan mata rantai makanan dalam ekosistem laut. Kondisi ini dikarenakan mikroplastik menggantikan fitoplankton dan zooplankton yang mengurangi populasi ikan-ikan kecil bahkan predator.

Diketahui bahwa ikan tidak dapat membedakan antara mikroplastik dengan plankton. Sehingga secara tidak sengaja ikan akan mengonsumsi mikroplastik. Hal ini juga menyebabkan ancaman kepunahan pada hiu gangga (Glyphis gangeticus) di Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah. Akibat ketidakseimbangan populasi konsumen di bawahnya, hiu ini terancam kepunahan.

Melansir dari laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mikroplastik dapat menjadi toxic alias beracun sekali apabila dikonsumsi oleh biota laut. Ketika ikan-ikan mengonsumsi mikroplastik maka dapat mengakibatkan kerusakan organ pencernaan, mengurangi cadangan energi, mengganggu sistem reproduksi, dan sampai pada kematian.

Dampak Mikroplastik bagi Manusia

Mikroplastik yang tercemar di lingkungan perairan menjadi salah satu yang berpengaruh pula pada manusia. Ketika manusia mengkonsumsi ikan yang mengandung mikroplastik, maka dampaknya akan sampai pada manusia.

Dilansir dari laman Kemenkes, mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi ikan atau hewan air yang tercemar limbah plastik, penggunaan garam saat pengawetan ikan, dan penggunaan wadah makanan yang terbuat dari plastik.

Penelitian dari Ecological Observation and Wetlands Conservation dalam laman Kemenkes pula menjelaskan bahwa mikroplastik dapat masuk tubuh manusia melalui pernapasan, pencernaan, dan paparan terhadap benda plastik yang sudah lapuk.

Dampak mikroplastik bagi kesehatan manusia adalah sebagai berikut, dirangkum dari beberapa sumber:

1. Memicu kanker

Endapan mikroplastik dalam tubuh merupakan endapan benda asing yang tidak dapat dicerna atau diserap. Kondisi ini dapat menimbulkan iritasi dan apabila terlalu lama menjadi peradangan, sehingga memicu timbulnya tumor dan kanker.

2. Mengganggu sistem endokrin

Zat aditif/tambahan dalam plastik dicurigai bisa mengganggu sistem endokrin atau hormonal dalam tubuh manusia. Bahan atau senyawa kimia beracun akan dilepaskan dan terakumulasi.

3. Mengganggu kekebalan tubuh

Mikroplastik diduga dapat berpengaruh dengan sistem kekebalan tubuh dan berpotensi menyebabkan stres oksidatif dan perubahan DNA.

4. Mengganggu sistem pernafasan

Diketahui pula polusi udara mengandung mikroplastik berukuran 10-25 mm yang dapat terakumulasi di saluran pernafasan dan paru-paru sehingga mengganggu sistem pernafasan.

5. Pembengkakan usus

Mikroplastik dalam tubuh dapat berinteraksi dengan darah melalui proses adsorpsi dan mengisi protein serta glikoprotein. Kondisi itu yang memicu timbulnya pembengkakan usus, bahkan berdampak pada organ lain.

Untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari limbah mikroplastik tersebut, maka perlu adanya tindakan sebagai solusi dan pencegahan pencemaran lingkungan.

Solusi Mengurangi Dampak Mikroplastik

Sampah plastik tidak sepenuhnya dapat dikurangi karena selalu ada penggunaan plastik sehari-hari. Namun ada baiknya melakukan tindakan pengurangan sebagai upaya pencegahan dari dampak pencemaran mikroplastik yang lebih parah.

Berikut beberapa cara pencegahan pencemaran mikroplastik di lingkungan, dari berbagai sumber di atas yang telah detikEdu rangkum.

1. Salah satu langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah plastik adalah dengan melakukan prinsip 3R. Prinsip 3R ini adalah Reduce, Reuse, dan Recycle, yang pada intinya sebagai upaya pengurangan penggunaan plastik sekali pakai.

2. Hindari memanaskan makanan atau bahan konsumsi apapun dalam wadah plastik karena kandungan plastik akan terurai dan dapat larut ke dalam makanan.

3. Kurangi penggunaan wadah makanan yang berbahan plastik dan beralih pada wadah yang bahan non plastik untuk menyimpan makanan atau minuman.

4. Kurangi beli atau minum minuman yang menggunakan wadah atau botol dari plastik.

5. Kurangi penggunaan plastik belanja sekali pakai. Akan lebih baik jika membawa tas belanja sendiri yang berasal dari bahan non plastik.

6. Apabila hendak mengonsumsi makanan laut, maka perlu diperhatikan kebersihannya. Selain itu mengurangi konsumsi makanan laut sebagai pencegahan juga dapat dilakukan, entah itu dari ikan, kerang, atau makanan laut lainnya.

7. Mengurangi penggunaan mesin cuci untuk mencuci pakaian, dikarenakan serat buatan yang ikut terlepas dapat menambah jumlah mikroplastik.

Nah, itu dia ulasan mengenai seberapa bahaya mikroplastik bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Yuk waspadai mikroplastik dan berbuat sesuatu, meski kecil, untuk mengurangi dampak mikroplastik!




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads