Ingin Buat Koloni di Mars, Ilmuwan Berlomba-lomba Produksi Bayi Pertama di Luar Angkasa

ADVERTISEMENT

Ingin Buat Koloni di Mars, Ilmuwan Berlomba-lomba Produksi Bayi Pertama di Luar Angkasa

Baladan Hadza - detikEdu
Senin, 11 Sep 2023 20:00 WIB
Penasaran ingin merasakan seperti apa tinggal di Planet Mars? Di China dibangun sebuah markas yang menyerupai koloni di Planet Merah tersebut. Yuk lihat.
Foto: Reuters/Ilustrasi koloni di Mars
Jakarta -

Pernah membayangkan bagaimana kehidupan bisa dimulai di planet selain Bumi? Tampaknya tujuan membuat koloni manusia di luar angkasa akan terus diwujudkan. Kini, ilmuwan tengah berlomba-lomba untuk mencapainya.

Para ilmuwan dan peneliti antariksa dari berbagai negara saat ini terus melakukan upaya tentang bagaimana cara mereproduksi bayi pertama yang lahir di luar angkasa.

Hal ini dipikirkan oleh ilmuwan, karena jika manusia ingin menjajah luar angkasa maka akan membutuhkan waktu yang lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maka dari itu, dalam waktu yang lama ini peneliti merasa penting untuk memahami bagaimana reproduksi manusia tetap dapat berlangsung dengan baik di lingkungan yang sangat berbeda.

Proyek Membangun Koloni di Mars

Melansir laman Science Focus, NASA bekerja sama dengan badan antariksa Kanada, Jepang, dan Eropa tengah mengembangkan program Gateway untuk membangun stasiun luar angkasa di orbit bulan yang akan dikelola oleh manusia.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, berbagai miliarder seperti Elon Musk dan Jeff Bezos terus merancang rencana untuk mendirikan koloni di planet Mars dan Venus, serta meluncurkan perusahaan pariwisata luar angkasa.

Semua ini adalah langkah awal dalam usaha manusia untuk menjelajah ke luar angkasa. Namun, para ilmuwan menilai, sebelum semua lebih jauh, tantangan reproduksi bayi di luar angkasa harus terpecahkan.

Tantangan Reproduksi Bayi di Luar Angkasa

Ilmuwan mengakui, salah satu masalah utama reproduksi bayi di luar angkasa adalah radiasi dan gravitasi yang berbeda dengan Bumi.

Untuk mengatasi masalah ini, SpaceBorn United sebuah perusahaan berbasis di Belanda telah mengembangkan miniatur bayi tabung dan inkubator embrio. Mereka berusaha untuk menguji kemampuan manusia untuk bereproduksi di luar angkasa.

Hal ini dapat dilihat bahwa baru-baru ini perusahaan tersebut berhasil menyelesaikan uji jatuh dari ketinggian 20 km di atas Bumi untuk menguji dampak radiasi terhadap material organik.

CEO SpaceBorn United, Dr. Egbert Edelbroek menjelaskan bahwa mereka harus memahami bagaimana gravitasi rendah, seperti yang ada di Mars, akan memengaruhi perkembangan embrio manusia.

Di sisi yang lain, jika ini berhasil, penelitiannya juga dapat memberikan wawasan yang penting untuk meningkatkan keberhasilan perawatan bayi tabung di Bumi.

Reproduksi Alami vs Buatan di Luar Angkasa

Langkah selanjutnya yang dilakukan ilmuwan adalah memanfaatkan bioteknologi di luar angkasa, termasuk pengembangan rahim buatan.

Tim peneliti di Israel telah berhasil membuat embrio tikus tumbuh di luar alam selama 11 hari, dan SpaceBorn United berharap dapat mencapai lima hari pertama dengan tikus sebelum beralih ke sel manusia dan embrio.

Mereka ingin mengatasi tantangan reproduksi di luar angkasa, sambil mematuhi batasan hukum penelitian embrio manusia yang berlaku.

Pada saat ini, perusahaan tersebut telah berfokus pada tahap awal reproduksi, yaitu konsepsi dan perkembangan embrio awal.

Mereka juga menyadari bahwa tujuan jangka panjang mereka adalah melakukan persalinan di luar angkasa, tetapi mereka berusaha untuk mencapai langkah-langkah kecil terlebih dahulu.

Adapun rencananya, peluncuran pertama SpaceBorn United akan dijadwalkan pada tahun 2025 dan rencana pengiriman manusia untuk menjajah Mars atau Venus dilakukan pada tahun 2050.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads