Gagak Justru Hindari Kematian, Bahkan Punya Ritual Pemakaman Sendiri

ADVERTISEMENT

Gagak Justru Hindari Kematian, Bahkan Punya Ritual Pemakaman Sendiri

Novia Aisyah - detikEdu
Senin, 11 Sep 2023 18:00 WIB
Ngeri! Di Jepang Ada Sashimi Burung Gagak yang Jadi Kontroversi
Foto: Oddity Central/Tokyo-np
Jakarta -

Burung gagak mempunyai respons yang unik terhadap kematian. Makhluk ini juga merupakan salah satu hewan yang memiliki kesadaran sangat tinggi terhadap kematian.

Burung yang identik dengan kematian itu memiliki ritual pemakaman sendiri ketika ada anggotanya yang mati. Mereka akan berkumpul di sekitar burung gagak yang telah mati, sehingga terlihat seperti baru saja menghabisi sesamanya sendiri.

Namun, tujuan pemakaman tersebut sebenarnya lebih bersifat investigatif. Para burung gagak mengobservasi anggotanya yang sudah mati untuk melihat apakah masih ada ancaman yang perlu diketahui.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat seekor burung gagak ditemukan mati, yang lain akan membuat semacam alarm panggilan atau menghasilkan serangkaian suara yang keras untuk menarik perhatian yang lainnya.

Alarm tersebut kemudian memicu para gagak berkumpul di sekitar bangkai kawannya. Hal ini dapat berlangsung selama 15 sampai 20 menit.

ADVERTISEMENT

Selama waktu tersebut, para gagak akan mencoba mencari tahu apa yang terjadi supaya mereka terhindar dari nasib yang sama, seperti dijelaskan dalam IFL Science.

Burung Gagak Menghindari Kematian

Meski identik dengan kematian, burung gagak pada kenyataannya berusaha untuk menghindarinya. Ada salah satu penelitian yang menguji tentang ketakutan kematian pada burung gagak.

Pada eksperimen tersebut, partisipan diminta mengenakan topeng dan berkeliaran di dekat gagak sambil membawa taksidermi gagak, sehingga terlihat seperti memegang gagak mati.

Menyamar dengan cara seperti ini sambil berdiri di dekat tempat makan burung gagak, membuat hewan-hewan itu "menyalak". Perilaku ini paling tampak saat partisipan membawa gagak atau elang mati. Sementara, jika partisipan membawa merpati yang mati, perilaku tersebut tidak terlalu ditampakkan.

Menariknya, para burung gagak masih mengasosiasikan wajah yang mereka lihat dengan burung gagak mati yang dibawa partisipan. Hal itu bahkan ketika tubuh partisipan bukanlah orang yang sama.

Eksperimen ini dilakukan di 100 tempat di Washington. Maka dari itu, ditarik kesimpulan bahwa burung gagak mengasosiasikan suatu wajah sebagai ancaman hingga enam minggu, walaupun wajah yang sama sudah tidak membawa gagak mati.

Kematian memiliki dampak yang mendalam terhadap otak gagak. Sebuah studi pencitraan memperlihatkan bahwa gambaran mengenai anggotanya yang mati, menstimulasi bagian otak gagak yang dipakai untuk membuat keputusan rumit, dibanding reaksi naluriah.

Studi mengenai praktik terkait kematian gagak ini merupakan bidang sains yang disebut sebagai corvid thanatology. Kata corvid mengacu pada kelompok burung yang terdiri dari burung gagak crow, gagak raven, murai, dan jay. Burung-burung ini dikenal pintar.




(nah/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads