Gubes FK Unair Rekomendasi 6 Bulan Cuti Melahirkan, Apa Alasannya?

ADVERTISEMENT

Gubes FK Unair Rekomendasi 6 Bulan Cuti Melahirkan, Apa Alasannya?

Novia Aisyah - detikEdu
Rabu, 06 Sep 2023 19:30 WIB
Ibu hamil gatal-gatal
Ilustrasi perempuan hamil Foto: Getty Images/iStockphoto/Makidotvn
Jakarta -

Periode kritis perkembangan anak adalah pada 1.000 hari pertama kehidupannya. Maka dari itulah periode ini harus digunakan sebaik mungkin, seperti dikatakan oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Prof Dr Ahmad Suryawan.

Pakar tumbuh kembang anak tersebut memiliki beberapa rekomendasi untuk menyelamatkan kesehatan otak anak Indonesia. Salah satunya memberi kesempatan pada ibu untuk memperoleh cuti melahirkan minimal 6 bulan.

Kesempatan tersebut menurutnya adalah momen agar ibu dapat memberikan nutrisi terbaik berupa ASI eksklusif, sekaligus stimulasi dini dalam wujud pengasuhan interaktif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kesempatan cuti ini merupakan waktu khusus pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif dan melakukan kegiatan interaksi berbalas dengan bayinya. Memberikan masa cuti minimal 6 bulan pasca melahirkan merupakan rekomendasi alternatif," ujarnya, dikutip dari rilis web resmi Universitas Airlangga pada Rabu (6/9/2023).

Selain itu, Prof Suryawan juga merekomendasikan program deteksi dini tumbuh kembang anak dalam salah satu program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

ADVERTISEMENT

Deteksi dini tersebut memungkinkan perkembangan anak lebih optimal. Maka, apabila ada abnormalitas pada tumbuh kembangnya, dapat segera terdeteksi dan diberi penanganan lanjutan. Terlebih, dia menegaskan bahwa hal ini merupakan investasi negara dalam jangka panjang.

"Hal ini tentunya menjadi sebuah investasi negara jangka panjang untuk kualitas generasi Indonesia di masa depan," ujarnya melalui orasi pengukuhan guru besarnya itu.

Otak Punya Sekali Kesempatan untuk Tumbuh dengan Baik

Pada kesempatan ini, Prof Suryawan turut menjelaskan bahwa otak anak sudah terbentuk sejak masih dalam kandungan. Supaya bisa memaksimalkan pertumbuhan otaknya, maka dibutuhkan nutrisi yang baik dan stimulasi dalam kehidupan sehari-hari.

Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD dr Soetomo itu menerangkan, saat lahir otak bayi memiliki berat sekitar 25 persen berat otak orang dewasa. Kemudian, dalam waktu dua tahun, berat otaknya akan meningkat tajam menjadi sekitar 80 persen berat otak orang dewasa. Pada usia 6 tahun, otak anak akhirnya mencapai 95 persen berat otak dewasa.

"Artinya saat anak berusia 6 tahun berarti tersisa 5 persen dari otaknya yang belum terbentuk,"

Peningkatan berat ini disebabkan karena semakin banyaknya jaringan penghubung antarsel otak. Jaringan tersebut kemudian membentuk sirkuit yang membantu mereka mengembangkan berbagai kemampuan. Pembentukan jaringan ditentukan dengan ada atau tidaknya stimulasi yang diberikan orang tua.

Prof Suryawan mengatakan, pada usia 2 tahun otak anak akan memiliki sirkuit perkembangan otak yang baik. Dia menyebut pada anak berumur 2 tahun, pembentukan sirkuit otak untuk semua kemampuannya sudah mencapai puncak.

"Ketika bayi usia 3-6 bulan pertama itulah masa pembuka semua sirkuit otak yang akan digunakan sepanjang hidup nanti," ungkapnya.

Dia melanjutkan, kecepatan dan kompleksitas pembentukan sirkuit otak pada setiap orang sangat bervariasi.

"Pembentukan sirkuit ini bergantung pada adekuat atau tidaknya pengalaman sensoris yang anak dapatkan pada pengasuhan sehari-hari," imbuhnya.

Pemilik Sertifikat Newborn Behavior Observation Training dari Harvard Medical School itu menyampaikan, usia anak tidak dapat diulangi kembali. Apabila terjadi kegagalan dalam pertumbuhan otaknya pada 1.000 hari pertama kehidupannya, maka dampak pada otaknya akan permanen. Dia menegaskan bahwa otak cuma punya sekali kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

"Ketika anak masih usia dini, tidak boleh ada kesalahan dalam pembentukan otak. Kehilangan setiap momen tahapan tumbuh kembang anak usia dini bisa berakibat negatif sepanjang hidup anak," tegasnya.




(nah/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads