Anak-anak sekolah menjadi perhatian khusus terhadap dampak dari polusi udara Jakarta yang kian memburuk. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) turut mengambil beberapa langkah untuk mencegah dampak yang lebih parah.
KPAI menyarankan kepada satuan pendidikan, orang tua serta lingkungan tempat anak untuk melakukan screening kesehatan terhadap seluruh anak yang tinggal di wilayah DKI Jakarta.
Screening ini menjadi hal yang penting selama kualitas udara di Jakarta masih terus berada pada kategori tidak sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus ISPA Terus Meningkat di Jakarta
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS., mengatakan salah satu akibat yang timbul dari polusi udara yang tidak sehat adalah risiko terkena penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Maxi melaporkan data surveilans yang dilakukan dalam enam bulan terakhir menunjukan terjadi peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).
Berdasarkan data di Puskesmas maupun di rumah sakit wilayah DKI Jakarta mencapai 100 ribu kasus/bulan.
Oleh karena itu, untuk mengatasi persoalan ini dari sisi kesehatan, Kemenkes terus melakukan sejumlah upaya, salah satunya mengajak masyarakat menerapkan protokol kesehatan (prokes) 6M 1S.
"Untuk upaya pencegahan kita ada strategi 6M dan 1S," ujar Maxi, dikutip dari laman Kemenkes.
Bagi anak-anak sekolah dan masyarakat umum, yuk simak prokes terbaru dari Kemenkes untuk cegah dampak polusi udara di Jakarta.
Prokes 6M + 1S untuk Cegah Dampak Polusi Udara:
1. Memeriksa kualitas udara melalui aplikasi atau website
2. Mengurangi aktivitas luar ruangan dan menutup ventilasi rumah/kantor/sekolah/ tempat umum di saat polusi udara tinggi
3. Menggunakan penjernih udara dalam ruangan
4. Menghindari sumber polusi dan asap rokok
5. Menggunakan masker saat polusi udara tinggi
6. Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
7. Segera konsultasi daring/luring dengan tenaga kesehatan jika muncul keluhan pernapasan.
Selain Prokes, Kemenkes juga melakukan pemantauan secara real time kasus ISPA yang terjadi di Puskesmas Jabodetabek dan juga kasus Pneumonia yang terjadi di rumah sakit.
Selain itu juga telah dibentuk Komite Penanggulangan Penyakit Pernapasan dan Dampak Polusi Udara.
"Kita juga inventarisir rumah sakit yang bisa lakukan penanganan pneumonia khususnya di Jabodetabek," tutur Maxi.
(faz/pal)