Teknologi air merupakan salah satu pencapaian teknik tertinggi kebudayaan Romawi. Salah satunya terlihat dari saluran-saluran air kuno yang dibangun antara tahun ke-10 SM dan 21 M. Namun, hanya sedikit yang mengetahui kondisi airnya, terlebih pemeliharaan sistem ini selama beroperasi sampai sekitar abad ke-5 M.
Saluran air di Kota Devona, kini bagian Prancis, mengungkap cara orang Romawi menjaga air tetap bersih sekitar 2.000 tahun lalu. Temuan tim peneliti GΓΌl SΓΌrmelihindi dan rekan-rekan ini dipublikasi di jurnal Nature's Scientific Reports.
Tim SΓΌrmelihindi mendapati, pemerintah Romawi melakukan pembersihan manual dengan cangkul dan perkakas tangan lain. Frekuensinya tiap 1-5 tahun sekali, rata-rata per 2,8 tahun. Tiap pembersihan berlangsung kurang dari 1 bulan per pembersihan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uniknya, tidak ada pembersihan saluran air kota di musim panas. Kebijakan ini berkaitan dengan kebutuhan air yang meningkat di musim panas, seperti yang direkomendasikan pengawas saluran air Roma dan penulis Sextus Julius Frontinus (40-103 M).
Hubungan Kota Makmur dan Air Bersih
Divona Cadurcorum merupakan kota Gallo-Romawi di barat daya Prancis. Saluran air kotanya sepanjang 31,6 km. Air mengalir dari lembah Vers, sekitar 13 km dari kota ke rumah sampai kompleks pemandian.
Saluran air Divona punya lapisan semen kedap air kemerahan dari pecahan terakota atau ubin. Debit air di saluran ini mencapai 6.899 m3 - 11.700 m3. Namun, makin banyak endapan karbonat di saluran air, makin kecil debitnya. Karena itu, pemerintah di Divona melalukan pembersihan endapan karbonat berkala di seluruh saluran maupun di beberapa potongannya saja.
Kelak, pembersihan saluran air di Devona makin jarang terjadi di akhir beroperasinya saluran air tersebut. Peneliti memperkirakan, kondisi ini terkait dengan situasi sosial dan ekonomi pemerintahan mereka yang memburuk.
Membersihkan Air
Sebagian besar saluran air Romawi dialiri mata air karst yang membawa air jenuh karbonat. Akibatnya, endapan karbonat menumpuk belasan sampai puluhan cm di sana.
Berdasarkan tanda pahat yang ditemukan peneliti, petugas pemeliharaan memakai perkakas tangan untuk membersihkan saluran air kota. Beberapa di antaranya memakai cangkul bilah datar selebar 3 sampai 4 cm untuk menghilangkan karbonat.
Lokasi yang paling rutin dibersihkan yaitu di Nouailhac, sekitar 17,2 km dari mata air. Dalam setahun, area ini bisa beberapa kali dibersihkan. Namun, ada juga potongan-potongan saluran yang dibersihkan 9,5 tahun dan 12,5 tahun sekali.
Peneliti memperkirakan, perbedaan frekuensi pembersihan saluran air ini disebabkan karena penurunan populasi, berkurangnya kebutuhan air, atau kurangnya sumber daya pemeliharaan.
"Pemeliharaan rutin dapat dianggap sebagai bukti penataan kawasan perkotaan yang terstruktur dengan baik, sementara secara tidak langsung, tekanan sosio-ekonomi dapat mengakibatkan kurangnya pemeliharaan rutin atau tidak adanya pemeliharaan rutin," tulis mereka.
(twu/nwy)