Studi: Suhu Panas Ekstrem Bisa Meningkatkan Krisis Pangan dalam Hitungan Hari

ADVERTISEMENT

Studi: Suhu Panas Ekstrem Bisa Meningkatkan Krisis Pangan dalam Hitungan Hari

Nimas Ayu Rosari - detikEdu
Kamis, 24 Agu 2023 10:30 WIB
Waduk di Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat, mengering akibat terdampak oleh fenomena El Nino, Snin (7/8/2023). Ini penampakannya.
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Jakarta -

Suhu yang makin panas, apalagi mencapai panas ekstrem, bisa meningkatkan krisis pangan dalam hitungan hari. Rumah tangga akan kesulitan mempertahankan persediaan pangan dalam hitungan hari, bukan bulan.

Studi ini dirilis peneliti Oxford, Carolin Kroeger seperti dilansir dari laman Oxford pada 21 Agustus 2023 lalu. Dalam studinya yang sudah dipublikasi di jurnal Nature Human Behaviour di tanggal yang sama, Kroeger menganalisa beberapa data yang dikumpulkan selama beberapa tahun.

Metode Studi

Kroeger menggabungkan data mikro representatif kerawanan pangan dan sosio demografi dari setengah juta rumah tangga yang dikumpulkan di Gallup World Poll dari wawancara tatap muka dan telepon dari tahun 2014-2017 dari 150 negara di subkawasan, seperti Inggris dan India. Strategi pengambilan sampel dilakukan secara acak dan dikelompokkan berdasarkan ukuran populasi dan geografi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data dari Gallup World Poll ini digabungkan dengan data cuaca dari data ERA5-HEAT42 oleh European Center for Medium-Range Weather Forecasts yang diakses di Climate Data Store dan data CPC Precipitation oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Laboratorium Ilmu Fisika di situs web NOAA.

Data untuk moderator tingkat negara seperti pendapatan nasional bruto, pekerjaan rentan, dan pekerjaan pertanian tersedia dari Bank Data Indikator Pembangunan Dunia di Bank Dunia yang mengumpulkan data dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), Data Rekening Nasional Bank Dunia, dan data neraca nasional dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

ADVERTISEMENT

Data-data tersebut diolah Kroeger dengan menitikberatkan eksploitasi data pada variasi tingkat panas selama survei setengah juta umah tangga di 150 negara dikaitkan dengan kemungkinan kerawanan pangan yang lebih tinggi di antara rumah tangga.

Pengaruh Suhu Panas terhadap Mata Pencaharian

Ketika kondisi lingkungan beriklim terlalu panas, maka akan mempengaruhi pula pada aspek mata pencaharian seseorang. Padahal apabila seseorang kehilangan mata pencaharian akan berdampak pula pada pendapatannya untuk bertahan hidup.

Biasanya mata pencaharian yang merasakan dampaknya langsung terhadap kondisi tersebut adalah pekerjaan di bidang pertanian. Hal ini lantaran pekerjaan di bidang pertanian itu bersifat rentan terhadap cuaca.

Hasil menunjukkan, apabila negara dengan populasi sebanyak India mengalami kondisi iklim yang sangat panas, maka akan ada peningkatan orang yang mengalami krisis pangan sebanyak 8 juta orang dengan tingkat sedang sampai tingkat yang parah. Kondisi perubahan suhu yang menjadi panas dapat mempengaruhi pada kemampuan penduduk dalam bertahan hidup.
Ketika keadaan suhu terlalu panas maka seseorang akan sulit untuk melakukan aktivitas seperti bekerja terutama yang mata pencahariannya di lingkungan luar dan terpapar langsung dengan suhu panas.

Salah satu pekerjaan yang terdampak langsung tersebut tidak hanya petani tetapi juga pembuat bata yang dilakukan survei di Benggala Barat, India. Diketahui bahwa para pembuat bata mengalami kerugian sampai dengan 50% karena tidak mampu membawa lebih banyak bata karena kesulitan akibat terhalang suhu yang panas.

Melihat dari beberapa kondisi penduduk tersebut, maka ketika pekerjaan mereka terhalang tentu akan berdampak langsung pada kurangnya pendapatan mereka. Begitu pula saat pendapatan menurun, maka berdampak pula pada kemampuan mereka untuk membeli makanan dan bisa terjadi krisis pangan.

"Biasanya penelitian hanya berfokus pada pembahasan suhu panas yang merusak tanaman dan menyebabkan krisis pangan dalam hitungan bulan. Namun penelitian ini akan menunjukkan bahwa panas juga menyebabkan krisis pangan hanya dalam hitungan hari," jelas Kroeger

Terjadinya krisis pangan dapat memberikan dampak terhadap lebih dari dua miliar orang di dunia. Bahkan jika terjadi kenaikan suhu yang lebih dari sebelumnya, tentu hal itu juga meningkatkan kerusakan tanaman dan hasil panen. Pada akhirnya fenomena krisis pangan dapat menjadi lebih parah. Penelitian ini ditujukan untuk melihat bagaimana efek jangka pendek yang timbul dari kenaikan suhu terhadap ketersediaan pangan.

Penelitian ini diharapkan dapat memajukan pengetahuan masyarakat dan paham mengenai cara bertahan hidup ketika berhadapan dengan krisis pangan akibat kenaikan suhu. Hal tersebut disampaikan oleh salah satu profesor dari Oxford, Aaron Reeves.

"Dengan penelitian ini maka akan sangat berguna untuk menambah pemahaman kita tentang dampak panas yang ekstrem pada kehidupan orang yang mengalaminya dan dapat menjadi bahan diskusi kita untuk memikirkan solusi terhadap masalah tersebut," ungkap Aaron

"Namun penelitian seperti ini tidak dapat dilakukan dengan cepat, dikarenakan menyesuaikan periode iklim terpanas yaitu pada bulan Juli," tambahnya.

(nwk/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads