Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) berhasil menangkap gambar galaksi Maisie untuk pertama kalinya pada periode musim panas 2022. Hasil analisa astronom menunjukkan bahwa galaksi tersebut merupakan salah satu galaksi tertua yang pernah ada.
Tim pengamat telah mengonfirmasi bahwa usia dari galaksi Maisie tersebut adalah sekitar 13,8 miliar tahun dan sudah terbentuk selama 390 juta tahun setelah Bing Bang.
Penemuan ini menunjukkan adanya empat galaksi pertama yang sudah tertangkap teleskop James Webb sejauh ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Galaksi Tertua di Alam Semesta
Steven Finkelstein, seorang astronom dari Universitas Texas yang menjadi peneliti utama untuk Cosmic Evolution Early Release Science Survey (CEERS), mengungkapkan bahwa Maisie menjadi galaksi tertua yang pernah ditangkap Teleskop James Webb.
"Galaksi ini merupakan salah satu galaksi yang muncul paling awal atau tertua di alam semesta yang mungkin kita tidak akan pernah bisa melihatnya apabila tidak ada Teleskop Luar Angkasa James Webb," katanya dikutip dari Space.
"Ini adalah perbatasan yang belum ditemukan di mana kami benar-benar tidak tahu bagaimana galaksi terbentuk atau seperti apa bentuknya sampai kami pergi dan mencarinya dengan JWST. Dan ketika data pertama masuk musim panas lalu, galaksi Maisie adalah salah satu yang pertama. galaksi yang waktu awal seperti yang diidentifikasi," tambahnya.
Cerita di Balik Nama Galaksi Maisie
Apabila dibandingkan dengan galaksi lain yang pernah tertangkap Teleskop Luar Angkasa James Webb, seperti galaksi CEERS 1019, CEERS 2782, dan CEERS 746, maka galaksi Maisie ini terlihat lebih menonjol.
Adapun penamaan galaksi Maisie ini sebenarnya diambil dari nama putri Finkelstein yang saat itu berulang tahun ke-10. Penamaan galaksi yang berasal dari nama seseorang, bukanlah hal yang baru.
Sebab selain galaksi Maisie, terdapat tokoh-tokoh astronom yang juga menggunakan namanya untuk galaksi, seperti Fritz Zwicky dari Swiss, Γdouard Jean-Marie Stephan dari Perancis, dan Carl Keenan Seyfert dari Amerika.
Namun, tak satu pun dari ilmuwan berpengaruh tersebut yang berhasil mencapai prestasi begitu baik pada usia sembilan tahun, tidak seperti Maisie.
Pada mulanya, Finkelstein menemukan galaksi dalam data JWST pada ulang tahun kesembilan putrinya yang bernama Maisie. Saat itu, anaknya pun meminta Finkelstein untuk memberi nama galaksi menurut namanya.
Namun, Finkelstein mengatakan kepadanya bahwa tim ilmuwan tidak benar-benar diizinkan untuk melakukan itu. Tetapi karena mereka menemukannya di hari ulang tahun Maisie, maka Finkelstein juga secara spontan mulai menyebutnya galaksi Maisie.
"Ketika tiba saatnya untuk menulis makalah, dan kami berdebat tentang apa yang harus disebut galaksi karena kami sudah menyebutnya demikian, orang-orang menyarankan untuk meletakkan 'galaksi Maisie' di sana dan melihat apa yang terjadi. Kami berhasil mendapatkannya dan diterbitkan dengan nama itu," terang Finkelstein lebih lanjut.
Pengukuran Jarak Galaksi Maisie
Sementara itu, untuk mengukur jarak sebuah galaksi dan berapa lama tahun cahaya telah melakukan perjalanan di alam semesta, maka para astronom menggunakan cara pengukuran yang disebut dengan "Redshift".
Panjang gelombang cahaya dapat berbeda sesuai dengan warnanya. Apabila panjang gelombanganya panjang maka cahaya yang timbul adalah berwarna merah. Sedangkan panjang gelombang yang pendek akan muncul cahaya berwarna biru.
Apabila terdapat galaksi yang pada awalnya memiliki gelombang yang pendek dan memunculkan warna biru maka tidak menutup kemungkinan galaksi tersebut dapat berubah menjadi bergelombang panjang dan muncul warna kemerahan.
Perubahan warna tersebut yang disebut dengan "Redshift" atau pergeseran warna menjadi kemerahan oleh para astronom.
Dalam kasus galaksi awal seperti galaksi Maisie, cahaya yang dihasilkan gelombangnya sudah berusia sekitar 10 miliar tahun sebelum tertangkap teleskop. Akibatnya, mungkin galaksi Maisie telah mengalami pergeseran warna menjadi cahaya merah. Beruntungnya, Teleskop Luar Angkasa James Webb mampu menangkapnya.
"Teleskop Luar Angkasa Hubble tidak sekuat Teleskop James Webb yang mampu menangkap proses pergeseran warna merah pada galaksi Maisie," jelas Finkelstein.
Bagaimana Wujud dari Galaksi Maisie di Alam Semesta Kita?
Finkelstein menjelaskan bahwa wujud galaksi Maisie akan dapat dengan mudah dibedakan dari galaksi lainnya di alam semesta saat ini, seperti galaksi Bima Sakti, karena ukurannya yang jauh lebih kecil.
"Volume galaksi Meisie saat ini sudah jauh lebih kecil," ujar Finkelstein.
Selain itu, galaksi Maisie juga berbeda dari kebanyakan galaksi "modern" lainnya, karena pada hasil observasi, tampaknya galaksi ini dulunya melahirkan beberapa bintang baru ketika terjadi periode ledakan bintang atau "Starbust".
Ada juga kemungkinan bahwa dulunya galaksi Maisie adalah galaksi atau bintang yang memiliki warna benar-benar jauh lebih biru dari bintang lainnya yang lebih muda. Galaksi Maisie juga diperkirakan memiliki wujud yang jauh lebih terang daripada yang diperkirakan para astronom pada awalnya.
"Galaksi Maisie menjadi mudah ditemukan karena cahayanya yang jauh lebih terang. Terdapat kemungkinan bahwa pada dulunya galaksi ini menghasilkan bintang dengan tingkat tinggi sehingga membuatnya menjadi lebih terang," papar Finkelstein.
Saat ini, Finkelstein akan berusaha untuk terus memeriksa galaksi Maisie dengan fitur Mid-Infrared Instrument (MIRI) milik Teleskop Luar Angkasa James Webb. Dengan begitu ia ingin menggali lebih mendalam mengenai informasi galaksi Maisie, seperti dengan menemukan unsur-unsur tertentu yang berguna untuk pengamatannya.
"Wujud galaksi Maisie yang cukup terang dan mudah untuk di deteksi tersebut akan memudahkan pula bagi para astronom untuk mengamatinya dan mempelajarinya. Hal ini dapat sangat berguna untuk belajar mengenai alam semesta terutama pada periode awal dengan galaksi tertuanya, Meisie," pungkasnya.
(faz/faz)