Pocong vs Kuntilanak, Ini Hantu Indonesia yang Paling Populer Kata Dosen Unpad

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 15 Agu 2023 19:30 WIB
Foto: Instagram/Penelitian tentang Pocong vs Kuntilanak
Jakarta -

Pocong dan kuntilanak menjadi dua sosok hantu yang selalu bergentayangan di film-film horor di Indonesia. Hal ini menjadi nama-nama hantu tersebut cukup dikenal dalam cerita mistis di masyarakat. Namun siapa yang paling populer di antara keduanya?

Beberapa waktu lalu, dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad), Justito Adiprasetio S I Kom MA mengangkat studi tentang pocong.

Studi itu dipublikasikan di jurnal Quarterly Review of Film and Video dengan judul "Deconstructing Pocong, the Indonesian Sacred Ghost: A Diachronic Analysis of Mumun (2022), Indonesian Contemporary Horror Film". Ia menggunakan film pocong Mumun yang dirilis pada tahun 2022 lalu menjadi jangkar analisisnya.

Pocong vs Kuntilanak, Ternyata Kuntilanak Lebih Populer

Dalam penelitiannya, sosok yang akrab dipanggil Tito ini menjelaskan kehadiran pocong di kancah film horor Indonesia sudah ada sejak tahun 1975 melalui film Setan Kuburan. Film itu menjadi gebrakan baru karena pocong diperlihatkan bergerak dengan cara melompat.

Padahal, bila melihat narasi awal abad ke-20 pocong diceritakan bergerak dengan cara berguling. Perbedaan cara bergerak ini menimbulkan kengerian yang baru.

Namun setelah muncul di tahun 1970-an, pocong menghilang dari dunia perfilman dan kembali bangkit di tahun 2000-an. Sejak tahun itu, pocong diceritakan diana-mana dengan penggambaran yang menakutkan.

Oleh karena itu, ia kerap dikenal sebagai superstar film horor pada masanya. Meski sempat jadi superstar, Tito menjelaskan film horor yang menggunakan sosok pocong mewarisi konsensus yang tidak pernah lengkap atau tetap.

"Pocong dalam film horor memiliki pola, primordial dan paradigmatik yang sama. Meskipun ada unsur tambahan lain, film Mumun gagal menawarkan sesuatu yang baru dan menimbulkan rasa takut penonton," ungkapnya.

Ia bahkan membandingkan dengan sosok hantu lain yang dinilai bisa beradaptasi dengan jalan cerita baru di Indonesia.

"Karena sosok ini memiliki benang merah yang akrab seperti perempuan yang menjadi korban ketidakadilan, membalas dendam, dan mengikuti banyak orang," tambahnya.

Ketika ditanya siapa yang lebih populer antara pocong dan kuntilanak, Tito menjelaskan kuntilanak lebih mendominasi. Ia menyatakan kuntilanak dan pocong berangkat dari genre horor yang sama yaitu supernatural horror.

"Mereka berangkat dari ideologi yang sama, walaupun pada akhirnya kuntilanak tetap mendominasi akibat kecenderungan ideologis kita untuk mengeksploitasi, memojokkan, dan bahkan kultur misoginis yang memasterkan perempuan, sepaket dengan fungsi maternal atau keibuannya," jelas Tito kepada detikEdu, pada Rabu (9/8/2023) lalu.

Saran untuk Pocong di Film Selanjutnya

Tito menyatakan bila film horor tetap ingin mengangkat cerita pocong harus memiliki unsur kejutan baru. Kejutan yang dimaksud tidak bisa diartikan semata-mata sebagai "jump scare" melainkan menawarkan sesuatu yang baru baik dari naratif, penceritaan, tata rias, kostum, latar atau apapun yang memberikan unsur kebaruan.

Selain itu, pembuat film juga harus belajar mengaitkan unsur horor yang berasal dari cerita rakyat perkotaan. Contohnya seperti serial film Conjuring.

"Namun, satu hal yang menjadi tantangan adalah penonton tidak boleh bisa memprediksikan elemen teror mana yang akan muncul," tambahnya.

Terakhir, ia menyarankan sosok pocong dijadikan sebagai bagian dari alegori sosial. Karena menurutnya, potensi pocong di Indonesia sangat disia-siakan sebagai bagian dari alegori atau berbagai trauma dan kekerasan yang dialami bangsa kita.



Simak Video "Video KETIK: Dinda Kanyadewi-Yunita Siregar Bahas Fenomena Santet-Jadi Cegil BTS"

(faz/faz)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork