AI Temukan Asteroid 'Berpotensi Berbahaya', Lebih Dekat dari Jarak Bumi & Bulan

ADVERTISEMENT

AI Temukan Asteroid 'Berpotensi Berbahaya', Lebih Dekat dari Jarak Bumi & Bulan

Novia Aisyah - detikEdu
Senin, 14 Agu 2023 07:00 WIB
Setiap 30 Juni, PBB memperingati Hari Asteroid Internasional. Peringatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dunia tentang asteroid dan dampaknya.
Foto: Getty Images/iStockphoto/buradaki/ilustrasi asteroid
Jakarta -

Sebuah sistem AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan mendeteksi asteroid berstatus berpotensi berbahaya bagi Bumi. Sistem AI tersebut memang diprogram untuk mendeteksi asteroid berbahaya yang ada di dekat Bumi.

Asteroid yang dimaksud itu diperkirakan akan mendekati Bumi dalam jarak 140 ribu mil atau 225 kilometer. Jarak ini lebih pendek dibanding jarak antara planet kita dengan Bulan, yang rata-rata 238.855 mil atau 384.400 kilometer.

Disebabkan jarak tersebut, batu tersebut dikategorikan sebagai Asteroid yang Berpotensi Berbahaya atau Potentially Hazardous Asteroid (PHA). Meski demikian, hal ini bukan berarti akan berdampak pada Bumi di masa yang akan datang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asteroid tersebut memiliki lebar sekitar 600 kaki atau 180 meter dan dinamai sebagai 2022 SF289. Sementara, sistem AI yang menemukannya dinamai sebagai HelioLinc3D.

Pencarian Batuan Antariksa

Dikutip dari Space, HelioLinc3D dikembangkan untuk mendukung Observatory Vera C Rubin yang saat ini sedang dibangun di Chili utara. Sistem AI tersebut akan melaksanakan tugasnya selama 10 tahun ke depan untuk mencari batuan antariksa di sekitar Bumi di langit malam.

ADVERTISEMENT

HelioLinc3D ini begitu penting bagi para ilmuwan untuk memberikan informasi mengenai batuan luar angkasa yang akan bertabrakan dengan Bumi.

Puluhan juta batuan luar angkasa berkeliaran di tata surya, mulai dari asteroid yang hanya berukuran beberapa meter hingga planet kerdil seukuran Bulan. Batuan-batuan luar angkasa ini adalah sisa-sisa material yang awalnya membentuk planet-planet sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.

Sebagian besar objek tersebut terletak jauh dari Bumi, dengan mayoritas asteroid berada di sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter. Sementara, beberapa di antaranya juga memiliki orbit yang mendekatkan mereka ke Bumi, terkadang dapat dikatakan sangat dekat.

Apakah Bisa Menimbulkan Risiko?

Batuan luar angkasa yang mendekati Bumi didefinisikan sebagai objek dekat Bumi atau near-Earth objects (NEOs). Kemudian, asteroid yang menjelajah hingga jarak sekitar 5 juta mil dari planet ini mendapatkan status Asteroid Berpotensi Berbahaya (PHA).

Namun, asteroid berstatus PHA bukan berarti bahwa akan berdampak pada planet Bumi. Sama halnya dengan SF289 2022, saat ini tidak ada PHA yang diketahui menimbulkan dampak risiko setidaknya untuk 100 tahun ke depan.

Para astronom mencari asteroid yang berpotensi berbahaya dan memantau orbitnya hanya untuk memastikan mereka tidak akan tabrakan dengan Bumi.

Asteroid berstatus PHA yang baru ini ditemukan saat AI pemburu asteroid HelioLinc3D dikolaborasikan dengan data dari survei ATLAS di Hawaii, sebagai uji efisiensi sebelum Rubin diselesaikan.

Penemuan 2022 SF289 telah menunjukkan bahwa HelioLinc3D dapat menemukan asteroid dengan pengamatan yang lebih sedikit daripada teknik pendeteksi batu ruang angkasa saat ini.




(nah/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads