Ditolak Kampus Impian Ternyata Perlu Dirayakan, Ini Manfaatnya

ADVERTISEMENT

Ditolak Kampus Impian Ternyata Perlu Dirayakan, Ini Manfaatnya

Zefanya Septiani - detikEdu
Rabu, 09 Agu 2023 12:00 WIB
Ilustrasi Perayaan Imlek di Kafe
Foto: Sun Paper Source/Ilustrasi perayaan
Jakarta - Seleksi masuk perguruan tinggi menjadi salah satu tantangan paling berat bagi para siswa. Pasalnya, tidak semua siswa dapat diterima untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi impiannya.

Biasanya, penolakan dari perguruan tinggi impian dapat menjadi pukulan telak bagi siswa dan keluarganya. Namun, terdapat sebuah tren yang justru menentang gagasan terkait menyembunyikan penolakan ini, karena malu atau kecewa.

Tren ini justru menganjurkan kita untuk merayakan penolakan perguruan tinggi secara terbuka. Konsep merayakan penolakan telah mendapatkan daya tarik dalam beberapa tahun terakhir.

Hal tersebut terjadi karena terdapat manfaat potensial dan dampak transformatif yang dapat ditimbulkan terhadap ketahanan siswa, pertumbuhan pribadi, dan kesuksesan jangka panjang.

Proses kuliah juga merupakan pelajaran dalam membuat dan mengelola keputusan besar dalam hidup, termasuk dalam menghadapi kemunduran.

Merangkai kembali penolakan dapat menjadi peluang untuk introspeksi diri, membangun ketahanan dan komunitas, serta mencari alternatif lain. Perayaan penolakan secara publik dapat merevolusi cara kita untuk memahami dan menjalani proses penerimaan perguruan tinggi pada setiap tahap.

Lantas apa saja manfaat merayakan penolakan perguruan tinggi impian? Berikut ulasannya dikutip dari laman Psychology Today.


Membangun Ketahanan Diri

Merayakan penolakan masuk perguruan tinggi secara publik memungkinkan siswa untuk menghadapi kesulitan secara langsung. Hal ini dapat membantu mereka untuk mengembangkan ketahanan dan keberanian, dua keterampilan penting untuk sukses dalam semua aspek kehidupan.

Secara terbuka berbagi penolakan mereka, siswa akan menantang stigma yang terkait dengan kegagalan dan menunjukkan tekad di tengah kekecewaan. Transparansi ini akan memupuk lingkungan yang mendukung empati dan pemahaman.

Selain itu, terbuka akan penolakan juga akan memberikan pesan kuat bahwa kegagalan bukanlah cerminan dari nilai atau potensi seseorang, tetapi bagian inheren dari perjalanan menuju pertumbuhan diri dan pencapaian.

Perayaan ini juga memungkinkan siswa untuk memproses emosi dengan cara yang sehat. Sebab, kondisi ini bisa melatih kecerdasan emosional dan kesadaran diri saat menghadapi perasaan kecewa, frustasi, dan ketidakpastian dalam membayangkan masa depan yang baru.

Mendiskusikan pengalaman ditolak kampus impian juga akan mendorong siswa untuk mendapatkan komunitas, sudut pandang berharga, dan kesempatan. Terutama dalam menyadari bahwa kemunduran (ketika gagal) dapat menjadi peluang transformatif untuk perkembangan pribadi.

Menjelajahi Jalur Alternatif

Penolakan dari kampus impian juga dapat mendorong siswa untuk mempertimbangkan jalur dan peluang alternatif yang mungkin pada awalnya tidak dipertimbangkan.

Hal ini akan mengalihkan fokus dari definisi kesuksesan tunggal yang hanya terikat pada penerimaan perguruan tinggi tertentu.

Perubahan pola pikir ini membuka pintu untuk menjelajahi universitas internasional, perguruan tinggi komunitas, sekolah kejuruan, atau magang. Semua pengalaman ini akan memberikan pengalaman belajar yang unik dan peluang untuk pertumbuhan pribadi dan profesional.

Komunitas yang terbentuk melalui perayaan penolakan oleh perguruan tinggi ini dapat menjadi inspirasi bagi orang lain yang menghadapi situasi serupa pada masa yang sama dan di masa depan.

Membuka Pandangan Baru Tentang Apa Itu Kesuksesan

Merayakan penolakan masuk perguruan tinggi juga menawarkan pandangan segar tentang kesuksesan.

Pasalnya, hal ini dapat menunjukkan bahwa kesuksesan tidak eksklusif, didefinisikan oleh nama pada ijazah perguruan tinggi seseorang, tetapi ditunjukkan oleh keterampilan, karakter, dan tekad yang dikembangkan sepanjang perjalanan.

Dengan memamerkan prestasi dan ketahanan yang muncul dari kemunduran, siswa menjadi panutan bagi teman sebaya mereka, memberdayakan mereka untuk merangkul penolakan dan menempa jalur unik mereka sendiri menuju kesuksesan.

Mengembangkan Budaya Transparansi

Perayaan publik atas penolakan masuk perguruan tinggi akan menantang budaya perfeksionisme dan kompetisi yang tidak sehat, terutama untuk sekolah kedokteran di mana tingkat penerimaan rata-rata adalah 5,5 persen.

Menciptakan ruang yang dihargai dengan terbuka melalui penolakan ini dapat membantu memupuk komunitas yang mendukung dan mengutamakan pertumbuhan pribadi daripada validasi eksternal.

Siswa yang dengan terbuka berbagi penolakan mereka ternyata dapat mengembangkan budaya. Mereka bisa merayakan upaya, ketekunan, dan keberanian untuk mengejar jalur tidak konvensional yang bisa membawa pada kesuksesan yang lain.

Mendorong dialog terbuka tentang penolakan juga perlu dilakukan oleh lembaga pendidikan dan komunitas siswa. Tujuannya agar dapat mengatasi dan mengubah implikasi kesehatan mental yang terkait dengan penerimaan perguruan tinggi.

Seperti menciptakan pendekatan yang lebih sehat dan seimbang terhadap proses aplikasi untuk mengurangi tingkat kecemasan dan stres di kalangan siswa.

Budaya perayaan akan mengalihkan fokus dari hasil individu ke perjalanan pertumbuhan pribadi dengan menekankan pentingnya penemuan diri dan ketahanan untuk kesuksesan yang benar dan jangka panjang.

Mentransformasi Narasi Penerimaan Pendidikan Tinggi

Salah satu hal penting lainnya adalah merayakan penolakan perguruan tinggi secara publik dapat menjadi kekuatan untuk mentransformasi narasi penerimaan perguruan tinggi.

Hal ini akan memberdayakan siswa untuk menghadapi dan belajar dari kegagalan, membangun ketahanan dan keberanian mental.

Merangkul jalur dan peluang alternatif akan membantu siswa untuk menemukan jalur pertumbuhan dan kesuksesan yang baru.

Hal ini akan membantu mereka untuk melampaui batasan ruang kelas. Dalam jangka panjang, budaya merayakan penolakan akan memupuk keaslian, kerentanan, dan empati dalam komunitas anak muda di mana sejak dulu, hanya kompetisi yang mendominasi percakapan.

Oleh karena itu, meresapi kembali percakapan seputar penolakan masuk perguruan tinggi, dapat menantang definisi sempit tentang kesuksesan. Justru bisa mengutamakan perkembangan pribadi, individualitas, dan jalur alternatif menuju kesuksesan.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads