Mungkin kita sudah sering mendengar terkait planet-planet yang terdapat di dalam tata surya kita. Namun, alam semesta kita jauh lebih kompleks dan memiliki ribuan planet di luar tata surya atau yang biasa disebut sebagai eksoplanet.
Dikutip dari Space, hingga saat ini telah dikonfirmasi terdapat lebih dari 4.000 eksoplanet. NASA, menambahkan bahwa saat ini terdapat sekitar 7.000 lebih eksoplanet yang masih menunggu klasifikasi.
Kondisi alam yang dimiliki oleh beberapa eksoplanet ini pun sangat mencengangkan. Pasalnya, mereka memiliki kondisi alam yang sangat ekstrim seperti hujan besi dan kaca.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dibandingkan mereka, tentunya kondisi alam di Bumi jauh lebih tenang. Berikut ini beberapa eksoplanet yang memiliki kondisi alam sangat ekstrem.
10 Planet Paling Ekstrem di Luar Tata Surya:
1. Planet WASP-76b - Hujan Besi Meleleh
Planet yang ditemukan pada tahun 2013 merupakan planet yang terkunci pasang surut pada bintang induknya, BD+01 316.
Artinya, salah satu sisi planet ini akan selalu menghadap bintang dan menghasilkan suhu yang sangat panas hingga sekitar 2.500 derajat celcius, cukup panas untuk menguapkan besi.
Sisi lain dari WASP-76b memiliki suhu yang lebih dingin setidaknya sekitar 1.000 derajat celcius. Hal tersebut menyebabkan ketika uap besi dibawa melintasi setengah permukaan planet oleh angin yang kuat, mereka akan mendingin dan membentuk tetesan cair.
Tetesan-tetesan besi cair ini akan jatuh dan menghantam sisi yang lebih dingin dari planet tersebut.
2. Planet HD 189733 b - Hujan Kaca Cair
Planet ini dikenal sebagai dunia yang indah dan tenang, menyerupai bola biru besar yang berkilauan seperti kaca. Sayangnya, keindahan ini berasal dari cuaca planet yang mematikan, yaitu hujan kaca cair.
Tidak hanya itu, HD 189733 b juga memiliki kondisi cuaca lainnya yang juga cukup mengerikan.
Pasalnya, planet ini memiliki kecepatan angin sekitar 9.000 kpj. Angin supersonik ini menyebabkan hujan kaca melengkung ke samping dan mengangkat partikel silikat, serta mengubahnya menjadi proyektil mikroskopis.
3. Planet Gliese 1132 b - Atmosfer Kedua
Baru-baru ini, astronom menemukan fakta mengejutkan dari planet yang memiliki berbagai kesamaan dengan Bumi. Mereka menemukan pengaruh gravitasi bintang Gliese 1132 b 20% lebih besar dari Matahari.
Hal tersebut menciptakan gaya pasang-surut yang intens serta dapat memampatkan dan meregangkan planet atau disebut sebagai fleksing. Fleksing dapat menghasilkan aktivitas vulkanik yang ganas dan menyebabkan gas-gas naik ke permukaan planet.
NASA, mengungkapkan bahwa gas-gas tersebut membentuk atmosfer kedua bagi planet ini. Temuan ini sangat menarik karena merupakan kali pertama astronom menemukan atmosfer yang dapat tumbuh kembali.
4. Planet Kepler 10-b - Berada di Galaksi yang Sangat Jauh
Planet ini diketahui mengorbit dekat dengan bintangnya sehingga suhu permukaannya lebih panas sekitar 1.300 derajat celcius dibandingkan Bumi.
Selain itu, Kepler 10-b juga dapat menciptakan tetesan lelehan besi dan silikat serta memiliki permukaan yang tertutup lava.
Radiasi yang besar dari bintangnya menyebabkan tetesan lelehan besi dan silikat tidak akan jatuh di sisi malam planet. Tetesan tersebut akan terbawa jauh dari permukaannya oleh angin bintang, sehingga memberikan planet ini ekor berapi.
5. Planet Upsilon Andromeda b - Dunia Api dan Es
Upsilon Andromeda b memiliki perbedaan suhu yang cukup ekstrem antara sisi siang dan malamnya. Pasalnya, sisi siang mengalami suhu setinggi 1.600 derajat celcius dan sisi malamnya memiliki suhu serendah minus 20 derajat celcius.
NASA, mengungkapkan alasan di balik fenomena ini adalah karena ukuran luar biasa yang dimiliki oleh bintangnya, yaitu Upsilon Andromeda A. Selain itu, bintang ini juga memiliki daerah panas yang hampir langsung di atas eksoplanet ini.
6. Planet HR 5183 b - Memiliki Bentuk Orbit yang Unik
Orbit milik planet ini ditemukan cukup unik karena berbentuk telur dan mengelilingi bintang tuannya. Astronom di Caltech menuturkan bentuk orbit raksasa gas ini cukup berbeda karena biasanya sebagian besar orbit biasanya berbentuk lingkaran.
Proses penemuan HR 5183 b membutuhkan waktu pengamatan selama 20 tahun menggunakan tiga teleskop.
Sayangnya, hingga kini kita belum bisa melihat planet ini memutari orbit secara penuh. Astronom memperkirakan waktu yang diperlukan untuk planet ini mengorbit adalah sekitar 45 hingga 100 tahun Bumi.
7. Planet OGLE-2016-BLG-1928 - Bisa Berkelana Sendirian
Eksoplanet ini ditemukan oleh para astronom ketika ia sedang berkelana di Bima Sakti pada akhir tahun 2020. Hal tersebut disebabkan karena eksoplanet ini terlepas dari bintang induknya sehingga menyebabkan ia dapat berkelana sendirian.
OGLE-2016-BLG-1928, diyakini terbentuk dengan cara konvensional di sekitar bintang. Namun, eksoplanet ini kemudian terlempar oleh interaksi gravitasi dengan planet lain yang menyebabkan planet ini berkelana sendiri.
8. Planet TOI-178 - Sistem yang Harmoni dan Kacau
Observasi akan sistem eksoplanet ini mengungkapkan bahwa lima dari enam planet dalam sistem terkunci dalam tarian ritmis satu sama lain.
Lima planet luar ada dalam resonansi 18:9:6:4:3, yang menunjukkan bahwa planet pertama telah menyelesaikan 18 orbit saat planet kedua menyelesaikan 9 orbit, planet ketiga menyelesaikan enam, dan seterusnya.
Sayangnya, komposisi planet-planet yang membentuk sistem TOI-178 tidak menunjukkan harmoni seperti yang ditunjukkan oleh gerakan milik mereka.
9. Planet 55 Cancri e - Terbuat dari Intan
Komposisi eksoplanet ini yang biasa dikenal sebagai Janssen, menjadi alasan planet ini menjadi objek yang paling berharga secara konvensional di alam semesta. 55 Cancri e memiliki ukuran dua kali lipat dari Bumi, tetapi memiliki massa 9 kali lipat massa Bumi.
NASA, mengungkapkan eksoplanet ini terdiri atas karbon bertekanan tinggi dalam bentuk grafit dan intan yang dicampur dengan besi dan unsur lain.
Hal tersebut menyebabkan nilai perkiraan planet ini lebih besar 384 kuadriliun dari produk domestik bruto seluruh Bumi.
Sayangnya, pendapat bahwa eksoplanet ini terbuat dari intan telah ditentang sejak 55 Cancri e pertama kali ditemukan pada tahun 2004. Hal itu disebabkan karena intan mungkin tidak abadi.
10. Planet Blanets - Berada di Sekitar Lubang Hitam
Eksoplanet ini dinilai sangat ekstrim karena akan mengorbit lubang hitam yang supermasif. Namun, hingga kini belum ada bukti bahwa planet yang mengorbit lubang hitam atau 'blanet' benar-benar ada.
Planet ini diperkirakan terbentuk dari keruntuhan gravitasi daerah-daerah yang berkepadatan tinggi dalam awan protoplanet yang terdiri atas gas dan debu.
Sementara, lubang hitam supermasif di inti galaksi aktif atau active galactic nuclei (AGN), berada di pusat cakram besar yang berputar dengan material-material tersebut.
Sebuah penelitian terbaru yang memodelkan dinamika cakram gas dan debu tersebut menunjukkan bahwa di bawah kondisi tertentu, pembentukan planet di sekitar lubang hitam seharusnya terjadi.
(faz/faz)