Kenapa Kita Tertawa? Pakar Ungkap Alasan di Baliknya

ADVERTISEMENT

Kenapa Kita Tertawa? Pakar Ungkap Alasan di Baliknya

Zefanya Septiani - detikEdu
Kamis, 03 Agu 2023 14:00 WIB
People attend Serhiy Lipkos stand-up comedy show in Kyiv, Ukraine, Saturday, June 11, 2022. The war in Ukraine isnt remotely funny, but Ukrainians are learning to laugh about the awfulness of it all. Not necessarily because they want to, but because they have to stay sane in the conflict that has killed tens of thousands and is turning Ukraine, millions of lives, and the world order inside out. (AP Photo/Natacha Pisarenko)
Warga Ukraina mengatasi stres perang dengan mencari tawa di pertunjukan stand up comedy. Foto: AP/Natacha Pisarenko
Jakarta -

Tertawa merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang, bahkan seorang bayi sekalipun. Saat tertawa, biasanya kita akan diasumsikan sedang berbahagia atau memiliki suasana hati yang baik.

"Tawa adalah ekspresi emosional nonverbal," jelas Sophie Scott, PhD, seorang profesor neurosains kognitif di University College London (UCL) dan salah satu ahli terkemuka dunia soal tawa, dikutip dari Reader's Digest.

Sains Tawa

Aspek kegembiraan komunitas memiliki peranan sangat penting untuk memahami alasan kita tertawa. Studi yang diterbitkan dalam Trends in Cognitive Sciences mengungkap orang 30 kali lebih mungkin tertawa saat bersama orang lain daripada sendirian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Emosi yang tampaknya kita ekspresikan adalah kegembiraan, tetapi kegembiraan sosial yang sebagian besar dialami bersama orang lain," kata Scott.

Scott menjelaskan bahwa tawa adalah respons fisiologis. Saat kita tertawa, otak melepaskan endorfin, yang membuat seluruh tubuh rileks. Otot wajah dan sistem pernapasan kita terlibat dalam tawa.

ADVERTISEMENT

Namun, tertawa tidak dilakukan dengan sengaja, jika kita bicara soal tawa yang tulus. Di sisi lain, terkadang ada saat kita tidak bisa tidak tertawa atau tidak bisa berhenti tertawa. Saat digelitik, misalnya.

Alasan Manusia Tertawa

Lantas, apa alasan kita bisa tertawa? Ternyata, terdapat empat alasan utama yang berkaitan dengan kebutuhan kita di balik tawa yang kita miliki.

Koneksi Sosial

Scott mengungkap koneksi sosial menjadi pendorong utama tawa. Pasalnya, hampir sebagian besar tawa menjadi bagian dari interaksi sosial dengan orang lain.

Menyembunyikan Emosi

Scott menemukan terkadang kita tertawa untuk menyembunyikan emosi lain, seperti marah cemas, atau takut. Baik secara sadar atau tidak, kita mungkin menggunakan tawa untuk mengelola emosi sulit ini.

Respons Tubuh

Terkadang kita akan tertawa sebagai respons terhadap rangsangan tubuh, terutama saat digelitik. Para ilmuwan belum tahu persis mengapa digelitik dapat menyebabkan tawa, tetapi mereka menemukan hal ini melibatkan hipotalamus, area otak yang mengendalikan mood.

Menemukan Sesuatu yang Lucu

Menemukan sesuatu yang lucu dapat menjadi salah satu alasan kita tertawa. Menurut studi yang diterbitkan di Neuropsychologia, ekspresi wajah orang yang menderita bisa membuat kita tertawa. Saat seseorang jatuh dan terlihat bingung, kita bisa menganggap ini lucu.

Tahapan Ketawa dan Faktornya

Menemukan Humor

Teori inkongruitas menjelaskan seseorang tertawa karena adanya humor. Namun, humor saja tidak cukup untuk membuat seseorang tertawa, seperti yang dikutip dari laman Science Alert.

Patahan dan Hal di Luar Normal

Dalam kasus ini, tertawa bukanlah tentang perasaan bahwa ada patahan di humor. Namun, humor tersebut mengandung rasa terhubung, yang bikin kita menemukan diri sendiri dalam situasi tertentu yang mengejutkan atau di luar normal.

Tidak Berbahaya

Namun, untuk menjadi lucu, peristiwa yang terjadi juga harus dianggap tidak berbahaya. Sebagai contoh, jika kita melihat harimau berjalan di jalan kota, itu mungkin terlihat inkongruen, tetapi itu tidak lucu karena menakutkan. Namun, jika harimau itu bergulung seperti bola, maka akan menjadi lucu.

Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa tawa terdiri dari tiga langkah. Pertama, dibutuhkan situasi yang tampak aneh dan menyebabkan perasaan inkongruen, seperti kebingungan atau panik.

Kedua, kekhawatiran atau stres yang disebabkan oleh situasi inkongruen harus bisa dipecahkan dan diatasi. Ketiga, pelepasan tawa sebenarnya berfungsi sebagai sinyal saat semua hal aman dan sinyal memberi tahu orang di sekitarnya bahwa mereka aman.

Kenapa Tawa Menular?

Tanda Aman

Tawa telah digunakan sebagai sinyal selama ribuan tahun untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa situasi sekitar aman, tidak ada ancaman, dan tidak perlu kabur dari situasi tersebut. Karena itu, tertawa dapat menular dari orang yang satu ke yang lainnya.

Karena itu pula, tawa dapat membuat hidup kita lebih sosial. Tawa menandai akhir dari rasa takut atau khawatir.

Ikatan Sosial

Studi ilmiah juga menunjukkan bahwa tertawa menular dengan cara yang sama seperti menguap, sering tetapi tidak terkendali. Scott mengatakan, penyebab orang tertawa saat melihat orang lain tertawa berkaitan dengan tawa sebagai bentuk ikatan sosial.

Tertawa adalah cara untuk menunjukkan kasih sayang dan berbagi kegembiraan. Ikatan sosial sangat penting bagi spesies manusia sehingga terkadang kita bahkan tidak menyadari sedang tertawa sebagai cara untuk berhubungan dengan orang lain.




(twu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads