Cacing Ini Bangkit dari Kubur usai Beku 46.000 Tahun

ADVERTISEMENT

Cacing Ini Bangkit dari Kubur usai Beku 46.000 Tahun

Trisna Wulandari - detikEdu
Minggu, 30 Jul 2023 19:00 WIB
Cacing purba
Cacing purba ini bangkit dari kubur setelah beku 46.000 tahun di Siberia. Penelitian cacing ini picu harapan manusia dapat bertahan hidup di lingkungan ekstrem. Foto: Shatilovich dkk

Proses Bangkit dari Kubur

Permafrost cacing purbaPermafrost tempat cacing purba ditemukan. Foto: Shatilovich et al

Sebelumnya, fenomena cryptobiosis ini ditemukan pada awal abad ke-18 oleh Antonie van Leeuwenhoek. Peneliti yang kelak jadi Bapak Mikrobiologi sedang mengamati debu yang kelihatannya tidak bernyawa. Dalam satu jam berada di air, 'debu' itu hidup. Ini juga terjadi di makhluk mikroskopis beruang air tardigrade dan rotifera.

Tidak hanya bangkit dari kubur, cacing purba ini lalu bereproduksi. Ini artinya, spesies dari puluhan ribu tahun lalu ini bisa melahirkan keturunan yang sama sekali baru ke zaman modern.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, sudah ada puluhan cacing baru dari cacing purba ini. Mereka muncul dari reproduksi aseksual, yang sederhananya seperti mengkloning diri sendiri.

Untuk bisa berfungsi seperti cacing pada umumnya, cacing purba beku ini sebelumnya ditempatkan peneliti di cawan petri dengan larutan nutrisi. Nematoda ini lalu diletakkan di ruang bersuhu sekitar 21 derajat Celcius selama beberapa minggu.

ADVERTISEMENT

Nah, saat itulah beberapa cacing purba mulai bangun dan bahkan mulai bereproduksi. Para peneliti mendapati, keturunan cacing purba ini menggunakan gula yang disebut trehalose untuk melindunginya dari dehidrasi dan ancaman hidup lain.

Berdasarkan uji genetik, termasuk pengurutan genom dan analisis filogenetik, cacing purba ini berasal dari keluarga cacing gelang Panagrolaimidae. Sesuai kawasan Sungai Kolyma, Rusia timur yang jadi tempatnya ditemukan, para peneliti menamainya Panagrolaimus kolymaensis.

Batas Tipis Hidup dan Mati

Teymuras Kurzchalia, salah satu penulis studi dan dosen di Max Planck Institute of Molecular Cell Biology and Genetics, Jerman menganggap cacing purba ini simbol luar biasa atas peregangan batas kehidupan dan kematian.

Sebelumnya, bakteri pada 2018 diketahui bisa hidup kembali setelah jutaan tahun tidur. Namun, batas kemampuan cryptobiosis hewan nematoda sebagai mikroorganisme yang jauh lebih kompleks dari bakteri belum banyak diketahui.

Para peneliti di Jerman kini mencoba menemukan populasi modern dari spesies purba ini. Jika belum punah, mereka bisa membandingkan seperti apa evolusinya selama puluhan ribu tahun. Sementara ini, cryptobiosis masih jadi misteri batas hidup dan mati di dunia biologi, khususnya pada hewan.


(twu/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads