Belajar dari Kasus Bocah 3 Tahun di Jember yang Ususnya Dipenuhi Cacing

Belajar dari Kasus Bocah 3 Tahun di Jember yang Ususnya Dipenuhi Cacing

Yakub Mulyono - detikJatim
Selasa, 15 Apr 2025 20:50 WIB
RSD dr Soebandi Jember
RSD dr Soebandi Jember (Foto: Yakub Mulyono)
Jember -

Seorang bocah berusia 3 tahun di Jember ususnya dipenuhi oleh cacing gelang (ascaris lumbricoides). Akibatnya, perut bocah tersebut membesar dan tidak bisa buang air besar (BAB) selama seminggu.

Direktur RSD dr Soebandi Jember I Nyoman Semita mengatakan pasien tersebut dirawat di Rumah Sakit sebenarnya sudah enam bulan lalu. Saat ini pasien sudah sehat dan pulang ke rumahnya.

"Pasien datang ke RS sudah cukup lama, sudah lebih sekitar 6 bulan lalu," kata Nyoman, Selasa (15/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, dokter menemukan adanya kebuntuan saluran pencernaan akibat sesuatu setelah melakukan CT scan kepada bocah tersebut. Dokter kemudian memutuskan untuk melakukan operasi setelah pasien muntah mengeluarkan cacing saat dirawat di dalam ruangan.

"Akhirnya diputuskan untuk operasi karena sudah mengganggu fungsi pencernaan dan pernapasan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Setelah dilakukan operasi dengan membuka usus pasien, ternyata banyak cacing di lubang usus anak tersebut. "Cacing yang terdapat pada tubuh anak tersebut mirip cacing tanah, yakni termasuk jenis cacing ascariasis," ucapnya.

Menurut Nyoman, cacing ascariasis merupakan jenis cacing yang hidup di alam terbuka. Ia menyebut, jika tidak menjaga kebersihan tangan saat makan, maka cacing berpotensi masuk tubuh.

"Ini pasti masuknya (cacing) lewat tangan, sehingga perilaku hidup sehat masih menjadi masalah," paparnya.

Berdasarkan data anamnesis, pasien sebelumnya sempat tinggal di Bali dan baru saja pindah ke Jember. Di Bali, pasien hampir setiap hari bermain dengan teman-temannya di sungai. Ia jarang memakai sandal atau pelindung kaki saat bermain.

Sementara di Jember, ia rutin mengikuti kakek-neneknya untuk memunguti sampah di tempat pembuangan sampah. Ia pergi ke tempat pembuangan sampah dan memungut sampah dengan tangannya tanpa pelindung apa pun. Ibunya biasanya menyuapi pasien dengan tangan, dan pasien minum air putih yang tidak dimasak.

Nyoman menambahkan untuk mencegah hal serupa terjadi, maka diperlukan pembelajaran-penjelasan kepada masyarakat mengenai pola hidup sehat. Mulai dari cuci tangan sebelum makan, minum air bersih dari kuman alias air masak, piring harus bersih dan lain sebagainya.

"Tokoh agama dan tokoh masyarakat juga perlu memberikan contoh terkait pola hidup sehat," tandasnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads