4 Tradisi Perayaan Tahun Baru Islam atau 1 Muharram di Indonesia, Ada Daerahmu?

ADVERTISEMENT

4 Tradisi Perayaan Tahun Baru Islam atau 1 Muharram di Indonesia, Ada Daerahmu?

Fahri Zulfikar - detikEdu
Rabu, 19 Jul 2023 11:00 WIB
Dilepas Keluarga Keraton Yogyakarta, Ribuan Warga Gelar Ritual Tapa Bisu Mubeng Beteng
Foto: Edzan Raharjo/detikcom
Jakarta -

Tahun baru Islam 1 Muharram 1445 Hijirah jatuh pada Rabu 19 Juli 2023. Biasanya, beberapa daerah memiliki tradisi yang khas dalam menyambut atau merayakan tahun baru Islam ini. Apa saja tradisinya?

Secara umum, tradisi-tradisi perayaan tahun baru Islam berkaitan dengan makna dimulainya tahun yang baru. Di beberapa daerah, makna ini kemudian diimplementasikan dengan beberapa aktivitas. Seperti sedekah alam, menabuh bedug, hingga melakukan perenungan.

Merangkum laman Kemdikbud dan arsip detikcom, berikut ini beberapa tradisi perayaan tahun baru Islam di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


4 Tradisi Perayaan Tahun Baru Islam:


1. Sedekah Gunung Merapi

Tradisi ini dilakukan oleh warga Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah setiap tanggal 1 Muharram.

Sedekah Gunung Merapi dilakukan dengan melarung kepala kerbau di wilayah puncak gunung. Masyarakat biasanya bersama-sama mengarak kepala kerbau dan berbagai hasil bumi.

ADVERTISEMENT

Puncak perayaan ini adalah dengan makan dan berdoa bersama agar di tahun baru ini mendapat keberkahan dari Allah SWT.

2. Tradisi Ngadulag

Tradisi Ngadulag bisa ditemukan di masyarakat Sunda atau Jawa Barat. Salah satu daerah yang masih sering menggelar tradisi ini adalah Sukabumi.

Ngadulag merupakan tradisi menabuh bedug dengan ritmis tertentu, terutama ritmis-ritmis yang dinamis.Pada momen ini juga digelar lomba tabuh bedug yang bisa diikuti masyarakat.

Secara umum, Ngadulag identik dengan bulan suci Ramadhan, namun akhirnya Ngadulag juga jadi peringatan Maulid Nabi, Tahun Baru Islam, hingga acara seperti khitanan dan lainnya.

Dalam Kamus Basa Sunda, ngadulag adalah "nabeuh bedug dilagukeun pikeun tanda kudu mimiti puasa, bubar taraweh, waktu sahur, jeung saterusna".

3. Tradisi Nganggung

Masyarakat Melayu Bangka Belitung, khususnya di Pulau Bangka memiliki tradisi Nganggung. Tradisi ini biasanya dilakukan dengan membawa makanan dari masing-masing rumah penduduk menuju ke satu tempat pertemuan besar, biasanya berupa Masjid, Surau, Langgar, atau Lapangan.

Biasanya, tradisi ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu di dalam Agama Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Nisfu Sya'ban, tahun baru Islam atau Muharram, serta selepas shalat Idul Fitri dan Idul Adha.

Nganggung sering disebut juga Sepintu Sedulang karena setiap rumah (sepintu atau satu pintu) membawa 'satu dulang (sedulang), yaitu wadah kuningan maupun seng yang digunakan untuk mengisi makanan dan kemudian ditutup dengan penutup dulang, yaitu Tudung Saji.

4. Tapa Bisu

Tapa Bisu menjadi salah satu tradisi paling terkenal di Yogyakarta saat 1 Muharram tiba. Tradisi ini adalah ritual keliling benteng keraton di Yogyakarta.

Tradisi ini disebut tapa bisu karena dilakukan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun saat mengelilingi benteng keraton sejauh 7 kilometer.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads