.webp)
Malam 1 Suro merupakan pembuka bulan pertama dalam kalender Jawa. Sebagai perayaan, Keraton Kasunan Surakarta Hadiningrat akan menggelar kirab pusaka dengan sarana kebo bule. Apa itu?
Sebelumnya, kirab 1 Suro juga diadakan untuk memperingati tahun baru Islam 1 Muharram. Tujuan perayaan ini adalah untuk meminta keselamatan dan sebagai sarana introspeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Acara kirab akan menampilkan kebo bule sebagai sarana kirab. Perlu diketahui, kebo bule ini bukanlah hewan sembarangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Kebo Bule dalam Tradisi Malam Satu Suro?
Menurut situs Kepustakaan Keraton Nusantara, kebo bule adalah kerbau keturunan kebo bule Kyai Slamet. Kebo ini merupakan keturunan dari kebo kesayangan Paku Buwono II sejak ia masih berkuasa di Keraton Kartasura.
Hewan tersebut merupakan hadiah dari Kyai Hasan Besari Tegalsari Ponorogo kepada Paku Buwono II untuk cucuk lampah (pengawal) dari pusaka keraton yang bernama Kyai Selamat.
Hadiah itu diberikan saat Paku Buwono II hendak pulang dari Ponorogo untuk kembali ke Keraton Kartasura yang porak poranda akibat peristiwa Geger Pacinan.
Karena bertugas menjaga dan mengawal pusaka Kyai Slamet, maka masyarakat mulai menyebut kebo bule ini sebagai Kebo Kyai Slamet.
Saat Paku Buwono II sedang mencari lokasi untuk keraton baru pengganti Istana Kartasura pada 1725, leluhur kebo-kebo bule itu dilepas liar. Akhirnya, kebo bule itu berhenti di lokasi yang kini menjadi Keraton Kasunanan Surakarta.
Kini, tiap malam 1 Suro dalam penanggalan Jawa atau malam tanggal 1 Muharam menurut kalender Hijriah, kawanan kebo bule yang dikeramatkan ini selalu menjadi cucuk lampah dalam prosesi kirab sejumlah pusaka Keraton Kasunanan Surakarta.
(nir/faz)
