700 Koin emas dollar tahun 1840-1863 ditemukan di balik tanah ladang jagung di Kentucky, Amerika Serikat. Koin-koin itu ditemukan warga setempat saat menggali tanah ladangnya awal tahun ini.
"Sangat tidak masuk akal: koin-koin emas itu pecahan 1, 20, 10 dolar," kata warga yang nama dan lokasi ladangnya tidak diungkap ke publik, dikutip dari Live Science, Sabtu (15/7/2023).
Koin Emas Langka Zaman Perang Saudara
Koin-koin emas itu kemudian terjual ke jasa pemasaran aset Govmint. Dikutip dari laman resminya, salah satu temuan paling menarik dari timbunan koin itu yaitu sekitar 18 koin emas Liberty pecahan 20 dolar tahun 1863-an yang langka. Koin ini kerap setara harga 6 digit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Numismatic Guaranty Co, yang mensertifikasi keaslian koin tersebut menjelaskan bahwa koin emas langka tersebut dirilis ke publik oleh Departemen Treasury setelah penemuan emas di California. Koin ini dinilai makin langka karena tidak bertuliskan kalimat 'In God We Trust'.
Kalimat tersebut menandakan bahwa koin ini setua atau lebih tua dari Civil War (Perang Saudara). Sebab, kata-kata tersebut baru ditambahkan pada 1866, setelah Perang Saudara berakhir.
Jejak Timbun Harta Akibat Ketakutan Perang
Temuan ratusan koin emas ini diperkirakan menjadi saksi bagaimana warga menimbun harta akibat ketakutan atas Perang Saudara yang terjadi puluhan tahun. Tidak aneh, koin emas itu kemudian diberi julukan Great Kentucky Hoard atau Timbunan Besar Kentucky.
Perang Saudara Amerika (1861-1865) adalah perang antara Union (Utara), dan Konfederasi (Selatan) yang dibentuk dari negara-negara yang memisahkan diri. Perang ini utamanya terjadi akibat perselisihan soal apakah perbudakan bisa diperluas lagi ke Barat sehingga bisa terbentuk lebih banyak negara budak seperti yang diharapkan Konfederasi, atau ditiadakan sehingga tak ada lagi perbudakan seperti yang diharapkan Union.
Arkeolog konflik Ryan McNutt dari Georgia Southern University mengatakan, lokasi Kentucky yang merupakan wilayah netral perang saat itu diperkirakan memungkinkan warna menimbun harta di sana.
"Kemungkinan koin-koin itu dikubur duluan sebelum serangan Konfederasi John Hunt Morgan, Juni-Juli 1863," kata McNutt.
Warga kaya Kentucky saat itu dikabarkan mengubur uang yang sangat banyak agar tidak dirampok Konfederasi. Contohnya yaitu James Langstaff, yang dalam surat peninggalannya menyatakan sudah mengubur koin emas setara 20 ribu dolar di rumahnya di Paducah. William Pettit bahkan dikabarkan mengubur koin emas setara 80 ribu dolar.
Sementara itu, prajurit Konfederasi yang sedang dikarantina akibat terjangkit rubeola (measles) dikabarkan mencuri uang gaji di karantina dan menyembunyikannya di gua di Cumberland Gap. Namun, baik harta karun warga kaya dan prajurit tersebut belum ditemukan saat ini.
"Banyak orang Amerika yang terdampak Perang Saudara berpengalaman menyembunyikan barang-barang dan harta berharga," kata McNutt.
Ia menjelaskan, artefak yang kelak ditemukan di lahan pribadi umumnya dijual atau dikoleksi tanpa dilaporkan ke arkeolog. Hal ini menurutnya membuat informasi sejarah jadi kurang.
McNutt menerangkan, timbunan objek dari masa lalu punya nilai luar biasa tentang sosok yang mengoleksinya di masa lalu. Dengan begitu, objek tersebut membuka jendela sejarah bagi arkeolog.
Di Amerika Serikat, tidak ada aturan yang mengharuskan temuan bersejarah dilaporkan ke arkeolog. Namun bagi McNutt, yang banyak berhubungan dengan pemilik lahan, percaya bahwa pendidikan dan jangkauan lebih luas adalah kunci untuk tahu lebih jauh soal koin langka ini.
"Sepenuhnya terserah pemilik tanah. Tapi sepetik sejarah masa lalu lewat koin ini jadi hilang selamanya," katanya.
(twu/nah)