10 Negara Paling Terdampak Perubahan Iklim, Memiliki Pendapatan Rendah

ADVERTISEMENT

10 Negara Paling Terdampak Perubahan Iklim, Memiliki Pendapatan Rendah

Zefanya Septiani - detikEdu
Minggu, 09 Jul 2023 09:00 WIB
A couple walks on the cracked ground of the Baells reservoir as drinking water supplies have plunged to their lowest level since 1990 due to extreme drought in Catalonia, in the village of Cersc, in the region Bergueda, Spain March 14, 2023. REUTERS/Nacho Doce
Ilustrasi kekeringan ekstrem Foto: REUTERS/Nacho Doce
Jakarta -

Saat ini, perubahan iklim telah menjadi permasalahan serius yang tengah dihadapi oleh dunia. Pasalnya, belakangan ini telah terjadi banyak peristiwa cuaca ekstrem yang terkait dengan pemanasan global.

Hal itu menyebabkan krisis iklim telah menjadi ancaman lingkungan global dan dapat menggandakan kemiskinan yang signifikan. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Pada negara dengan penghasilan tinggi, mereka akan memiliki lebih banyak sumber daya untuk menghadapi perubahan iklim, tidak seperti negara dengan penghasilan rendah yang memiliki sumber daya terbatas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inilah 10 negara yang paling terimbas perubahan iklim, meninjau data dan peringkat dari Inisiatif Adaptasi Global Notre Dame dan Indeks Risiko Iklim Germanwatch, serta dilansir dari laman Concern Worldwide.


10 Negara Paling Terdampak Perubahan Iklim


Afghanistan

Tahukah kalian, perubahan iklim menyebabkan suhu di negara ini terus meningkat. Antara tahun 1950 dan 2010, telah terjadi peningkatan suhu sebesar 1,8o C dan masih menunjukkan peningkatan minimal sebesar 1,4o C pada tahun 2050.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Afghanistan juga telah mengalami penurunan curah hujan sebesar 40%. Bahkan Program Pangan Dunia (WFP) turut mengungkapkan bahwa kekeringan terkait curah hujan maupun pencairan salju sebagai ancaman saat ini.

WFP juga menambahkan terdapat banjir, baik pada daerah yang mengalami kekeringan atau tidak mengalami kekeringan. Bencana ini disebabkan karena hujan musim semi yang deras dan banjir sungai sebagai dampak dari meningkatnya pencairan salju.


Bangladesh

Krisis iklim dapat menyebabkan permukaan laut menjadi naik, sehingga bagi negara yang berada di pesisir pantai maupun negara kepulauan harus bersiap terkena risiko. Hal ini dialami oleh Bangladesh yang telah melawan dampak perubahan iklim selama beberapa dekade.

Bahkan negara ini berada pada peringkat ke-7 dalam Indeks Risiko Iklim oleh Germanwatch untuk risiko akumulatif antara tahun 2000 hingga 2019. Laporan United States Agency for International Development (USAID) tahun 2018 juga mengungkap 89% warga Bangladesh tinggal di daerah dengan paparan iklim tinggi atau sangat tinggi.


Chad

Tahukah kalian, selama 50 tahun 90% air dari danau terbesar di Chad telah menghilang. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan suhu, kekeringan, dan penggunaan air, yang menyebabkan area tersebut menjadi kawasan tandus.

Selain itu, daerah aliran sungai danau ini semakin tererosi akibat hujan lebat, yang menjadikan area ini rentan banjir karena tanah gurun tidak mampu menyerap air dengan baik.

Saat ini, Chad berada pada peringkat terakhir dalam indeks Inisiatif Adaptasi Global Notre Dame, yang turut mengkategorikan Chad sebagai negara yang paling rentan dengan perubahan iklim dan negara yang paling tidak siap menghadapi dampaknya.


Haiti

Negara ini memiliki risiko yang sangat berat jika terjadi perubahan iklim. Bahkan Menteri Lingkungan Hidup Haiti, Joseph Jouthe pada tahun 2019 mengungkapkan perubahan iklim merupakan teror besar bagi Haiti dan negaranya sulit untuk menghadapi perubahan iklim.

Salah satu penyebab Haiti sulit untuk menghadapi perubahan iklim ialah karena negara ini tengah mengalami krisis kemanusiaan serta memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi.

Bank Dunia memperkirakan Haiti telah kehilangan 98% hutan, membuat negara ini semakin rentan terhadap situasi darurat yang kompleks ketika terjadi. Sayangnya, lebih dari 96% warga Haiti berisiko terdampak bencana, dan kerusakan yang ditimbulkan akibat bencana dapat membawa beban finansial yang berat.


Kenya

Kenya mengalami dampak perubahan iklim yang cukup parah, yang tampak pada kekeringan di Lautan Afrika, kekeringan terburuk di daerah ini dalam 40 tahun Kekeringan ini pada tahun 2019, diprediksi telah menghabiskan lebih dari USD 708 juta (Rp 11,7 triliun). Hal ini menyebabkan Greenwatch menempatkan Kenya ke dalam negara yang paling terkena dampak perubahan iklim.

Saat ini pemerintah Kenya telah berkomitmen untuk mengalokasikan sumber daya yang signifikan untuk menanggapi krisis ini dan membangun ketahanan dalam komunitasnya sendiri.

Meskipun Kenya menyumbang kurang dari 0,1% emisi gas rumah kaca global, tetapi negara ini berjanji untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 32% pada tahun 2030.


Malawi

Salah satu bencana akibat perubahan iklim yang sangat memengaruhi Malawi adalah Topan Idai yang terjadi pada tahun 2019, siklon tropis paling mematikan dalam sejarah wilayah ini. Bencana ini memengaruhi 3 juta orang, menewaskan lebih dari 1.000 orang, dan menyebabkan kerugian sebesar USD 2,2 miliar (Rp 33 triliun).

Cuaca ekstrem yang meningkat juga menjadi salah satu penyebab kemiskinan dan kelaparan di negara ini. Pasalnya, hujan yang tidak terduga dan kekeringan memberikan ancaman yang besar terhadap industri pertanian, di mana hampir 80% populasi bekerja di sektor ini.


Niger

Negara ini mengalami peningkatan suhu 1,5 kali lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan di seluruh dunia. Bahkan, para ahli iklim memperkirakan akan terjadi peningkatan suhu sebesar 3 hingga 6o C pada akhir abad ini.

Sejak tahun 1968, Niger menghadapi kekeringan multi-tahun yang mempengaruhi hampir sepertiga populasi dari negara ini. Hal ini berdampak pada pertanian Niger, padahal lebih dari 80% penduduk Niger menggantungkan hidup mereka pada pertanian.

Bank Dunia melaporkan terjadi penurunan ukuran dan kualitas panen di negara ini sejak tahun 1970-an. Saat ini, Niger rentan terhadap kelaparan, kekurangan air, dan kekerasan. Kondisi ini dapat diperparah apabila terjadi peningkatan pada krisis iklim.


Pakistan

Perubahan Iklim menyebabkan suhu di kota Jacobabad, Sindh, Pakistan pernah melebihi 52o C , suhu yang terlalu ekstrem bagi toleransi manusia.

Bank Dunia mencatat Karachi, kota lain di Sindh sebagai titik panas iklim dan memperkirakan peningkatan iklim dapat berdampak pada 14,9 juta penduduk kota tersebut.

Saat ini Pakistan juga telah memiliki salah satu tingkat stres dan kekurangan air tertinggi di dunia karena gletser di Pegunungan Hindu Kush, Himalaya, dan Karakoram telah mencair.

Peningkatan iklim ini dapat memberikan dampak terbesar pada masyarakat Pakistan yang paling rentan, terutama mereka yang bergantung pada pertanian dan pembesaran hewan ternak untuk bertahan hidup.


Somalia

Somalia memiliki keterbatasan untuk mengatasi perubahan iklim yang terjadi karena siklus krisis yang telah dialami selama beberapa dekade. Saat ini Somalia tengah menghadapi efek kekeringan terparah yang melanda Lautan Afrika, bahkan beberapa wilayah negara ini berisiko mengalami kelaparan.

Kondisi yang cukup parah di Somalia disebabkan 60% penduduknya yang merupakan peternak bergantung pada hujan untuk menjaga dan merawat hewan ternak. Sayangnya, beberapa dekade ini sangat sulit untuk mendapatkan curah hujan yang baik.

Perang saudara yang telah terjadi selama tiga tahun juga menyebabkan kondisi yang mengerikan di Somalia. Pasalnya, konflik telah mencegah pembangunan infrastruktur dan pemeliharaan respons iklim yang dicanangkan untuk melindungi warga dari perubahan iklim.


Sudan

Sudan menjadi salah satu negara yang paling rentan untuk terkena dampak dari perubahan iklim yang terjadi. Kerentanan Sudan didasarkan pada kekeringan dan variasi curah hujan negara ini. Pasalnya, banyak penduduknya yang memiliki mata pencaharian dalam sektor pertanian.

Selain itu, kondisi ini juga diperparah dengan konflik dan ketidakstabilan yang berkelanjutan sehingga membuat kehidupan yang sulit di Sudan. Hal ini menyebabkan akan muncul permintaan yang lebih banyak akan pengungsian padahal mereka memiliki sumber daya yang terbatas.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads