Studi Ungkap Mahasiswa dengan Pola Makan Buruk Rentan Penyakit di Masa Tua

ADVERTISEMENT

Studi Ungkap Mahasiswa dengan Pola Makan Buruk Rentan Penyakit di Masa Tua

Zefanya Septiani - detikEdu
Kamis, 06 Jul 2023 11:30 WIB
Shot of two young women using a laptop together in a college library
Ilustrasi mahasiswa Foto: Getty Images/PeopleImages
Jakarta - Memasuki fase dewasa awal, membuat para mahasiswa harus bisa untuk mengontrol dan mengatur kehidupannya sendiri. Hal itu menyebabkan mahasiswa harus mengontrol pola makannya sendiri.

Namun, kontrol akan pola makan yang sehat bagi mahasiswa acap kali sulit dilakukan karena keterbatasan waktu ataupun keterbatasan uang yang mereka miliki. Sayangnya, pola makan yang buruk milik mahasiswa dapat berdampak terhadap masalah kesehatan.

Hal itu diperingatkan oleh peneliti dari University of British Columbia-Okanagan (OBCO), Kanada yang mengungkap kebiasaan makan yang buruk mahasiswa dapat berdampak pada masalah kesehatan di masa depan, seperti obesitas, penyakit pernapasan, bahkan depresi.


Pola Makan Buruk Dimulai Saat Berada di Perguruan Tinggi

Salah satu peneliti internasional yang terlibat dalam studi multi-situs ini ialah Dr Joan Bottorff, Profesor di School of Nursing UBCO. Studi ini dilakukan dengan mengamati kebiasaan makan para mahasiswa.

Penelitian ini melibatkan hampir 12.000 mahasiswa kedokteran dari 31 universitas di China. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan antara perilaku makan, obesitas, dan berbagai penyakit.

Dikutip dari laman Science Daily, Dr Bottorff mengungkap banyak kebiasaan makan yang buruk dimulai saat di universitas. Kebiasaan tersebut terus berlanjut selama beberapa dekade ke depan dan kemudian menyebabkan penyakit.

"Kami tahu banyak mahasiswa mengonsumsi makanan tinggi kalori bersamaan dengan makanan dan minuman manis, dan ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa jenis perilaku makan semacam itu dapat menyebabkan obesitas," jelas Dr Bottorff.

"Ini bukan satu-satunya kebiasaan yang menyebabkan obesitas, tetapi ini penting dan tidak dapat diabaikan," tambahnya.

Ia juga mencatatkan studi ini tidak menunjukkan sebab akibat, tetapi membuktikan hubungan antara kebiasaan makan yang buruk dengan obesitas dan penyakit pernapasan, termasuk penyakit menular seperti pilek dan diare.

"Telah ada penelitian biomedis yang juga mendukung hubungan antara obesitas dan penyakit menular, dan baru-baru ini ini dikaitkan dengan COVID-19," ungkap Dr Bottorff.

"Kami tahu dari beberapa publikasi terkait COVID-19, orang yang obesitas lebih mungkin mengalami kondisi dan hasil yang parah. Alasan yang telah ditawarkan untuk kerentanan yang meningkat ini termasuk gangguan pernapasan akibat tekanan dari berat badan yang berlebihan dan respons peradangan dan kekebalan yang lebih buruk," jelasnya.


Sebagian Besar Mahasiswa Memiliki Pola Makan Tidak Sehat

Pada umumnya, mahasiswa akan memakan makanan yang tinggi gula atau tinggi kalori. Hal ini dapat menjadi permasalahan jangka panjang karena kebiasaan ini dapat menyebabkan obesitas.

Selain itu, diungkap oleh Dr Bottorff terdapat bukti yang menunjukkan bahwa stres dan kecemasan dapat menyebabkan makan berlebihan. Namun, jika kalian makan berlebihan, hal itu juga dapat menyebabkan stres dan depresi.

"Intinya adalah bahwa kita tidak boleh mengabaikan pola risiko ini di kalangan orang muda di universitas. Sudah terdokumentasi dengan baik bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki pola makan yang tidak sehat," ungkap Dr Bottorff.

"Jenis makanan yang mereka konsumsi terkait dengan obesitas. Dan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya yang tidak hanya berkaitan dengan penyakit kronis tetapi juga penyakit menular," jelasnya.

Ia juga menuturkan mahasiswa seharusnya diajarkan tentang pola makan sehat saat di universitas. Tanggung jawab tersebut seharusnya ada pada universitas untuk menyediakan opsi makanan yang sehat dan terjangkau bagi semua mahasiswa.

"Kita perlu memikirkan lingkungan makanan yang kita sediakan bagi mahasiswa. Kita perlu memastikan bahwa di kantin dan mesin penjual otomatis kita, ada opsi makanan yang sehat sehingga mereka dapat makan di jalan tetapi juga membuat pilihan makanan yang sehat," tegas Dr Bottorff.


(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads