14 Hewan Beracun Paling Unik, Termasuk Merpati Cantik dari Australia

ADVERTISEMENT

14 Hewan Beracun Paling Unik, Termasuk Merpati Cantik dari Australia

Zefanya Septiani - detikEdu
Kamis, 29 Jun 2023 19:00 WIB
Spesies merpati endemik Australia yang memiliki daging beracun
Spesies merpati endemik Australia yang memiliki daging beracun Foto: Wikimedia Commons/Benjamint444
Jakarta -

Hewan berbisa biasanya punya kemampuan memproduksi sendiri racun mematikan. Mereka bisa melumpuhkan bahkan mematikan makhluk lainnya lewat racun yang dimasukkan lewat taring atau alat penyengat.

Namun, ada sejumlah hewan beracun yang tak punya kemampuan menggigit atau menyengat tersebut. Meski demikian racun yang mereka miliki sama mematikan. Karena itu jangan coba-coba memakan atau bahkan menyentuh hewan-hewan ini.

Inilah 14 hewan beracun paling unik di dunia, seperti dikutip dari laman Live Science.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

14 Hewan Beracun Paling Unik

  • Kadal Air Pasifik

Berukuran kecil, ternyata empat spesies kecoa yang terdapat di sepanjang pantai Pasifik Amerika Utara cukup mematikan. Spesies tersebut berasal dari genus Taricha, antara lain kadal air berkulit kasar (Taricha granulosa), kadal perut merah (Taricha rivularis), kadal Sierra (Taricha sierrae) dan kadal California (Taricha torosa).

Kadal-kadal tersebut memiliki tetrodotoxin, jenis neurotoksin yang dapat menghambat sinyal antara sel saraf. Racunnya dapat menyebabkan kelumpuhan pada otot diafragma, menghentikan pernapasan dan menyebabkan kematian. Oleh sebab itu, kalian harus segera mendapatkan perawatan medis jika terkena racunnya.

ADVERTISEMENT
  • Hooded Pitohui

Hooded Pitohui merupakan salah satu burung endemik di Papua Nugini. Bulu dan bentuk tubuh burung ini sangat indah. Meski tidak terlihat berbahaya, tubuh burung ini mengandung neurotoksin, yaitu batrachotoxin pada kulit dan bulunya.

Racun ini dapat mengganggu sistem saraf, menyebabkan kelumpuhan atau serangan jantung dalam dosis yang cukup besar. Neurotoksin burung ini pertama kali diidentifikasi secara ilmiah pada 1989 oleh Jack Dumbacher dari California Academy of Sciences.

Racun hooded pitohui berasal dari kumbang kecil yang mereka makan. Dari kumbang tersebut, mereka memproduksi racun neurotoxic alkaloid dari jenis batrachotoxin.

  • Kumbang Choresine

Kumbang dengan panjang 6 milimeter dikatakan para ilmuwan sebagai alasan di balik burung-burung beracun. Berdasarkan penelitian Dumbacher pada 2004, diungkap pada kasus pitohui, sumber racunnya kemungkinan berasal dari serangga kumbang dari genus Chrosine.

Kumbang dengan warna biru-hijau yang berkilau merupakan santapan bagi pitohui.

  • Merpati Brush Bronzewing

Burung dengan nama ilmiah Phaps elegans ini adalah spesies merpati Australia. Merpati ini punya ciri warna-warni yang indah di sayap. Sebelumnya tak ada yang tahu hewan ini beracun. Hingga suatu saat ada laporan tentang binatang yang mati setelah memakan burung cantik tersebut.

Para ilmuwan menemukan fakta daging burung ini beracun disebabkan karena memakan biji beracun dari tanaman Gastrolobium. Burung ini lantas mengakumulasi racun di dalam dagingnya.

  • Kupu-Kupu Milkweed

Meskipun memiliki bentuk yang indah, ternyata beberapa spesies serangga yang memakan tanaman milkweed beracun terutama pada saat menjadi ulat. Spesiesnya antara lain kupu-kupu harimau berwarna oranye-hitam (Danaus genutia), kupu-kupu mahkota biru berpola garis-garis (Euploea mulciber), dan kupu-kupu monarch (Danaus plexippus).

Toksin yang dimilikinya biasa disebut glikosida jantung yang akan mengganggu pompa dalam membran sel yang menyeimbangkan muatan listrik di dalam dan di luar sel.

  • Ikan Buntal

Biasanya ikan buntal memiliki simpanan tetrodotoksin neurotoksin, umumnya ditemukan dalam hati dan organ seks yang menyebabkan dirinya beracun. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, koki yang akan mengolah ikan buntal harus terlatih sehingga tidak meracuni pengunjung.

  • Penyu Sisik

Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) menyimpan racun dari makanannya, yaitu bunga karang. Spesies yang terancam punah akan menumpuk racun dalam simpanan lemaknya sehingga membuat dagingnya beracun.

  • Gurita Cincin Biru

Spesies cephalopoda ini mengandung tetrodotoxin, racun saraf yang mematikan sehingga menjadikannya salah satu hewan laut paling berbahaya.

Racun ini dimiliki oleh empat spesies di samudra Pasifik dan Hindia, yaitu gurita cincin biru yang lebih besar (Hapalochlaena lunulata), gurita cincin biru selatan (Hapalochlaena maculosa), gurita garis biru (Hapalochlaena fasciata) dan gurita cincin biru (Hapalochlaena nierstraszi).

Sebaiknya, kita tidak memegang gurita cincin biru karena dapat sangat mematikan. Menurut WebMD, satu miligram tetrodotoxin dalam air liurnya bahkan dapat membunuh manusia.

  • Hiu Greenland

Somniosus microcephalus merupakan spesies hiu yang hidup di suhu sangat dingin dan di bawah tekanan air tinggi. Ia akan akan menstabilkan proteinnya dengan senyawa trimetilamina oksida (TMAO) yang jika terurai akan menjadi trimethylamine (TMA).

Menurut penelitian tahun 1991 di jurnal Toxicon, TMA adalah racun saraf yang menyebabkan efek memabukkan yang mirip dengan alkohol.

  • Barakuda

Ikan bergigi mengerikan ini akan memiliki daging beracun jika mereka mengonsumsi ikan yang memakan dinoflagellata Gambierdiscus toxicus, organisme laut bersel tunggal, racun dinoflagellata diketahui terakumulasi dalam daging barakuda.

Jika kita mengkonsumsi daging barakuda yang terkontaminasi kita dapat terkena penyakit yang disebut ciguatera, ditandai dengan diare, kram, muntah, aritmia jantung, dan nyeri.

  • Ular Garter

Ular ini memiliki racun yang ringan dan taring kecil yang tidak berbahaya bagi manusia. Namun, mereka tahan terhadap tetrodotoxin, artinya mereka mampu memakan kadal air Pasifik tanpa mati.

Studi tahun 2004 mengungkap bahwa racun dari kadal air akan menetap di hati ular garter sekitar satu bulan. Tiga minggu setelah ular ini memakan kadal air, ia memiliki kadar tetrodotoxin yang dapat membunuh burung yang menyantapnya.

  • Regent Whistler

Burung pengicau dengan bulu kuning terang ini dapat kita jumpai di hutan hujan Papua Nugini. Sayangnya, mereka memiliki batrachotoxin, racun mematikan yang juga ditemukan pada kulit kodok beracun yang dapat menyebabkan kram otot dan serangan jantung bagi yang mengkonsumsi butung ini.

  • Ngengat Cinabar

Ditemukan di Eropa dan Asia, ngengat dengan sayap berbintik merah terang ini memiliki racun dalam tubuhnya. Racun ini didapatnya karena larva ngengat akan memakan tanaman ragwort dan menggabungkan senyawa alkaloid pahit dari tanaman tersebut ke dalam jaringan tubuhnya.

  • Kodok Sungai Colorado

Kodok yang biasa dikenal juga dengan Kodok Gurun Soran dan dapat ditemui di Amerika Serikat dan utara Meksiko ternyata memiliki kemampuan untuk menghasilkan zat halusinogen yang disebut 5-metoksi-N,N-dimetiltriptamina (5-MeO-DMT).

Zat ini dapat bersifat beracun bagi predator yang memakan spesies kodok ini, seperti serigala padang gurun. Namun, ketika dikeringkan dan dihisap akan menghasilkan zat halusinogen yang kuat yang sedang diteliti sebagai potensi pengobatan kesehatan mental.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads