Pernahkah melihat atraksi berjalan di atas api? Selain berupa atraksi, jalan di atas bara api juga merupakan sebuah ritual di sejumlah daerah di Indonesia seperti di Papua dan Bangka.
Berjalan di atas api atau bara memang tampak menyeramkan. Pasalnya, melakukan atraksi tersebut punya risiko dapat menyebabkan kaki terbakar dan menjadi luka.
Namun jika dilakukan dengan teknik dan perlengkapan yang benar, mencoba berjalan di atas api merupakan pengalaman menegangkan sekaligus mengasyikkan. Mau tahu rahasia berjalan di atas api tanpa terluka?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berjalan di Atas Api yang Tak Aman
Sebuah acara seminar motivasi di San Jose, California, Amerika Serikat yang diisi dengan sesi berjalan di atas api berakhir dengan jeritan kesakitan para peserta. Lebih dari 20 orang harus mendapat perawatan luka bakar.
David Willey, fisikawan di University of Pittsburgh, AS mengungkap kecelakaan tersebut terjadi akibat pengaturan bahan baku bara api yang salah. "Pada dasarnya, ada kesalahan besar di sana," kata Willey yang pernah meneliti tentang fisika berjalan di atas bara api.
Willey menengarai penyelenggara acara menggunakan jenis kayu yang terlalu panas saat terbakar. Selain itu, dapat juga disebabkan para peserta terlalu cepat masuk ke dalam api setelah bara dipadatkan atau berjalan terlalu lambat di atas api.
Menurut Willey, seharusnya berjalan di atas api dapat dilakukan tanpa rasa sakit atau luka bakar. Pasalnya, ritual kuno berjalan di atas bara api tidak akan menyebabkan cedera, karena kontak kaki dengan bara api yang singkat.
Bara api diketahui tidak menghantarkan panas dengan baik. Sehingga kalau berjalan cepat di atas bara api yang terbakar dengan panas tidak lebih dari 538 derajat celcius, kamu tidak akan terluka.
Willey diketahui telah melakukan puluhan kali berjalan di atas bara api. Hal itu, menyebabkan ia mengungkap cara berjalan di atas api yang didasarkan pada hasil penelitiannya.
"Ketika saya mencari literatur tertulis tentang berjalan di atas bara api, semuanya ternyata bersifat kualitatif. Saya ingin mencoba dan memberikan beberapa angka pada hal ini, dan akhirnya bekerja dengan seorang ilmuwan Norwegia yang memiliki model komputer kaki untuk memprediksi kombinasi faktor apa yang mungkin menghasilkan berjalan yang aman," jelas Willey.
Berdasarkan pada penelitiannya, Willey menyarankan untuk tidak menggunakan arang dari pohon zaitun atau robinia karena terlalu panas saat terbakar. Artinya, jika kita menggunakan arang jenis ini maka arang dapat mencapai suhu yang sangat tinggi saat pembakaran.
Jika kalian mau berjalan di atas api, sebaiknya kalian menggunakan arang dari pohon pinus, pohon cemara, dan jenis cemara lainnya. Pasalnya, jenis cemara ini akan terbakar menjadi abu dan tidak membentuk bara api yang membara.
Willey turut mencatat suhu bara api yang tepat dan aman untuk berjalan di atasnya adalah sekitar 482 hingga 538 derajat celsius.
Selain itu, untuk berjalan di atas bara api, padatkan bara api untuk menciptakan permukaan yang datar untuk berjalan. Hal itu dilakukan supaya kaki orang tidak tenggelam ke dalam tumpukan bara api.
(pal/pal)