Terlihat Mirip, Ternyata Ini Perbedaan Gajah Afrika dan Asia

ADVERTISEMENT

Terlihat Mirip, Ternyata Ini Perbedaan Gajah Afrika dan Asia

Zefanya Septiani - detikEdu
Kamis, 15 Jun 2023 08:30 WIB
A staff member at Indlovu Gin moves bottles of Indlovu gin during the bottling process, in Paarl, near Cape Town, South Africa, January 28, 2022. Picture taken January 28, 2022. REUTERS/Sumaya Hisham
Gajah Afrika punya telinga lebih besar daripada gajah Asia. Apakah ada perbedaan lain? Foto: REUTERS/SUMAYA HISHAM
Jakarta -

Kaum awam pasti akan sulit untuk membedakan gajah Asia dengan gajah Afrika karena kedua spesies tersebut terlihat mirip. Ternyata, baik gajah Asia dan gajah Afrika memiliki ciri fisik tertentu yang dapat memudahkan kita untuk membedakannya.

Disampaikan oleh The Elephant Sanctuary, tempat perlindungan habitat alami gajah yang terancam punah di Hohenwald, Tenn, ternyata perbedaan fisik dari kedua spesies ini terlihat paling mencolok pada bentuk telinga, taring, dan kepalanya.

Perbedaan Fisik Gajah Afrika dan Asia

Cuaca yang panas membuat gajah Afrika memiliki telinga yang besar dengan bentuk menyerupai benua Afrika. Luasnya area permukaan telinga membantu spesies ini untuk tetap sejuk di bawah terik matahari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, gajah Asia cenderung tinggal pada area hutan yang lebih sejuk sehingga telinganya lebih kecil.

Kepala milik gajah Afrika akan terlihat lebih berisi dan bulat dengan bagian atas kepalanya berbentuk lengkungan puncak tunggal. Sementara, gajah Asia memiliki kepala dengan lengkungan puncak kembar disertai lekukan di tengahnya, seperti yang dilansir dalam laman Live Science.

ADVERTISEMENT

Selain itu, gading yang dimiliki gajah juga dapat membantu kita membedakan kedua spesies ini. Pasalnya, gading milik gajah Asia hanya dimiliki oleh kawanan jantan, meskipun tidak semua jantan memilikinya.

Sementara, pada gajah Afrika secara umum gading akan dimiliki oleh kawanan jantan dan betina, meskipun tidak semuanya.

Jika kita menilik secara mendetail, masih terdapat beberapa perbedaan fisik yang dimiliki oleh kedua spesies. Misalnya, jumlah kuku jari kaki, seberapa keriput kulitnya, tekstur belalainya, dan bahkan bentuk giginya.


Mirip Secara Sosial

Meskipun kedua spesies ini memiliki berbagai perbedaan fisik, mereka tetap memiliki kesamaan secara sosial. Pasalnya, baik gajah Afrika maupun gajah Asia merupakan hewan ternak yang hidup dalam struktur sosial tertentu, seperti yang diungkap kelompok konservasi WWF.

Kawanan gajah biasanya dipimpin oleh betina tertua dan terdiri dari anak perempuan, saudara perempuan, dan keturunan mereka. Saat mencapai pubertas, anak gajah jantan akan meninggalkan kawanan induknya dan bergabung dengan pejantan muda lainnya. Sementara, jantan yang lebih tua cenderung menyendiri.

Diketahui, gajah Asia dan Afrika tidak melakukan kontak di alam liar. Hal tersebut menyebabkan hanya terdapat satu insiden perkawinan silang antara kedua spesies tersebut pada tahun 1978 di Kebun Binatang Chester di Inggris.

Melalui insiden tersebut, gajah Asia Sheba memiliki kontak dengan gajah Afrika bernama Jumbolino dan melahirkan seorang anak campuran. Anak mereka diberi nama Motty dan memiliki ciri-ciri campuran dari gajah Asia dan Afrika yang didapatkan dari orang tuanya.

Dokter hewan yang bertanggung jawab di kebun binatang Chester selama kelahiran Motty, Dr Derek Lyon, menyebutkan Motty meninggal saat ia berusia dua minggu setelah kelahiran prematurnya yang disebabkan karena komplikasi perut.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads