Jamur Bisa 'Berkeringat' Agar Tetap Dingin, Begini Kata Pakar

ADVERTISEMENT

Jamur Bisa 'Berkeringat' Agar Tetap Dingin, Begini Kata Pakar

Martha Grattia - detikEdu
Senin, 12 Jun 2023 14:30 WIB
NULL
Foto: Photos.com/Ilustrasi jamur
Jakarta -

Sebuah studi mengungkapkan bahwa jamur memiliki kemampuan 'berkeringat' supaya tetap dingin. Para ahli menyimpan rasa penasaran, sebab tidak begitu jelas mengapa jamur ingin tetap dingin.

Hal ini turut disampaikan oleh Dr. Arturo Casadevall, seorang ahli mikrobiologi di Universitas Johns Hopkins dan selaku penulis studi.

"Ini merupakan fenomena yang sangat menarik dan tidak dapat dijelaskan," ujarnya dikutip dari laman Science Alert.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski tidak diketahui mengapa jamur ingin tetap dingin, penemuan ini telah memberikan informasi tentang biologi jamur dan keterkaitannya dengan kesehatan manusia.


Mengamati Jamur di Hutan

Seorang ahli mikrobiologi lain di Johns Hopkins, Radames Cordero menggunakan kamera inframerah untuk mengamati jamur di hutan.

ADVERTISEMENT

Penggunaan kamera inframerah ini mampu menggambarkan suhu relatif setiap objek dalam foto. Hasil pengamatan Cordeo adalah jamur ternyata lebih dingin dari sekelilingnya.

Tak hanya jamur liar, ternyata para peneliti juga menemukan efek yang sama pada jamur lainnya yang diamati di laboratorium. Terutama pada jamur yang tumbuh di Antartika, Cryomyces antarcticus.

Mengalami Evapotranspirasi

Peneliti Casadevall mengungkapkan bahwa alasan jamur mendingin diketahui karena evapotranspirasi dari permukaannya, yang di mana jamur-jamur ini kemudian 'berkeringat.

Untuk membuktikannya, peneliti menciptakan AC bertenaga jamur. Caranya, jamur Agaricus bisporus dimasukkan ke dalam kotak styrofoam dengan lubang di setiap sisinya.

Kemudian kipas ditempatkan di luar salah satu lubang dan memasukkan pendingin lalu menyalakan kipas untuk mengalirkan udara ke jamur.

Setelah 40 menit, udara di dalam wadah turun dari 37,8 derajat celcius menjadi 27,8 celcius. Jamur menurunkan suhunya dengan evaporatif, ia menggunakan panas di udara dan mengubah air menjadi gas.

Berhubungan dengan Pembentukan Spora

Meski sudah melalui penelitian, para ilmuwan belum terlalu yakin mengapa jamur tetap dingin. Peneliti berpendapat bahwa kondisi dingin ini berhubungan dengan pembentukan spora atau untuk membantu jamur menyebarkan spora (bagian dari jamur untuk bereproduksi).

Mengetahui alasan di balik fenomena pendinginan pada jamur, dapat membantu untuk memahami bagaimana jamur berinteraksi dengan lingkungan dan makhluk hidup lain, salah satunya manusia.

Hal ini penting untuk ditelusuri sebab penyakit jamur diperkirakan membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun. Banyak dari mereka adalah orang dengan gangguan kekebalan.

"Namun, infeksi jamur ini dapat dihindari karena kita berdarah panas dan jamur tidak bisa tumbuh dengan baik pada suhu tubuh kita," kata Casadevall.

Tetapi dengan perubahan iklim, jamur dapat mulai beradaptasi dengan suhu yang lebih hangat dan berpotensi membuat mereka lebih mudah menginfeksi manusia.

Menurut Casadevall, jika manusia memahami mengapa jamur lebih menyukai suhu yang lebih dingin, itu mungkin dapat membantu kita menghambat infeksi jamur.

Namun sejauh ini, penemuan baru ini cenderung menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. "Saya pikir jika kita dapat memahami mengapa: mengapa mereka ingin sedikit lebih dingin dari lingkungan? kita akan belajar banyak," tuturnya.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads