Ini Kerajaan Pertama di Dunia, Letaknya di Mana?

ADVERTISEMENT

Ini Kerajaan Pertama di Dunia, Letaknya di Mana?

Zefanya Septiani - detikEdu
Jumat, 09 Jun 2023 18:00 WIB
Peninggalan dari zaman Kekaisaran Akkadia dari Mesopotamia
Peninggalan dari zaman Kekaisaran Akkadia dari Mesopotamia Foto: Met Museum
Jakarta -

Penggunaan sistem monarki untuk memerintah suatu wilayah ternyata telah terjadi selama ribuan tahun. Kekaisaran Akkadia yang mulai memerintah pada tahun 2334 SM tampaknya menjadi kerajaan pertama yang ada di dunia.

Kekaisaran Akkadia merupakan entitas politik multinasional pertama di dunia yang didirikan oleh Sargon Agung. Berdirinya kekaisaran ini dilakukan dengan menyatukan Mesopotamia di bawah pemerintahannya dan menjadi model bagi raja-raja Mesopotamia.

Diketahui melalui laman The Met Museum, Kekaisaran Akkadia dinamai menurut ibu kotanya, yaitu kota Agade (Akkad). Sayangnya, hingga saat ini kota Akkad belum ditemukan, tetapi diprediksi telah didirikan sebelum masa Sargon Agung yang merupakan raja pertama Kekaisaran Akkadia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Letak Kekaisaran Akkadia

Sementara pada laman World History, diketahui Akkad merupakan sebuah kota yang terletak di sepanjang tepi barat Sungai Efrat, kemungkinan berada di antara kota Sippar dan Kish atau mungkin antara Mari dan Babel atau tempat lain di sepanjang Efrat.

Legenda menyebutkan bahwa kota ini dibangun oleh Raja Sargon Agung yang menyatukan Mesopotamia di bawah pemerintahan Kekaisaran Akkadia. Selain itu, ia juga menetapkan standar untuk bentuk pemerintahan masa depan di Mesopotamia.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Sargon atau juru tulisnya memberikan klaim bahwa Kekaisaran Akkadia membentang dari Teluk Persia melalui Kuwait modern, Irak, Yordania, Suriah atau Lebanon melalui bagian bawah Asia Kecil ke Laut Mediterania dan Siprus. Klaim lain menyebutkan bahwa kota ini membentang sejauh Kreta di Laut Aegea.

Namun, diprediksi Sargon merupakan sosok yang memulihkan Akkad, bukan yang membangunnya. Ia juga bukan merupakan penguasa pertama yang menyatukan kota dan suku yang berbeda di bawah satu pemerintahan.

Raja Uruk, Lugalzagesi merupakan sosok yang menyatukan kota dan suku sebelum Sargon, tetapi ia melakukan penyatuan dalam skala yang lebih kecil dan di bwah pemerintahannya sendiri. Sargon kemudian mengalahkan Uruk dan membuat dinastinya sendiri yang lebih kuat.


Raja yang Pernah Memerintah

Sargon menjadi raja pertama pada Kekaisaran Akkadia yang dimulai dari 2340 - 2285 SM. Ia kemudian wafat setelah memerintah selama 56 tahun dan digantikan oleh putranya, yaitu Rimush. Pada tahun-tahun awal pemerintahannya ia memulihkan ketertiban yang disebabkan oleh pemberontakan beberapa kota setelah kematian ayahnya.

Sayangnya, Rimush wafat saat ia baru memerintah selama sembilan tahun dan digantikan oleh saudaranya, yaitu Manishtusu. Terdapat beberapa spekulasi yang menyebutkan Manishtusu membawa kematian saudaranya untuk merebut tahta.

Pada masa pemerintahannya, ia meningkatkan perdagangan dan disebutkan dalam prasastinya, Manishtusu terlibat dalam perdagangan jarak jauh dengan Magan dan Meluhha (dianggap Mesir atas dan Sudan).

Selain itu, Manishtusu juga melakukan proyek-proyek besar dalam pembangunan di seluruh kekaisaran dan diperkirakan telah memerintahkan pembangunan Kuil Ishtar di Niniwe, yang dianggap sebagai karya arsitektur yang sangat mengesankan.

Manishtusu juga melakukan reformasi tanah dan memperbaiki kerajaan dari sistem pendahulunya. Monumen Manishtusu, turut menggambarkan distribusi bidang tanah, yang saat ini dapat dilihat pada Museum Louvre, Paris.

Kematian milik Manishtusu menjadi sebuah misteri yang belum terpecahkan. Beberapa sarjana menyebutkan bahwa ia dibunuh oleh para abdi dalemnya dengan segel silinder. Sayangnya, tidak terdapat motif pasti yang ditawarkan untuk pembunuhan tersebut.

Setelahnya, Manishtusu digantikan oleh anaknya, yaitu Naram-Sin yang membawa Kekaisaran Akkadia untuk mencapai puncak kejayaannya. Pada masa jayanya, kekaisaran ini memiliki wilayah yang mencapai Anatolia di utara, Iran bagian dalam di timur, Arab di selatan, dan Mediterania di barat.

Prasasti Kemenangan milik Naram-Sin saat ini disimpan di Museum Louvre. Didalamnya tergambar kemenangan raja Akkadia atas Satuni, raja Lulubi (suku di Pegunungan Zagros) dan menggambarkan Naram-Sin mendaki gunung, menginjak-injak tubuh musuhnya dalam citra dewa.

Kemudian, setelah Naram-Sin turun dari tahtanya, ia digantikan oleh Shar-Kali-Sharri yang merupakan putranya dan memerintah dari tahun 2223 - 2198 SM.


Keruntuhan Kekaisaran Akkad

Sejak awal menaiki tahta, Shar-Kali-Sharri telah menghadapi berbagai kesulitan untuk memadamkan pemberontakan setelah kematian ayahnya. Sayangnya, ia tidak memiliki kemampuan untuk menjaga kekaisaran dan tidak mampu untuk mencegah serangan lebih lanjut terhadap kekaisaran dari luar.

"Terlepas dari upaya dan kampanye militernya yang berhasil, dia tidak mampu melindungi negaranya dari kehancuran dan, setelah kematiannya, sumber-sumber tertulis mengering di saat meningkatnya anarki dan kebingungan," tulis sejarawan Gwendolyn Leick.

Studi terbaru memprediksi bahwa perubahan iklim yang menyebabkan kelaparan dan gangguan dalam perdagangan menyebabkan kekaisaran ini melemah hingga titik di mana invasi dan pemberontakan yang sebelumnya dapat diatasi menjadi tidak lagi dapat ditangani dengan mudah.

Setelah kematian Shar-Kali-Sharri, tahta dilanjutkan oleh Dudu dan putranya, Shu Turul. Sayangnya, dua raja tersebut hanya memerintah wilayah sekitar kota dan jarang disebut hubungannya dengan kekaisarannya.

Sama seperti kebangkitannya, kejatuhan Kekaisaran Akkad masih menjadi misteri yang belum dapat dipecahkan. Saat ini, kita hanya mengetahui bahwa terdapat sebuah kota yang pernah ada di mana raja-rajanya memerintah sebuah kekaisaran yang luas, kekaisaran pertama di dunia, dan kemudian berlalu menjadi kenangan dan legenda.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads