Pakar Ungkap Ngerinya Penggunaan Media Sosial pada Remaja

ADVERTISEMENT

Pakar Ungkap Ngerinya Penggunaan Media Sosial pada Remaja

Martha Grattia - detikEdu
Senin, 05 Jun 2023 11:30 WIB
Ilustrasi Media Sosial
Foto: Getty Images/iStockphoto/Kar-Tr/ilustrasi bermedia sosial
Jakarta - Remaja dan media sosial menjadi dua hal yang tidak bisa dipisahkan akhir-akhir ini. Kehidupan remaja sehari-hari, dihabiskan dalam berbagai platform dunia maya tersebut.

Terkait hal ini, American Psychological Association (APA) baru-baru ini merilis studi mereka tentang penggunaan media sosial remaja.

APA menjelaskan tentang apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan oleh para remaja dalam bermedia sosial.

Dilansir dari laman Pop Science, salah satu organisasi kesehatan mental terkemuka di AS itu mencari tahu kebiasaan anak-anak dan remaja pada beberapa platform media sosial seperti, TikTok, Instagram, dan Twitter. Bagaimana hasilnya?


Ketergantungan pada Media Sosial Bisa Memengaruhi Otak

APA mengungkapkan bahwa media sosial ternyata dapat membawa pengaruh kepada anak-anak atau remaja secara langsung, terutama dalam hal tumbuh kembang mereka.

Hal ini karena anak-anak atau remaja kemungkinan akan tergantung pada apa yang mereka saksikan secara online dan itu bisa memengaruhi mereka dalam tumbuh dewasa.

Pada aspek perkembangan psikologis, APA menyampaikan bahwa media sosial memengaruhi evolusi otak seseorang. Maka dari itu, APA menyarankan beberapa upaya untuk menggunakan media sosial dengan bijak.

APA menyarankan orang tua untuk tetap mengawasi dan berkontribusi pada penggunaan media sosial anak-anak secara teratur, terutama pada masa remaja sekitar usia 10 dan 14 tahun.

Peran orang seperti mendidik tentang literasi dan penggunaan media yang sehat sangat penting untuk menciptakan penggunaan media sosial yang aman untuk remaja pada platform seperti TikTok, Twitter, Instagram, dan Facebook.

Kritik untuk Perusahaan Teknologi

Tidak hanya orang tua, APA menjelaskan bahwa kebijakan bermedia sosial juga perlu dilakukan oleh perusahaan teknologi itu sendiri.

Perusahaan teknologi atau aplikasi menentukan bagaimana, kapan, dan mengapa penggunaan melihat konten tertentu seperti kebijakan rasis dan diskriminasi.

Tak hanya itu, media sosial juga kerap dimanfaatkan untuk memperburuk sosio-politik dan rasisme. Hal ini berdampak sangat luas, termasuk kekerasan fisik serta ancaman terhadap kesejahteraan.

Fenomena Membandingkan Diri dengan Kehidupan di Media Sosial

Salah satu hal yang mengerikan dalam kehidupan remaja di media sosial adalah efek yang dihasilkan, yakni remaja kerap membandingkan diri dengan apa yang ada di media sosial.

APA menggarisbawahi bahwa hal ini banyak terjadi di kalangan remaja perempuan terkait konten seputar kecantikan dan penampilan memicu kurangnya percaya diri, gangguan makan, hingga gejala depresi.

Jeremy Birnholtz, seorang profesor studi komunikasi di Universitas Northwestern juga mengungkapkan dampak negatif media sosial merupakan gejala awal masalah di dunia nyata. Contohnya adalah rasisme dalam media sosial yang terbawa ke masyarakat.

Mengingat banyak masalah media sosial yang dibawa ke dunia nyata, APA menyarankan untuk pentingnya mempertimbangkan saran-saran dari APA di atas, seperti kontrol diri terhadap media sosial, pengawasan orang tua, hingga kebijakan bermedia sosial dari perusahaan teknologi.

Simak juga Video 'Hot Isu soal 'Sharenting', Ganggu Privasi Anak?':

[Gambas:Video 20detik]



(faz/faz)


Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads