Ilmuwan AS Temukan Alat Elektronik untuk Tumbuhan, Bisa Deteksi Penyakit

ADVERTISEMENT

Ilmuwan AS Temukan Alat Elektronik untuk Tumbuhan, Bisa Deteksi Penyakit

Zefanya Septiani - detikEdu
Jumat, 19 Mei 2023 11:01 WIB
Mature man caring about his plants during corona virus isolation period
Foto: Getty Images/svetikd/ilustrasi merawat tanaman dari penyakit dan virus
Jakarta -

Para petani kerap mengalami kerugian akibat tanaman budidayanya terserang hama atau penyakit. Hal itu membuat banyak ilmuwan terus melakukan inovasi guna mengatasi penyakit pada tumbuhan.

Salah satu yang berhasil adalah Ilmuwan di North Carolina State University di Amerika Serikat. Dikutip dari laman universal-sci.com, para ilmuwan berhasil menemukan 'patch' (tempelan kecil) elektronik yang dapat mendeteksi berbagai macam patogen (bakteri penyebab penyakit).

Seperti infeksi virus dan jamur, serta stres lingkungan seperti kekeringan atau salinitas pada tanaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Percobaan Penggunaan Patch pada Tanaman

Untuk mengujinya, ilmuwan meletakkan patch elektronik dengan panjang 30 milimeter di bagian bawah daun tanaman. Lokasi ini dipilih karena memiliki kerapatan stomata (tempat pertukaran gas saat fotosintesis) yang lebih tinggi.

Cara kerjanya ialah dengan memonitor senyawa organik volatil atau volatile organic compounds (VOCs), yang akan dikeluarkan oleh tanaman.

ADVERTISEMENT

Biasanya VOCs yang akan dikeluarkan akan bervariasi menyesuaikan kesehatan tanaman dan kondisi tertentu.

Ajaibnya, desain patch baru yang dikeluarkan oleh para ilmuwan saat ini memiliki sensor tambahan yang dapat berfungsi untuk mengukur suhu, kelembapan, dan jumlah kelembapan yang dilepaskan oleh tanaman melalui daun mereka.

Patch Mampu Mendeteksi Virus

Tim peneliti menentukan efektivitas patch mereka dengan melakukan serangkaian uji coba di rumah kaca pada tanaman tomat.

Hasilnya, patch diketahui mampu mendeteksi infeksi virus dalam waktu empat hari setelah tanaman terpapar.

Deteksi dini yang dilakukan oleh patch merupakan penemuan yang mutakhir. Pasalnya, akan dibutuhkan waktu sekitar 10-14 hari untuk tumbuhan memperlihatkan gejala fisik akibat virus yang tengah menginfeksinya.

Penemuan ini tentunya dapat membantu para petani untuk segera mengambil tindakan supaya dapat mengurangi penyebaran infeksi dan mengatasi tantangan yang dapat mempengaruhi hasil panen.

Selanjutnya, para peneliti menguji patch ini pada tanaman yang terinfeksi dengan jenis patogen yang berbeda.

Patogen tersebut ialah, virus bercak layu tomat atau tomato spotted wilt virus (TSWV), layu awal dengan infeksi jamur, dan penyakit busuk daun tomat yang disebabkan oleh jenis patogen oomycete.

Selain itu, tanaman yang diuji coba juga terpapar berbagai stres abiotik, seperti kelebihan air, kondisi kekeringan, kurang cahaya, dan konsentrasi garam tinggi dalam air.

Analisis data akan temuan milik peneliti dilakukan menggunakan kecerdasan buatan yang menyebabkan peneliti dapat menentukan kombinasi sensor yang paling efektif untuk mengidentifikasi penyakit dan stres abiotik.

Dapat Membantu Meningkatkan Keamanan Pangan Global

Pengembangan patch yang dilakukan oleh para ilmuwan menandakan kemajuan yang signifikan bagi bidang pertanian.

Hal ini karena teknologi ini memungkinkan petani untuk mendeteksi dan menangani masalah pada tanaman mereka dengan lebih cepat dan efisien.

Solusi inovatif ini tentunya dapat membantu petani untuk mencegah berbagai permasalahan pada tanamannya.

Inovasi juga menyebabkan patch elektronik dapat berkontribusi dalam mengatasi tantangan keamanan pangan global melalui cara yang bermakna.

Namun, penyempurnaan teknologi dan memastikan efektivitasnya dalam lingkungan yang bervariasi harus dilakukan para ilmuwan sebelum mendistribusikan patch ini.

Selain itu, tim perencanaan juga akan membuat patch elektronik ini menjadi wireless atau nirkabel dan mengujinya lebih lanjut di bawah kondisi nyata di luar rumah kaca.

Saat ini, para peneliti tengah mencari kemitraan dengan organisasi industri dan pertanian untuk membantu dalam mengembangkan dan menguji teknologi mereka.

Jika patch elektronik dapat digunakan di pasaran tentunya akan menjadi sebuah langkah besar bagi kita untuk memantau kesehatan tanaman, mengoptimalkan hasil panen, dan pada akhirnya dapat memastikan pasokan pangan global yang lebih stabil dan berkelanjutan.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads