Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memerangi deforestasi dan perubahan iklim adalah dengan restorasi ekologis di seluruh Bumi. Ternyata, Amazonian Dark Earth (ADE) atau tanah gelap yang ada di Amazon dapat menjadi senjata rahasia untuk memulihkan hutan.
Sebuah studi dari Universitas Sao Paulo, Brazil yang dituliskan dalam laman BBC Science Focus, menemukan bahwa pohon yang tumbuh di ADE, lebih tinggi enam kali lipat dibanding pohon yang tumbuh di tanah biasa.
Hal tersebut disebabkan karena arang yang terdapat pada tanah ini membuatnya menjadi sangat subur, kaya nutrisi, dan memberi warna hitam. Selain itu, tanah ini juga mengandung komunitas mikroba yang melimpah dari bakteri dan arkea.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diciptakan antara 450 SM-950 SM
ADE terdiri dari endapan kuno kehidupan sehari-hari, seperti arang dari api untuk memasak dan membakar sampah, tulang hewan, pecahan tembikar, kompos, dan pupuk kandang.
Tanah tersebut diciptakan oleh jutaan orang Amerindian antara tahun 450 SM dan 950 M. Oleh sebab itu, dapat kita ketahui tanah ADE terbentuk dari sisa-sisa masa lalu yang dapat memberi solusi untuk masa depan.
Manfaat yang dimiliki oleh ADE disebabkan oleh kandungan mikroba yang dimiliki oleh tanah ini yang dapat membantu tanaman untuk tumbuh.
"Mikroba mengubah partikel kimiawi tanah menjadi nutrisi yang dapat diserap tanaman," jelas penulis utama studi, Anderson Santos de Freitas.
Menemukan manfaat yang besar dari kombinasi bahan pada tanah hitam, para peneliti kemudian membagikan rekomendasi kepada proyek-proyek restorasi hutan di seluruh dunia. Namun, para peneliti tidak akan mengirimkan tanah hitam itu sendiri.
"ADE membutuhkan ribuan tahun untuk terakumulasi dan akan membutuhkan waktu yang sama untuk diregenerasi di alam jika digunakan," kata penulis senior, Dr. Siu Mui Tsai.
"Rekomendasi kami bukan untuk menggunakan ADE itu sendiri, tetapi untuk meniru karakteristiknya, terutama mikroorganismenya, untuk digunakan dalam proyek ekologi di masa depan," tandasnya.
Percobaan Tanah Hitam: Pohon 6 Kali Lebih Tinggi
Studi akan tanah hitam ini diterbitkan di Frontiers in Soil Science yang melibatkan eksperimen mikro-reforestasi. Peneliti menggunakan tanah hitam dari negara bagian Amazonas pada tanah pertanian biasa di Sao Paulo.
Tanah yang digunakan pada pertanian tersebut merupakan campuran tanah hitam dengan tanah biasa dengan kandungan tanah hitam sebanyak 20 persen, tanah biasa, dan tanah hitam.
Banyaknya reforestasi yang terjadi pada lahan padang rumput menyebabkan Tsai dan timnya menanam rumput palisade (padang rumput umum untuk ternak di Brazil), kemudian memangkasnya setelah 60 hari.
Lalu, mereka menanamkan biji dari berbagai spesies pohon dalam pot yang sama untuk mewakili tahapan suksesi ekologis, yaitu proses dimana struktur habitat berubah dari waktu ke waktu.
Pohon-pohon yang ditanam, antara lain Ambay pumpwood yang banyak ditemukan di habitat hutan muda, Peltophorum dubium yang banyak dijumpai di hutan sekunder, dan Cedro blanco yang biasa tumbuh di hutan klimaks.
Para peneliti membiarkan pohon-pohon tersebut untuk tumbuh selama 90 hari. Setelahnya, mereka menemukan bahwa pohon yang tumbuh pada tanah hitam dapat tumbuh hingga 6,3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pohon yang tumbuh di tanah biasa.
Ajaibnya, spesies Ambay pumpwood tidak dapat tumbuh sama sekali pada tanah biasa dan tanah campuran, tetapi dapat tberkembang dengan pesat pada tanah hitam.
(nah/nah)