Bentengi Siswa dari Ketergantungan ChatGPT, Guru Perlu Lakukan Ini!

ADVERTISEMENT

Bentengi Siswa dari Ketergantungan ChatGPT, Guru Perlu Lakukan Ini!

Novia Aisyah - detikEdu
Jumat, 05 Mei 2023 07:00 WIB
Sejak dirilis untuk publik pada akhir tahun silam, ChatGPT langsung populer. Hal ini karena dianggap ChatGPT merupakan program kecerdasan buatan yang takjub.
Foto: Mateusz Slodkowski/Getty Images
Jakarta -

AI atau artificial intelligence seperti ChatGP menimbulkan perdebatan di lingkungan pendidikan, khususnya dalam penyusunan sebuah karya tulis.

Penggunaan AI untuk membuat sebuah tulisan memiliki risiko tumpulnya daya pikir kritis, di samping membuat karya itu sendiri tidak tulen. Namun, guru atau pendidik bisa mencegah peserta didik dalam pemanfaatan AI yang kurang bijak.

Hal ini disampaikan oleh Regional Vice-President Turnitin area Asia Pasifik, James Thorley. Perusahan tempatnya baru-baru ini mengeluarkan detektor AI pada tulisan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

James memaparkan, guru perlu mengajarkan kemampuan menulis. "Guru tetap harus fokus mengajarkan bagaimana supaya murid tahu bagaimana menulis dengan baik," ujarnya (4/5/2023) kepada detikEdu.

"Menurut saya kemampuan menulis sangat penting untuk kemampuan berpikir kritis, mulai dari membuat ide, menuliskan ide tersebut, dan membuat argumen darinya. Saya pikir ini penting untuk berpikir kritis," kata dia.

ADVERTISEMENT

Paham Penggunaan AI Juga Penting

James menegaskan, penting bagi siswa supaya mampu menulis. Namun, dia tidak menampik bahwa penting pula agar anak didik memahami cara penggunaan AI.

"Tantangan dalam pendidikan adalah memastikan proses menulis tetap dilakukan," tegasnya.

James pun menyebutkan salah satu contoh bagaimana pemanfaatan ChatGPT dalam pembelajaran. Dia pernah melihat pendidik yang memaparkan sebuah output ChatGPT dan meminta siswanya untuk menganalisis.

"Membuat murid secara kritis menganalisis output ChatGPT adalah ide yang sangat bagus untuk pendidik," sebutnya.

James mengatakan, AI memiliki potensi positif terhadap siswa dan masyarakat secara keseluruhan.

Menurutnya lebih baik masyarakat memahami dan mampu menerima teknologi baru. "Hanya dengan begitu kita bisa meminimalisir risikonya," ungkap James.

Sementara, mengenyahkan AI seperti ChatGPT dari pembelajaran sama sekali menurutnya hanya berpotensi menimbulkan risiko lebih besar.

James menerangkan, AI bukan saja akan digunakan di dunia sekolah di masa depan, bahkan sudah digunakan saat ini. Maka dari itulah dia menilai, penggunaan AI yang tepat dan efektif serta pemahaman cara menulis harus diketahui.




(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads