Haruskah AI seperti ChatGPT Dihindari dalam Belajar Mengajar?

ADVERTISEMENT

Haruskah AI seperti ChatGPT Dihindari dalam Belajar Mengajar?

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 04 Mei 2023 18:00 WIB
ChatGPT
Foto: Getty Images
Jakarta -

Penggunaan AI atau artificial intelligence penghasil tulisan sempat menimbulkan keresahan di kalangan pelaku pendidikan. Salah satu risiko yang dinilai meresahkan adalah orisinalitas karya dan daya kritis peserta didik.

Pada sisi lain, penggunaan AI apa pun bentuknya, kini jamak di masyarakat. Lantas, apakah perlu benar-benar menepis penggunaan AI, khususnya dalam pembelajaran?

Haruskan ChatGPT Dihindari?

Salah satu tanggapan mengenai apakah penggunaan AI untuk pelajar maupun masyarakat harus dihilangkan atau tidak, datang dari Regional Vice-President Turnitin area Asia Pasifik, James Thorley. Baru-baru ini, Turnitin meluncurkan sistem deteksi tulisan berbasis AI.

James mengatakan bagaimanapun AI seperti ChatGPT akan digunakan di sekolah, bahkan juga tempat kerja. Maka dari itu menurutnya penting bagi peserta didik untuk bisa memanfaatkannya dengan efektif.

Kendati demikian, menurutnya murid pertama-tama harus memiliki basis pemahaman tentang menulis. Di sisi lain guru juga masih harus mengajarkan keterampilan menulis dan fokus mendidik bagaimana agar murid bisa menulis dengan baik.

James menegaskan, kemampuan menulis amat penting dalam berpikir kritis. Seseorang akan mampu meletakkan ide, menuliskannya, membuat argumen darinya, yang mana hal-hal ini krusial dalam proses berpikir kritis.

"Maka saya pikir, murid jelas perlu belajar caranya menulis sekaligus memahami cara penggunaan alat-alat ini (AI)," ujarnya kepada detikEdu (4/5/2023).

"Tantangannya bagi pendidikan adalah memastikan bahwa proses menulis masih dilakukan," lanjut James.

Pemanfaatan AI dalam Pembelajaran

James memberikan salah satu contoh menarik dalam pemanfaatan ChatGPT sekaligus cara memantik murid berpikir kritis.

"Saya pernah melihat pendidik yang memberikan sebuah teks hasil ChatGPT dan meminta muridnya menganalisis," ungkapnya.

"Jadi, membuat murid menganalisis secara kritis sebuah output ChatGPT adalah ide yang sangat bagus," imbuhnya.

James menjabarkan, secara keseluruhan AI memiliki potensi yang bagus untuk pelajar maupun masyarakat. Alih-alih memblokir total AI dalam belajar-mengajar, menurutnya lebih baik jika masyarakat berusaha memahami teknologi tersebut.

"Kita harus berubah, merangkul, dan memahami teknologi baru. Hanya dengan cara itulah kita bisa meredam risiko," kata dia. Menurut James, apabila mencoba menghilangkan AI sama sekali, risiko untuk para pelajar lebih besar daripada jika kita mencoba memikirkannya dan memahaminya.

"Kendati demikian, menurut saya AI bisa bermanfaat untuk pelajar dan masyarakat. AI memiliki banyak kemampuan untuk membantu kita," pungkasnya.




(nah/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads