19.000 Gunung Api Bawah Laut Ditemukan Ilmuwan, Ada di Mana Lokasinya?

ADVERTISEMENT

19.000 Gunung Api Bawah Laut Ditemukan Ilmuwan, Ada di Mana Lokasinya?

Zefanya Septiani - detikEdu
Kamis, 04 Mei 2023 09:30 WIB
Ilustrasi gunung api bawah laut
Foto: (ANTARA/HO/BIG)/ilustrasi gunung api bawah laut
Jakarta -

Lautan yang menjadi penyusun terbesar permukaan Bumi tentunya menyimpan berbagai misteri di dalamnya. Salah satunya adalah gunung api yang ada di bawah laut yang hingga kini jumlahnya tidak dapat dipastikan.

David Sandwell, geofisikawan laut di Scripps Institution of Oceanography telah melakukan penelitian untuk menemukan gunung api bawah laut.

Penelitian ini dilakukan setelah kapal USS San Francisco mengalami kecelakaan pada tahun 2021 karena menabrak gunung api bawah laut di Laut China Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gunung Api Bawah Laut & Kecelakaan Kapal Selam AS

Dikutip dari laman science.org, diketahui kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan kapal selam AS kedua yang menabrak gunung berapi bawah laut mengakibatkan tewasnya seorang anggota kru kapal, melukai kru lainnya serta merusak jaringan sonarnya.

Diketahui hanya seperempat dari bagian dasar laut yang telah dipetakan menggunakan sonar sehingga jumlah pasti dari gunung api bawah laut tidak diketahui.

ADVERTISEMENT

Penemuan gunung api laut selanjutnya memanfaatkan penggunaan satelit radar yang mendapatkan bantuan pendanaan dari Angkatan Laut serta NGA.

Satelit radar tersebut digunakan untuk mengukur tinggi permukaan laut dan mendeteksi tanda-tanda samar dari timbunan air laut di atas gunung api tersembunyi yang ditarik oleh gravitasinya sehingga gunung api bawah laut dapat ditemukan.

Lebih dari 19.000 Gunung Api Bawah Laut Ditemukan

Dengan menggunakan metode tersebut pada tahun 2011, menemukan lebih dari 24.000 gunung api bawah laut.

Saat ini data dengan radar resolusi tinggi telah menemukan tambahan 19.000 gunung api bawah laut lainnya.

Ajaibnya, metode ini telah menemukan lebih dari 27.000 gunung api bawah laut yang sebelumnya tidak diketahui dengan menggunakan sonar.

Para peneliti melakukan identifikasi terhadap ribuan perairan termasuk 700 perairan sangat dangkal yang dapat menjadi ancaman bagi kapal selam.

Saat ini, data dari satelit radar beresolusi tinggi, termasuk CryoSat-2 dari Badan Antariksa Eropa dan SARAL dari Badan Antariksa India dan Prancis dapat membantu tim untuk mendeteksi gunung api bawah laut yang hanya setinggi 1100 meter.

Gunung api bawah laut biasanya ditemukan dalam rantai yang terbentuk saat lempeng tektonik bergerak di atas mantel batuan panas yang naik.

Carmen Gaina, geofisikawan di Queensland University of Technology, mengungkapkan studi ini dapat memberikan manfaat secara langsung untuk studi interior Bumi serta telah mengidentifikasi gunung api bawah laut di Samudra Atlantik.

Temuan tersebut dapat membantu untuk melacak evolusi dari bulu mantel yang memberi makan gunung berapi di Islandia.

Selain itu, penemuan ini juga menemukan gunung api bawah laut di dekat pegunungan di Samudra Hindia, tempat kerak segar terbentuk saat lempeng tektonik terpisah.

Gunung Api Bawah Laut: Oasis bagi Biota Laut

Bagi para ahli biologi, lereng curam gunung api bawah laut itu menyerupai gedung pencakar langit yang ramai dan riuh untuk terumbu karang serta kehidupan laut lainnya.

"Mereka adalah oasis untuk keanekaragaman hayati dan biomassa," ungkap Amy Baco-Taylor, ahli biologi laut di Florida State University.

Bahkan gunung api bawah laut digunakan oleh paus sebagai titik arah. Namun, kemudian ahli biologi memperdebatkan peran gunung api bawah laut dalam keanekaragaman hayati laut.

Peta baru akan gunung api bawah laut dapat membantu upaya untuk meningkatkan perlindungan keanekaragaman hayati di perairan internasional di bawah perjanjian perlindungan laut yang baru.

"Kita tidak dapat melindunginya jika kita tidak mengetahui keberadaannya," ungkap Chris Yesson, ahli biologi kelautan di Zoological Society of London's Institute of Zoology.

Namun, Yesson menambahkan bahwa ia dan rekannya tidak akan membuang waktu yang begitu banyak untuk meneliti gunung api bawah laut.

Pasalnya, beberapa rekannya pernah melakukan perjalanan ke Samudra Hindia untuk mempelajari gunung api bawah laut. Sayangnya, gunung api bawah laut tersebut hanyalah sesuatu yang tercipta dari kesalahan catatan kedalaman presonar.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads