Hari Buruh Internasional diperingati pada tanggal 1 Mei setiap tahunnya. Negara-negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia, merayakan Hari Buruh guna menghormati sekaligus mengingat perjuangan buruh melawan pelanggaran hak-hak mereka.
Hari Buruh berkaitan dengan gerakan buruh pada abad ke-19 di Amerika Serikat. Gerakan tersebut menuntut hak-hak pekerja, salah satunya terkait jam kerja menjadi maksimal 8 jam per hari seperti dijelaskan dalam Ensiklopedia Britanica.
Sementara di Indonesia, perjuangan buruh memiliki sejarah yang sangat panjang. Sejarah itu tak lepas dari ke-4 tokoh yang dinobatkan sebagai Pahlawan Buruh Nasional oleh Partai Buruh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari detikNews pada peringatan Hari Buruh 2022 silam, Partai Buruh menganugrahkan gelar Pahlawan Buruh Nasional kepada Marsinah, Jacob Nuwa Wea, Muchtar Pakpahan, dan Thamrin Mosii.
Siapakah ke-4 tokoh tersebut? berikut profil para tokoh buruh nasional.
Profil 4 Tokoh Buruh Nasional
1. Marsinah
Nama Marsinah tidak asing di kalangan aktivis. Sosok Marsinah mulai terkenal saat unjuk rasa buruh di perusahaan arloji bernama PT Catur Putra Surya (PT CPS) di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
Marsinah memimpin unjuk rasa pada 3 dan 4 Mei 1993. Menurut Buku Laporan Kasus Kekerasan Penyidik dalam Kasus Marsinah 1995 oleh Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), penyebab unjuk rasa itu dipicu oleh pelanggaran sejumlah hak buruh oleh pihak manajemen perusahaan.
Selepas melayangkan surat protes pada 5 Mei, Marsinah dinyatakan hilang. Jasad Marsinah ditemukan 3 hari kemudian di pinggiran hutan jati wilangan, Desa Jegong, Kecamatan Wilangan Nganjuk.
Kasus kematian Marsinah naik setelah sejumlah aktivis, mahasiswa, buruh, dan Lembaga Swadaya Masyarakat mempersoalkan penyebab kematiannya. Polisi dan tentara pun mengusut kematian Marsinah dengan menangkap 9 petinggi dan karyawan PT CPS.
Kendati demikian, Mahkamah Agung membebaskan para terdakwa pada 29 April 1995. Hasil persidangan mengecewakan pendukung Marsinah, membuat mereka terus menyuarakan tuntutan agar kasus pembunuhan Marsinah diselidiki dengan terang.
Hingga kini, Marsinah masih dikenang sebagai pahlawan buruh nasional. Atas jasanya, ia juga dianugerahi Penghargaan Yap Thiam Hien.
2. Jacob Nuwa Wea
Jacob Nuwa Wea adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) pada tahun 2001-2004. Ia merupakan Menakertrans pertama yang datang dari kalangan buruh.
Jacob awalnya menjabat sebagai Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) sejak tahun 2000 sebelum ditunjuk oleh Presiden Megawati sebagai menteri. Salah satu terobosannya adalah Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Pria asal Nagekeo, Flores, Nusa Tenggara Timur itu juga aktif di Kesatuan Buruh Marhaenis. Jacob juga aktif di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai Wakil Ketua DPD PDIP DKI, dan Ketua DPP PDIP. Jacob Nuwa Wea meninggal pada 9 April 2016.
3. Muchtar Pakpahan
Muchtar Pakpahan adalah tokoh buruh Indonesia yang mendirikan serikat buruh independen pertama di Indonesia yakni DPP Serikat Buruh Sejahtera Indonesia. Lahir di Simalungun, Sumatera Utara, ia mulai aktif memperjuangkan nasib kaum buruh sejak era Orde Baru.
Muchtar Pakpahan bekerja sebagai pengacara pada 1978 dan menjadi advokat pada 1986. Saat itu, Muchtar bahkan memberikan konsultasi hukum gratis.
Berkat kegigihannya membela kaum buruh, Muchtar Pakpahan meraih berbagai penghargaan hak asasi manusia internasional. Muchtar Pakpahan juga pernah menjadi anggota Governing Body ILO mewakili Asia dan Vice President World Confederation of Labor (ILO).
Pria yang telah memperoleh berbagai penghargaan hak asasi manusia internasional itu juga semasa hidupnya aktif sebagai pengacara di firma hukumnya, Muchtar Pakpahan Associates. Dia juga mengajar di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI). Muchtar Pakpahan meninggal di Jakarta, pada 21 Maret 2021.
4. Thamrin Mosii
Thamrin Mosii turut memprakarsai Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI). Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), organisasi yang sama dengan Jacob Nuwa Wea.
Ia dikenal sebagai organisator yang sangat kuat dan berkomitmen untuk membela dan melindungi pekerja. Menurut IndustriALL Global Union, ia juga berkontribusi besar pada pergerakan serikat buruh di Indonesia.
Thamrin Mosii bekerja di PT Panasonic Manufacturing Indonesia dari tahun 1971 hingga 2002. Di sana, ia mendirikan serikat pekerja lokal sekaligus menjadi ketua serikat pabrik Panasonic pada tahun 1978. Thamrin Mosii meninggal pada 19 Agustus 2012.
Itulah 4 tokoh buruh nasional yang wajib kamu ketahui. Selamat Hari Buruh Internasional, detikers!
(nir/nwy)