Warna adalah salah satu aspek dari objek apapun yang dijelaskan dalam tiga kriteria yaitu rona, kecerahan, dan saturasi. Tapi apakah warna bisa dirasakan?
Dikutip dari Ensiklopedia Britannica, dalam fisika, warna diasosiasikan dengan radiasi elektromagnetik dari sebuah rentang panjang gelombang yang terlihat oleh mata manusia.
Ketika suatu objek terpapar banyak cahaya, warna objek tersebut baru akan terlihat. Untuk itu cahaya adalah salah satu aspek yang diperlukan untuk menentukan persepsi warna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Penemuan Warna
Persepsi tentang warna hadir sejak zaman Aristoteles, ketika ia memandang warna sebagai produk campuran putih dan hitam. Hal ini sempat dipercaya secara umum setidaknya hingga tahun 1666.
Namun, pada masa Isaac Newton persepsi tentang warna berubah. Newton melakukan percobaan prisma yang akhirnya memberikan dasar ilmiah untuk pemahaman warna.
Newton menyatakan bahwa sebuah prisma dapat memecah cahaya putih menjadi berbagai warna yang akhirnya disebut sebagai spektrum.
Karena hal itu, Newton akhirnya menggunakan tujuh nama warna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru , nila, dan ungu dengan analogi tujuh tangga nada musik.
Karena terlihat secara visual, bisakah warna dicicipi indra manusia? Begini penjelasannya.
Kondisi Sinestesia
Pada dasarnya, warna tentu tak bisa dicicipi indra manusia karena terbentuk secara visual yang diproses oleh otak.
Namun, pada beberapa orang mereka bisa memikirkan warna tertentu dan merasakannya sehingga timbul selera tertentu. Kondisi ini disebut sebagai sinestesia.
Dikutip dari laman Wonderopolis, sinestesia adalah kondisi neurologis yang mempengaruhi cara kerja otak dalam memproses informasi. Informasi yang datang akan mempengaruhi banyak indra.
Akibatnya, otak memproses lebih lanjut sehingga seseorang bisa mengalami perasaan dua indera atau lebih di saat yang bersamaan.
Misalnya, ketika indera pendengaran aktif karena mendapat rangsangan, indera lainnya yang tidak terkait seperti perasa dan pembau ikut menjadi aktif.
Sehingga ketika seseorang dengan kondisi sinestesia mendengar warna 'merah', ia bisa merasakan bau atau mengecap dari berbagai objek yang berwarna merah.
Jenis Sinestesia
Kondisi sinestesia adalah hal yang tidak terlalu umum. Para ahli menjelaskan kondisi ini hanya menimpa 1 dari 2000 orang dan biasanya lebih sering menimpa pada wanita.
Bila dikerucutkan, sinestesia biasanya terjadi pada mereka yang berprofesi sebagai seniman, penulis, dan musisi.
Karena prosesnya mempengaruhi kombinasi indera, mungkin ada 60-80 jenis sinestesia. Jenis yang paling umum diketahui sebagai sinestesia warna grafem.
Jenis ini melibatkan huruf dan angka yang diasosiasikan dengan warna atau pola warna tertentu.
Sedangkan yang lain seperti mencium aroma ketika mendengar suara tertentu, melihat musik sebagai warna di udara, merasakan kata-kata, melihat warna tertentu saat merasakan sakit, hingga mempercayai tekstur yang menyebabkan emosi.
Diketahui, sinestesia pertama kali dipelajari pada akhir abad ke-19. Namun penelitian modern baru dimulai pada tahun 1970-an.
Kini beberapa teori telah berkembang, namun para ahli masih belum sepenuhnya memahami apa itu sinestesia. Karena sulit, kebanyakan ahli percaya kondisi ini memang terjadi karena komponen genetik yang saling berperan.
(faz/faz)