Warna Rahasia Berpendar dari Bunga Matahari, Begini Fungsinya

ADVERTISEMENT

Warna Rahasia Berpendar dari Bunga Matahari, Begini Fungsinya

Trisna Wulandari - detikEdu
Kamis, 27 Apr 2023 13:30 WIB
Pengunjung menikmati suasana Ladang Bunga Matahari di Pandanrejo, Bumiaji, Batu, Jawa Timur, Kamis (16/3/2023). Ladang bunga matahari yang memiliki luas sekitar 3.000 meter persegi dan dikelola oleh petani setempat tersebut akan tutup sementara hingga akhir April guna sesi perawatan dan pemulihan tanaman. ANTARA FOTO/Muhammad Mada/Zk/aww.
Bunga matahari punya warna rahasia yang menarik hewan penyerbuk. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Jakarta -

Di mata manusia, mahkota bunga matahari hanya berwarna kuning terang. Namun di mata lebah, ada pola pigmen ultraviolet yang berpendar menarik pandangan.

Pigmen ultraviolet terakumulasi di mahkota berbagai bunga. Kendati tidak kasat mata di pandangan manusia, pigmen yang seolah bersinar ini dapat dilihat oleh pollinators atau hewan penyerbuk seperti lebah, seperti dikutip dari Encyclopaedia Britannica.

Pola UV Menarik Hewan Penyerbuk

Jika dilihat dalam spektrum UV (di luar jenis cahaya yang tampak di mata manusia), bunga matahari ternyata menumpuk pigmen penyerap UV di dasar ligula.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ligula adalah kelopak bunga yang membesar dan menyatu dari lingkar kuntum terluar perbungaan matahari. Di seluruh perbungaan, kemudian muncul pola UV bullseye, seperti dilaporkan peneliti dan guru besar herbarium, Camelia Maier dalam International Journal of AgriScience Vol. 4 (5).

Berdasarkan perbandingan pada 2.000 bunga matahari liar, ukuran pola UV bullseye berbeda-beda. Nah, hewan penyerbuk seperti lebah rupanya mampu membedakan ukuran ini dan lebih suka yang besarnya menengah.

ADVERTISEMENT

Pengaruh Gen

Gen tunggal HaMYB111 rupanya bertanggung jawab atas sebagian besar keberagaman pola UV di bunga matahari (Helianthus annuus).

Gen ini mengatur produksi bahan kimia glikosida flavonol, yang terkonsentrasi tinggi di bagian ligula penyerap UV.

Di sisi lain, gen yang sama rupanya juga memicu pigmentasi UV pada kelopak selada thale (Arabidopsis thaliana). Selada thale sendiri bisa menyerbuki dirinya sendiri sehingga umumnya hidup tanpa penyerbuk. Karena itu pula, bunganya putih kecil dan sederhana.

Namun, kelopaknya penuh dengan flavonol penyerap UV. Dari situ, peneliti memperkirakan bahwa pigmen UV tidak melulu berkaitan dengan penyerbukan.

Pengaruh Bahan Kimia

Glikosida flavonol rupanya juga dapat mengatur transpirasi di samping penyerapan UV. Alhasil, ligula dalam pola UV besar (sehingga glikosida flavalonnya juga banyak) lebih lambat kehilangan kandungan air ketimbang ligula dengan pola UV kecil.

Ligula dalam pola UV besar umumnya dijumpai di bunga matahari dari daerah beriklim lebih kering.

Temuan peneliti Ryo Nakabayashi dkk di The Plant Journal ini menunjukkan bahwa ada dua manfaat pigmentasi UV: meningkatkan daya tarik bunga di mata lebah dan hewan penyerbuk lain, serta mempertahankan kandungan air di bunga matahari agar bisa hidup lebih lama di lingkungan yang lebih kering dan yang mengalami perubahan iklim.




(twu/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads