Para arkeolog menemukan benteng Romawi yang telah lama hilang di lapangan dekat Sekolah Dasar Carleith di West Dunbartonshire, Skotlandia.
Benteng tersebut diduga menjadi tempat belasan tentara Romawi berjaga. Tiap minggu, prajurit yang tinggal di benteng akan bertukar jaga dengan detasemen tentara lain dari benteng terdekat yang lebih besar, seperti dikutip dari Smithsonian Magazine.
Keberadaan benteng Romawi ini sebelumnya disebutkan ahli kepurbakalaan Robert Sibbal pada 1707. Ia memperkirakan adanya benteng kecil di kawasan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pencarian sepanjang 1970-an dan 1980-an belum membuahkan hasil. Namun, seiring berkembangnya teknologi, para arkeolog telah menemukan benteng yang dulu hilang. Bagaimana caranya?
Penemuan Benteng Romawi di Skotlandia
![]() |
Riona McMorrow sebagai wakil kepala warisan dunia di Historic Environment Scotland (HES) mengatakan bahwa gabungan hasil pengamatan dari 300 tahun lalu dan teknologi baru bantu menemukan benteng yang pernah hilang ini.
Para arkeolog menggunakan gradiometri untuk menemukan benteng di bawah tanah tanpa menggalinya.
Gradiometri adalah teknik survei geofisika yang menggunakan variasi kecil medan magnet Bumi untuk menemukan objek yang terkubur di balik permukaan tanah.
Dengan metode inilah ditemukan dasar batu benteng pada benteng. Bangunan ini diperkirakan setinggi lebih dari enam kaki atau 1,83 meter.
Benteng Romawi tersebut diperkirakan juga punya dua bangunan kayu sebagai tempat peristirahatan para prajurit yang bertugas.
Bagian dari Area Pertahanan Tembok Antonine
Temuan baru ini adalah benteng kecil ke-10 di wilayah setempat dan ke-42 di sepanjang area pertahanan Tembok Antonine, satu dari enam Situs Warisan Dunia UNESCO di Skotlandia.
Kendati hanya digunakan selama 20 tahun, Tembok Antonine dari tahun 142 M itu menjadi simbol teknologi pertahanan Romawi di area perbatasan. Benteng-benteng kecil tersebut dibangun untuk mengontrol populasi orang asli di wilayah itu.
Lalu, mengapa tembok tersebut hanya digunakan selama dua dekade, lalu ditinggalkan?
Mantan kepala inspektur monumen kuno David Breeze dari HES menjelaskan, tembok Antonine merupakan salah satu area perbatasan paling maju di masa Kekaisaran Romawi.
Para sejarawan dan arkeolog masih mencari tahu dan coba memahami sejarah tembok Romawi ini.
"Kami percaya ada lebih banyak lagi yang dapat ditemukan. Penemuannya akan bantu kita untuk memahami rencana awal area perbatasan tersebut," pungkasnya.
(twu/twu)