Berabad-abad lalu Nusantara terdiri dari berbagai kerajaan dengan coraknya masing-masing termasuk agama. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan bercorak Hindu-Budha terakhir yang ada di Nusantara.
Nah, detikers yuk kita simak informasi terkait kerajaan dengan corak Hindu-Budha terakhir di Nusantara.
Lokasi Kerajaan Majapahit
Uniknya, selama Kerajaan Majapahit berjaya, terdapat tiga kali perpindahan pusat pemerintahannya. Kendati demikian, ketiga pusat pemerintahan tersebut tetap berada di Jawa Timur dan tidak memiliki jarak yang terlalu jauh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat dipimpin oleh Raden Wijaya (pendiri dan raja pertama Kerajaan Majapahit), pusat kepemimpinan kerajaan ini terletak di Mojokerto yang jika digambarkan dengan lokasi saat ini, maka terletak di tepi Sungai Berantas.
Namun, pada saat masa pemerintahan Sri Jayanegara (raja kedua Majapahit), pusat pemerintahan dari kerajaan ini dipindahkan menuju ke Trowulan yang memiliki jarak sejauh 12 km dari pusat kota Mojokerto.
Daha atau yang saat ini dikenal sebagai Kediri merupakan pusat pemerintahan Majapahit setelah Trowulan dan merupakan lokasi pusat pemerintahan terakhir sebelum keruntuhan dari kerajaan ini.
Dikutip dari buku Majapahit yang diterbitkan Balai Arkeologi Yogyakarta, kakawin Negarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca merupakan sumber tertulis yang penting untuk mengetahui gambaran kota Majapahit sekitar tahun 1350.
Kota pada masa itu bukanlah kota dalam arti kota modern. Ahli sastra Jawa dari Belanda Theodoor Gautier Thomas Pigeaud kajiannya terhadap Negarakertagama menyimpulkan Majapahit bukan kota yang dikelilingi tembok.
Kota Majapahit merupakan sebuah kompleks permukiman besar yang meliputi sejumlah kompleks yang lebih kecil, satu sama lain dipisahkan oleh lapangan terbuka. Tanah-tanah lapang digunakan untuk kepentingan publik, seperti pasar dan tempat-tempat pertemuan.
Sejumlah peneliti menghubungkan gambaran kota Majapahit yang tercatat dalam Negarakertagama dengan peninggalan situs arkeologi di daerah Trowulan, yang terletak di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Arkeolog Belanda Henri Maclaine Pont menempatkan keraton raja Majapahit di sebelah timur Kolam Segaran, yaitu di sekitar lokasi sisa-sisa bangunan Candi Menak Jinggo. Di sebelah selatan istana terdapat tempat kediaman pemimpin keagamaan.
Sebelah timur laut dan tenggara istana terdapat tempat kediaman para pendeta Brahma dan tempat pemandian. Sampai sekarang hipotesis Maclaine Pont itumasih menjadi perdebatan para ahli.
Berdasarkan jarak dan keletakan empat situs (Sedah,Lebakjabung, Klinterejo dan Badas-Tugu) yang mengikutiarah mata angin, diperkirakan luas Kota Majapahit, yaitu 11 km x 9 km, memanjang utara-selatan.
Alasan di Balik Runtuhnya Kerajaan Majapahit
Kerajaan yang didirikan oleh Raden Wijaya setelah keruntuhan kerajaan Singasari, mengalami masa kejayaannya di bawah pimpinan Hayam Wuruk yang dimulai pada tahun 1350 M hingga 1389 M.
Ia dibantu oleh Patih Gajah Mada untuk menyatukan wilayah Nusantara di bawah Sumpah Palapa. Setelah berhasil menyatukan beberapa wilayah di Nusantara, kerajaan majapahit mencapai masa keemasannya.
Sayangnya, setelah era kepemimpinan Hayam Wuruk berakhir, Majapahit mulai mengalami keruntuhannya. Wikramawardhana, raja Majapahit setelah Hayam Wuruk digadang-gadang sebagai sosok di balik runtuhnya kerajaan ini.
Pasalnya, keruntuhan Majapahit kerap disebutkan karena masalah internal yang dimiliki oleh kerajaan tersebut. Bahkan pada saat Wikramawardhana ditunjuk sebagai pengganti Hayam Wuruk sudah menuai berbagai kecaman.
Sayangnya, Wikramawardhana tidak bisa mempertahankan masa kejayaan Majapahit dan terjadi pelepasan daerah kekuasaan. Selain itu, wabah kelaparan yang terjadi di Majapahit pada tahun 1426 M juga terjadi di bawah pemerintahan Wikramawardhana.
Peninggalan Kerajaan Majapahit
Berikut merupakan beberapa artefak peninggalan dari kerajaan Majapahit yang dapat digunakan untuk membuktikan eksistensi dari kerajaan ini:
* Kitab Negarakertagama
Merupakan peninggalan karya sastra yang dituliskan oleh Mpu Prapanca. Berisikan terkait sejarah milik Majapahit, seperti nama raja hingga wilayah kekuasaan kerajaan.
* Kitab Sutasoma
Sama seperti Kitab Negarakertagama, kitab ini juga merupakan peninggalan karya sastra tetapi dituliskan oleh Mpu Tantular menggunakan aksara Bali dengan bahasa Jawa Kuno. Kitab inilah merupakan asal dari semboyan kita, yaitu 'Bhinneka Tunggal Ika'.
* Candi Panataran
Ditemukan di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar yang di halamannya terdapat prasasti Palah. Prasasti tersebut berisikan kirab Hayam Wuruk di Jawa Timur.
* Candi Tikus
Candi Tikus juga merupakan peninggalan yang berasal dari era Hayam Wuruk. Candi ini ditemukan pada tahun 1914 oleh Bupati Mojokerto saat itu, yaitu RAA Kromodjojo. Dahulu candi ini berfungsi untuk tempat mandi para raja serta tempat melaksanakan upacara tertentu.
* Candi Jabung
Merupakan tempat pemakaman bagi keluarga raja, yaitu Bhra Gundal. Candi ini berada di Probolinggo, Jawa Timur dan dulunya pernah dikunjungi oleh Hayam Wuruk.
* Gapura Bajangratu
Gapura yang dilengkapi dengan relief Ramayana pada sisinya serta relief Sri Tanjung di kakinya diperkirakan berasal dari abad ke-14 dan berada di Dukuh Kraton, Desa Temon, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
(pal/pal)