Studi Ungkap Kaitan Litium dalam Air Keran dengan Risiko Autisme, Ini Faktanya

ADVERTISEMENT

Studi Ungkap Kaitan Litium dalam Air Keran dengan Risiko Autisme, Ini Faktanya

Martha Grattia - detikEdu
Rabu, 12 Apr 2023 07:30 WIB
Shot of a little girl drinking water directly from the kitchen tap at home
Foto: iStockphoto/PeopleImages
Jakarta -

Sebuah studi terbaru menemukan hubungan antara jumlah litium dalam air keran dengan risiko autisme. Wanita hamil yang airnya mengandung banyak litium diketahui memiliki peningkatan risiko pada anak yang didiagnosa autisme.

Dilansir dari laman IFL Science, studi dari Denmark ini menunjukkan paparan tertinggi yang mencapai 50%, namun penyebabnya sendiri belum terbukti.

Beate Riz sebagai penulis studi, mengatakan bahwa perkembangan otak manusia perlu diawasi dari setiap kandungan air yang mereka minum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena akhir-akhir ini adanya pembuangan baterai litium di pembuangan sampah yang mencemari air dan tanah ini membuat sumber litium dalam air semakin meningkat.

Ibu Hamil Tidak Boleh Mengonsumsi Litium

Litium sendiri kerap digunakan sebagai obat, biasanya untuk gangguan depresi dan gangguan bipolar karena efek penstabil mood.

ADVERTISEMENT

Namun, ini tidak direkomendasikan kepada ibu hamil atau yang berencana untuk hamil karena dengan mengonsumsi litium dapat meningkatkan kemungkinan keguguran dan anomali kelahiran.

Para peneliti mengendalikan variabel yang menjadi faktor autisme ini menemukan bahwa tingkat autisme meningkat seiring dengan jumlah litium di dalam air.

Ini terlihat ketika di daerah perkotaan memiliki risiko yang lebih tinggi daripada daerah pedesaan.

Tulisan pada studi ini mampu mengendalikan variabel seperti jenis kelamin dan usia, namun tidak dengan gangguan spektrum autisme yang kian menjadi kompleks dan tidak mungkin untuk menetapkan penyebab sebenarnya.

Diperlukan Penelitian Lebih Lanjut

Dr Rosa Hoekstra dari Institut Psikiatri, Psikologi, dan Ilmu Saraf di King's College London mengatakan bahwa penelitian ini dasarnya mencari hubungan antara kadar air litium di sekitar ibu hamil dan ibu yang anaknya didiagnosa autisme.

Karena ini hal yang kontroversial dan susah dipelajari, para ahli sangat berhati-hati saat mengolah data.

Untuk mengidentifikasi benar adanya hubungan litium dan autisme, diperlukan lebih banyak penelitian lagi untuk mengulik penyebabnya.

Meski begitu, penelitian ini kemudian menjadi pembahasan topik yang menarik mengenai gangguan yang sangat kompleks pada lingkungan baru.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads