Tari remo adalah salah satu tarian tradisional Indonesia yang berasal dari Jawa Timur dan menjadi warisan budaya tak benda. Diadopsi dari kebudayaan daerah, tarian ini memiliki gerakan indah yang khas yang melekat dengan Jawa Timur.
Yuk, kita simak informasi terkait tari remo yang dapat menambah wawasan kalian terkait tari tradisional yang mengutip dari laman Kemdikbud dan buku 'Keanekaragaman Seni Tari Nusantara' yang ditulis oleh Resi Septiana Dewi.
Asal Usul Tari Remo
Tari remo merupakan tari tradisional yang berasal dari Jawa Timur dan oleh masyarakat setempat disebut sebagai tari ngremo. Tepatnya tari ini berasal dari kecamatan Diwek, desa Ceweng, Kabupaten Jombang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui bahwa tarian ini diciptakan oleh warga yang berprofesi sebagai penari keliling pada masa tersebut. Awalnya pada tahun 1907 tarian ini digunakan sebagai pembuka dari pentas pertunjukan ludruk.
Cerita yang dibawakan oleh tari remo merupakan perjuangan seorang pangeran dalam medan pertempuran. Oleh sebab itu, pada awal dikenalkannya tari remo biasanya akan dimainkan oleh pemain pria saja.
Perkembangan tarian ini menyebabkan saat ini tari remo juga dapat ditarikan oleh pemain perempuan. Hanya saja gerakan dan busana tari remo putri mengalami sedikit pergeseran dan tidak sama persis dengan aslinya.
Saat ini tari remo tidak hanya digunakan sebagai pembuka tari ludruk saja tetapi juga kerap digunakan sebagai sambutan tamu kenegaraan, upacara-upacara kenegaraan serta festival kesenian daerah.
Karakteristik yang dimiliki oleh tari remo adalah gerakan kaki penarinya yang rancak dan dinamis. Lonceng-lonceng akan dipasangkan pada pergelangan kaki setiap pemain yang akan berbunyi setiap pemain melangkah atau menghentakan kaki.
Busana Tari Remo
Busana yang dikenakan oleh penari tari remo memiliki berbagai macam gaya, yaitu:
Busana Gaya Surabayaan
Gaya busana ini identik dengan gaya kerajaan pada abad ke 18 dengan menggunakan ikat kepala merah, baju tanpa kancing dengan warna hitam. Celana yang digunakan oleh penari hanya sampai pertengahan betis serta diikat dengan jarum emas.
Terdapat dua selendang yang akan dikenakan oleh penari yaitu di pinggang dan di bahu. Kemudian para penari akan memegang ujung dari masing-masing selendang tersebut.
Busana Gaya Sawunggaling
Busana ini memiliki kesamaan dengan busana gaya Surabayan. Namun, busana gaya Sawunggaling akan mengenakan kaos putih lengan panjang yang kemudian membuat gaya ini menjadi identik.
Busana Gaya Malangan
Sama seperti busana gaya Sawunggaling, busana gaya Malangan juga menyerupai busana gaya Surabayan. Namun, yang menjadi ciri khas busana ini adalah celananya yang panjang sampai dengan mata kaki dan tidak disematkan dengan jarum.
Busana Gaya Jombangan
Busana ini memiliki persamaan dengan busana dengan gaya Sawunggaling. Namun, pada busana gaya Jombangan para penari tidak menggunakan kaos melainkan mereka akan mengenakan rompi.
Busana Tari Remo Putri
Busana ini sangat berbeda dengan gaya busana yang lainnya. Para penari akan menggunakan sanggul, menggunakan mekak hitam untuk menutupi dada, menggunakan rapak untuk menutupi bagian pinggang sampai dengan lutut serta menggunakan satu selendang yang dipasang di bahu.
Pola Gerak dan Musik Pengiring Tari Remo
Gerak yang dimiliki oleh tari remo identik dengan posisi kuda-kuda serta langkah dan hentakan kaki yang mengeluarkan bunyi dari lonceng kecil pada pergelangan kaki. Para penari akan melakukan gerakan tersebut secara dinamis dan rancak beriringan.
Keindahan yang dimiliki oleh tari remo ditambah karena ada keselarasan pada selendang, gerak tangan, anggukan dan gelengan kepala serta ekspresi pada wajah penari. Tentunya keselarasan tersebut mampu membuat siapa yang melihatnya menjadi terpikat dengan tari remo.
Musik yang khas dalam pengiringan tari remo terdapat pada lonceng-lonceng kecil pada kaki para penari. Namun, tari ini juga diiringi dengan gamelan yang terdiri atas bonang barung atau babok, bonang penerus, gambang, saron, gender, suling, slentem siter, kenong, kethuk, kempul, dan gong.
Sedangkan irama yang sering digunakan dalam pengiringan tari remo adalah jula-juli dan tropongan, gending walangkekek, gendok rancak, krucilan serta gending-gending kreasi baru. Uniknya ketika digunakan dalam pertunjukan ludruk penari akan menyanyikan sebuah lagi dalam sela-sela tariannya.
(pal/pal)