Sastra lisan Dulmuluk merupakan pertunjukan rakyat yang disinyalir terancam punah. Menurut Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kepulauan Babel Muhammad Irsan, sastra lisan Dulmuluk hanya memiliki beberapa pegiat dan penuturnya bahkan hanya tinggal 1 orang.
"Kegiatan kurang dari beberapa orang, yang penutur hanya 1 orang dan umurnya sudah hampir 70 tahun," ungkap Irsan di Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung, dikutip Rabu (31/3/2023).
"Oleh karena itu, kami berinisiatif bekerja sama dengan pemerintah daerah termasuk dengan kesenian Belitung untuk bersama-sama melakukan revitalisasi sastra lisan ini," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, sastra lisan Dulmuluk merupakan sastra lisan yang tersebar di Bangka Belitung dan Sumatera Selatan.
Dikutip dari situs Badan Bahasa Kemdikbud, sastra Dulmuluk berisi pembacaan kitab-kitab berisi hikayat, baik dalam bentuk syair maupun cerita.
Dulmuluk berasal dari pembacaan syair Abdul Muluk. Seiring waktu, praktinya berubah jadi seni teater tradisi. Syairnya kadang diplesetkan sehingga jadi lucu dan memicu suasana akrab dengan penonton.
Masuk dalam program revitalisasi bahasa daerah, ragam sastra lisan yang hampir punah ini kemudian akan diperkenalkan lagi lewat pelatihan pada masyarakat hingga siswa sekolah.
Tanamkan Sastra Dulmuluk di Sekolah
Sebagai upaya revitalisasi, sastra Dulmuluk diajarkan di sekolah-sekolah Kecamatan Balok, Kabupaten Belitung. Tutur Irsan, pembelajaran sastra Dulmuluk berlangsung selama 4 bulan di sekolah dan diajarkan oleh para maestro dan pegiat sastra Dulmuluk.
"Kami meminta maestro atau pegiat sastra lisan tersebut untuk mengajarkan sastra lisan itu kepada para siswa yang ada di SMA," ujar Irsan.
Di akhir pembelajaran, siswa diminta untuk mempraktikkan apa yang telah diajarkan melalui pentas.
"Lewat proses pementasan, mereka bisa saling memahami antarpemain di dalam sastra lisan," jelas Irsan.
Tak sampai di situ, pembelajaran sastra Dulmuluk terus berlanjut berkat antusiasme siswa, dinas pendidikan, hingga pemerintah daerah.
"Bahkan di SMA itu sastra lisan itu menjadi salah satu program ekstrakurikuler yang diikuti oleh para siswa, dan peminatnya banyak sekali," ungkapnya bangga.
(nir/twu)