Tari saman merupakan salah satu tarian yang unik dan dikenal oleh dunia. Tari yang masuk dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO ini populer di masyarakat.
Mengutip dari laman Kemendikbud, tari saman merupakan salah satu kesenian tradisional yang berasal dan berkembang di masyarakat Gayo di Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Timur (Kecamatan Serbejadi), Kabupaten Aceh Tamiang (Tamiang Hulu).
Tari saman sendiri merupakan tradisi yang biasa dilakukan oleh laki-laki muda untuk mengisi waktu luangnya, baik saat di sawah, bahkan sepulang mengaji mereka menyempatkan untuk berlatih saman. Tari saman sendiri kerap dipentaskan sebagai media silaturahmi, menjalin persahabatan, media berdakwah, dan menyampaikan pesan-pesan moral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, tarian ini juga menarik banyak perhatian dari para pecinta seni, terutama seni tari. Tari saman dapat dikatakan sebagai tarian yang unik karena tidak menggunakan alat musik sebagai pengiringnya.
Tari saman hanya menampilkan gerakan tangan, badan, dan kepala. Hal menarik lainnya adalah tarian ini dalam posisi duduk dan menggoyangkan badan ke kiri kanan saat syair lagu dinyanyikan.
Sejarah Tari Saman
Mengutip dari buku Mengenal Kesenian Nasional 11: Tari Saman oleh N Fardhilah, tari saman ini merupakan tarian tradisional yang dikembangkan dari sebuah permainan rakyat, yaitu Tepuk Abe. Tarian ini diciptakan oleh Syekh Saman sekitar abad 14 Masehi, seorang penyebar agama Islam di Aceh. Maka dari itu, nama tari saman diambil dari nama penciptanya.
Permainan tepuk abe ini dikembangkan menjadi tarian karena sangat diminati oleh masyarakat Aceh saat itu. Maka dari itu Syekh Saman mulai mengembangkan tarian ini dengan menyisipkan syair-syair atau puji-pujian kepada Allah SWT, serta diiringi oleh perpaduan tepukan-tepukan para penari.
Maka dari itu, tarian ini digunakan oleh Syekh Saman sebagai media dakwah agama Islam pada saat itu. Selain iu mengingat kondisi Aceh dalam masa peperangan, maka Syekh Saman menambah syair-syair yang menumbuhkan semangat juang masyarakat Aceh saat itu.
Pertunjukan seni tari saman sempat ditentang pada masa penjajahan Belanda. Belanda mengasumsikan bahwa tarian ini menyebarkan unsur magis yang dapat menyesatkan.
Akan tetapi, anggapan dan larangan dari pemerintah Belanda ini diabaikan oleh rakyat Aceh saat itu. Dan akhirnya, tarian ini terus berkembang sampai sekarang dan kerap ditampilkan pada perayaan keagamaan, adat istiadat, hingga kenegaraan. Tak hanya itu, tari saman kerap ditampilkan pada acara-acara besar hingga dipertunjukkan ke luar negeri.
Jenis-jenis Saman pada Tari Saman
Dikutip dari laman Kemendikbud, saman sudah menjadi kebudayaan masyarakat Gayo. Umumnya saman dilakukan di bale saman atau lapangan kampung untuk ditampilkan pada hari-hari besar seperti upacara perkawinan dan sebagainya. Maka dari itu, terdapat berbagai jenis saman, diantaranya adalah:
- Saman yang dilakukan dengan duduk di atas pohon kelapa yang telah ditebang pada malam hari disebut dengan Saman Jejunten.
- Saman yang dilakukan pada saat istirahat dikala kegiatan menggirik padi yaitu Saman Njik.
- Saman yang dilakukan pada saat pesta perkawinan oleh pemuda-pemuda disebut dengan Saman Ngerje.
- Saman yang dilakukan pada hari besar keagamaan (Idul Fitri atau Maulid Nabi Muhammad SAW) disebut dengan Bejamu Besaman. Bejamu Besaman ini dilakukan dengan dua cara yaitu semalam suntuk (Saman Sara Ingi) dan dua hari dua malam (Soman Roa Lo Roa Ingi) dengan mengundang grup saman dari kampung lain.
- Saman yang dilakukan pada siang hari dalam rangka memperingati hari besar disebut Saman Bale Asam. Biasanya dilaksanakan bersama-sama di sebuah lapangan dan mengundang grup saman dari berbagai kampung untuk bertemu dan bertanding.
Gerakan Tari Saman
Dikutip dari Keanekaragaman Seni Tari Nusantara oleh Resi Septiana Dewi, tari saman menggunakan dua unsur yang menjadi unsur dasar tarian itu sendiri yaitu tepuk tangan dan tepuk dada. Ketika menyebarkan agama Islam, Syekh Saman diduga mempelajari tarian melayu kuno, lalu menghadirkannya lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah Islam supaya memudahkan dakwahnya. Namun pada saat ini, tarian ini masih digunakan untuk media menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan tari.
Tarian ini termasuk salah satu tarian yang cukup unik karena menggunakan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang, saring (semua gerakan ini menggunakan bahasa Gayo). Selain itu terdapat dua baris orang yang bertepuk tangan sambil menyanyi dan harus menari dengan harmonis.
Tari saman mempunyai tempo, yang mana semakin lama akan semakin cepat. Hal ini membuat tari saman menjadi menarik dan memiliki gerak yang dinamis.
Nah Itu dia pengertian, sejarah, hingga gerakan dalam tari saman dari Aceh. Semoga menambah wawasan detikers ya!
(nah/nah)